18

1.5K 57 2
                                    

Devan ingat betul,tadi saat seorang adik kelas yang menembaknya itu memeluk Devan,Devan sempat melihat seorang gadis yang berlari berusaha menjauh dari kerumunan.Namun siapa gadis itu? Devan seperti mengenalnya.



"Jangan nangis lagi" bujuk Lingga.

Lingga dan Ainda kini sudah duduk berdua di aula, bersandar ke tembok dengan kaki yang diluruskan.

"..."

"Gue nggak suka liat lo nangis Ai" sambung Lingga.

"..." masih tidak ada balasan.

"Gue masih nggak tau pasti apa alasan lu nangis,tapi gue mohon.Jangan nangis di depan gue Ai."

"Jatuh cinta itu sakit ya kak.Apalagi klo kita cintanya secara diam diam" tiba tiba saja kata kata itu keluar dari bibir Ainda.

Lingga menatap Ainda.Jika sudah membahas ini,Lingga tau apa artinya.Devan.Pasti karena Devan.Lingga tau bahwa Ainda menyukai Devan,walaupun Ainda belum mau mengakuinya pada Lingga.Terlihat jelas dari cara Ainda menatap Devan.

Lingga meraih tangan Ainda,membuat Ainda yang awalnya menatap lurus ke depan kini beralih menatap Lingga.

"Sekali lagi.Jadi pacar gue Ai"

Lagi,Lingga lagi lagi menembak Ainda.

"Kak.." suara Ainda melembut

"Jawab 'iya' Ai" mohon Lingga.

"Kita udah bicara in ini kak." Ainda segera menarik tangannya yang di genggam oleh Lingga.

"Setidaknya izinin gue gantiin Devan di hati lu" Ainda mencoba mencari kebohongan di mata Lingga.Namun sial,Ainda tidak menemukan apapun kecuali secercah Harapan di mata Lingga.

"Saya nggak suka kak Devan"

"Jangan bohongin hati lu Ai.Cara lu ngeliat Devan itu beda.Gue tau itu"

"Kakak udah tau kan? Trus kenapa kakak pengen jadi pacar saya?" Tanya Ainda.Ia dibuat bingung oleh Lingga.

"Gue pengen gantiin Devan di hati lo Ai" Lingga menggenggam tangan Ainda lagi.

"Nggak kak.Saya berasa jadi orang jahat klo nerima kak padahal hati saya buat orang lain" Ainda melepaskan genggaman Lingga dan bangkit dari duduknya. Ainda berlari sekuat mungkin meninggalkan Lingga.

"Lu nolak gue lagi Ai" ucap Lingga pada dirinya sendiri.





Ainda berjalan perlahan menuju kelasnya.Namun,diperjalanan Ainda merasa ada yang memperhatikannya.Ainda mengedarkan pandangannya.Di dapatinya Devan yang sedang menatapnya dari kejauhan dengan tatapan datar.Pandangan mereka bertemu.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

Ainda sadar dari lamunannya,dan segera mengakhiri tatapan antara dirinya dan Devan.Ainda langsung saja berlari menuju kelasnya.

Sampainya dikelas,Ainda langsung mengelus dadanya.

"Astagfirullah,zina mata" ucap Ainda.Ia menutup kedua matanya dengan tanya nya sendiri.

Saat membuka mata,Ainda sudah dikejutkan dengan keberadaan Suzi,yang sudah ada di depannya.

"Ya Allah Suzi.Bikin kanget aja"

"Hahahha....Lu ngapain si tutup mata? Hayoo,lu ngebayangin apa dah?"

"Ih,aku nggak ngebayangin apa apa.Bener deh" Ainda mengangkat tangannya dan membentuk huruf 'V'

"Oh ya,sabtu kita jadi sparing sama SMK Cendrawasi nggak sih?" tanya Suzi.

"Nggak tau deh.Ini aja badan aku masih pada sakit semua gara gara latihan fisik" Ainda memegang kedua pundaknya yang memang terasa sakit karena push up kemarin.

"Iya sih gue juga.Lu tadi liat Vinia nggak? Dia nembak kak Devan tau..Ih,berani banget"

Jleb.

Itu lagi.

Ainda rasa hatinya berlubang sudah.

"Menurut gue juga Vinia bener.Daripada harus ngode ngide ke doi.Kan basi banget.Mending langsung jujur.Eh,tapi gimana ya klo misalnya kak Devan ilfil? Trus-" Suzi belum saja menyelesaikan kalimatnya,tiba tiba di potong oleh Ainda.

"Suzi.Aku ke toilet bentar ya" tanpa menunggu persetujuan Suzi,Ainda sudah meninggalkannya. Ia tidak sanggup harus mendengar apapun lagi tentang Vinia dan Devan.Yang hari ini sudah sukses menjadi perhatian semua siswa Airlangga.

Namun ternyata Ainda bukan ke toilet.Melainkan ke UKS Ainda merasa kepalanya sedikit pusing.Lebih baik ia ke UKS saja.

Ainda memasuki ruangan dengan bau khas obat obatan itu.Ia langsung menuju ke tempat tidur.Wajah Ainda pucat,kepalanya pusing.Ainda mulai memejamkan matanya.Hingga akhirnya ia terlelap.

Ainda mengerjapkan matanya,ia melihat jam yang melekat di pergelangan tangannya.

12.30

Astaga! Sudah 1 jam Ainda tertidur. Ia harus kembali ke kelas sekarang.Saat Ainda berusaha bangun dari posisi tidurnya,ia melihat sebuah kertas yang terletak di atas meja UKS. Ainda meraih kertas itu.

Jangan lupa dimakan.Tadi gue nggak sengaja ngeliat lu tidur pas gue mau ngambil obat.Badan lu panas,muka lu pucat.Istirahat aja.Udah gue izinin ke guru piket kok.Tenang aja.Jangan sampai kecapekan.

Kira kira begitulah tulisan yang ada di kertas itu.Ainda berusaha membolak balikan kertas itu berusaha mencari nama yang menulis surat itu.Namun nihil,Ainda tidak menemukan nama dari sang penulis atau inisial. Ainda melihat lagi ke meja UKS. Disana,sudah terletak roti dan juga susu.

"Siapa yang naruh ini semua?" Batin Ainda.

Ainda sama sekali tidak mengenal tulisan yang ada pada kertas itu.Ainda mengambil roti dan susu itu.

"Siapa pun yang ngasih ini,pasti dia orang baik.Btw,makasih banget" Ainda berbicara pada dirinya sendiri sambil tersenyum melihat roti dan susu yang kini sudah ia pegang.

Yang Tak TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang