17

1.5K 49 2
                                    

Latihan volly,lagi.Hari ini latihan volly di gunakan untuk berlatih fisik.Berlari sejauh 2 meter dilanjutkan dengan push up 10 kali,di lanjut lagi dengan loncat 15 kali,lanjut lagi lari 5 meter dan langsung jongkok,push up,loncat.Itu di lakukan berturut turut.Setelah itu,anak anak volly disuruh meloncati 2 ember dan 1 kursi.Sungguh melelahkan.

Tiba tiba Ainda memegangi kepalanya.Ainda berjalan mendekati pinta masuk aula.Ia terdiam sambil memegangi kepalanya.

"Kenapa Ainda?" tanya pembimbing vollynya.

"Ini pak,saya sempoyongan" jawab Ainda masih sambil memegangi kepalanya.

"Belum makan ya? Makan dulu sana baru lanjut latihan.Pingsan entar kamu" Pembimbing volly Ainda itu kini sudah berada di depan Ainda.

"Nggak pak,paling bentar lagi hilang" jawab Ainda.Ainda langsung saja duduk agar tidak semakin sempoyongan.

"Istirahat dulu,nanti klo udh nggak sempoyongan baru lanjut latihan" pembimbing volly Ainda berjalan dengan sedikit berlari meninggalkan Ainda dan lanjutkan meloncati ember ember yang disusun.

Ainda sangat pucat,ia hanya duduk bersandari di tembok sambil melihat teman temannya berlatih.Tiba tiba pandangan Ainda jatuh pada sepatu yang di kenakan seseorang yang kini berdiri di depan Ainda.Ainda memperhatikan dari sepatu,hingga naik ke atas dan tatapan mereka bertemu.
Ternyata Lingga.

"Nih" Lingga menyodorkan sebuah kantong yang ntah isinya apa.

"Apaan?" Tanya Ainda.

"Bom" jawab Lingga asal.

Ainda mengecurutkan bibirnya.
Lingga langsung saja duduk disamping Ainda.Dan mengacak acak rambut Ainda.

"Ih,sukanya berantakin doang deh" Ainda merapikan rambutnya.

"Nih makan gih.Lu pucet.Pak Riski bilang juga lu belum makan" Lingga menyerahkan kantung dan diterima oleh Ainda.Ternyata kantung itu berisi roti dan susu.

"Makasih" Ainda sudah membuka plastik roti dan mekannya.

"Makan sampai kenyang,gue latihan dulu" setelah berkata seperti itu,Lingga langsung saja berlari meninggalkan Ainda.

Tanpa sadar,senyum terukir di bibir Ainda.






"Gue cuma mau lu jadi cowok gue kak.Apa sih sudah nya bilang Iya? Gue kurang apa?" Seorang wanita yang sedang berhadapan dengan seorang lelaki itu kini sudah menjadi bahan tontonan siswa siswi SMA Airlangga.Karena penasaran,Ainda yang memang tubuhnya kecil menyelip antara siswa siswi hingga ia sampai di paling depan dan mendapati wanita yang menjadi tontonan itu.

"Vinia?" Batin Ainda.

Fyi,Vinia adalah teman kelas Ainda,yang Insha Allah rencananya ingin mengikuti ekstra Volly.

Ainda mengedarkan pandangannya,ia melihat seorang lelaki yang berdiri membelakangi Vinia.

"Kak Devan?" Ainda sudah ternganga.Jadi Devan dan Vinia lah yang menjadi perhatian semua siswa siswi.

"Kak,jadi pacar gue sekali aja" Suara Vinia bergetar,dapat di pastikan sebentar lagi air matanya akan jatuh.

Devan berbalik,menghadap ke arah Vinia.

"Gue balik.Bukan berarti gue terima lu.Tapi makasih,karna udah suka sama gue.Gue nggak tau apa yang harus lu sukain dari gue. Tapi jujur,gue nggak suka lu.Nggak suka bukan berarti benci.Maksud gue nggak suka itu,gue nggak punya perasaan ke lu.Tapi gue masih punya hati kok,kita temenan aja" Ya,kata kata itulah yang di ucapkan Devan untuk Vinia.Penolakan yang sangat halus.

Tanpa aba aba,Vinia langsung berlari memeluk Devan.

Jleb.

Ainda rasa ada yang retak di dalam sana.Sakit,namun tak berdarah.Sungguh.Ainda tidak tahan,ia langsung berlari meninggalkan kerumunan itu yang kini sudah dipenuhi oleh teriakan teriakan Alay para penonton. Padahal kan Devan tidak menerima Vinia.

Mata Ainda rasanya memanas,ia kini sudah berada di depan toilet wanita.

"Nggak,saya nggak boleh nangis" Ainda berbicara pada dirinya sendiri.

"Ai?" Panggil seseorang.

Ainda berbalik.

Lingga.

Ternyata Lingga yang memanggilnya.Tanpa diperintah,Ainda langsung memeluk Lingga.Lingga bahkan bingung dengan kelakuan Ainda.
Namun Lingga membiarkan pundaknya menjadi tempat Ainda menumpahkan tangisannya.Pundak Ainda naik turun semakin cepat .Agar tidak memicu kesalah pahaman karena mereka berdua berpelukan di depan kamar mandi wanita,akhirnya Lingga mengajak Ainda ke aula.Ya,Lingga yakin saat ini aula pasti sedang sepi,makanya Lingga mengajak Ainda ke sana saja.

Yang Tak TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang