"Jimin" panggilan itu membuatnya mengusak mata, Ia menggeliat didalam gulungan selimutnya membuat seseorang yang membangunkannya hanya tersenyum lebar menahan gemas.
"Jimin, sayang" elusan di punggung membuat Jimin mengerang lalu membuka mata, tersenyum tipis ketika tahu orang yang membangunkannya adalah Min Yoongi.
"Sayang, ayo mandi dan makan" tangan Yoongi sekarang terangkat untuk mengusak surai hitam tebal milik Jimin, membuat Jimin semakin menempelkan dirinya ke arah Yoongi.
"Yaampun" Yoongi terkekeh ketika Jimin meletakkan kepala di pangkuannya, pemuda itu tersenyum hangat lalu hanya mengelus helaian rambut Jimin.
Mereka terus seperti itu sampai 30 menit kedepan, Jimin yang menikmati elusan Yoongi di kepalanya dan Yoongi yang menikmati ekspresi Jimin.
"Sudah? Kau mau bangun?" Yoongi bertanya dengan lembut, membuat Jimin menganggukan kepalanya.
Laki-laki itu duduk, lalu mengulurkan tangannya ke arah Yoongi, mengisyaratkan ke yang lebih tua untuk menggendongnya sampai ke kamar mandi.
Melihat itu Yoongi terkekeh, lalu dengan senang hati Ia menggendong kekasihnya itu ke dalam kamar mandi.
***
Saat di ruang makan, Jimin dengan cerianya disuapi oleh Yoongi. Jimin makan terlalu semangat, hingga ada saus pasta yang mengotori ujung bibirnya.
Melihat Jimin yang terlihat bahagia, di sisi lain Yoongi juga merasa sedih.
Sejak kapan terakhir kali Jimin dimanjakan oleh kedua orangtuanya?
Berapa kali Ia mendapat hinaan fisik?
Berapa kali Ia mendapat tekanan psikologis?
Apakah Jimin tidak pernah merasa stress dalam delapan belas tahun hidupnya?
Saat asik melamun, Ia merasakan tarikan di ujung lengan bajunya.
"Hm, ya sayang?" Ia segera mengarahkan seluruh atensinya ke pemuda berambut pink didepannya. Yang mana hanya mendapat senyuman lebar.
"Kenapa?" Yoongi mendekatkan wajahnya, tangannya memainkan beberapa helai rambut milik Jimin
"J-j-jimini i-i-ingin m-m-menunjukkan s-s-sesuatu p-p-pada Y-Y-Yoongi h-hyung!" Melihat Jimin yang sangat antusias senyumannya mengembang lebar. Lelaki itu hanya bisa terkekeh ketika Jimin menariknya ke kamar.
"Sebentar Jim, bersihkan dulu bibirmu!" Yoongi menghentikan Jimin di depan pintu kamarnya. Lalu Ia dengan perlahan mengelap saus yang tersisa di ujung bibir Jimin.
"Nah, selesai. Memangnya mau menunjukan apa sih?" Yoongi bertanya dengan nada penasaran ketika Jimin menariknya kedalam kamar.
"Y-Yoongi h-h-hyung a-a-ayo d-d-duduk d-d-disini a-a-aku a-akan m-m-memperlihatkan s-s-sesuatu yang keren" Jimin menarik bangku dari bawah meja rias. Ia mendudukan Yoongi disana. Setelah Ia melihat Yoongi yang duduk manis, Ia membawa satu selimut besar berwarna kuning. Ia lalu duduk diatas kasur, dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut besar itu.
"S-s-satu, d-d-dua, t-t-tiga" Jimin mulai berhitung, lalu dalam hitungan kelima. Gundukan itu menghilang, membuat Yoongi panik setengah mati.
"Jimin! Jimin! Oh ayolah ini tidak lucu sama sekali" Ia membuka selimut itu dan mencari kesana kemari.
Tapi nihil, Jimin tidak ada dimanapun. Bahkan di bawah tempat tidur sekalipun.
"Jimin? Ini tidak lucu lagi sayang, ayo keluar?" Yoongi terduduk diatas kasur, kakinya lemas. Ia benar-benar tidak bisa terima jika Jimin menghilang begitu saja.
"Boo!" Tiba-tiba ada sosok yang memeluknya dari belakang. Ia segera menoleh, lalu menemukan Jimin yang sedang tersenyum lebar penuh kemenangan.
"Sayang, kau mengagetkan hyung. Hyung pikir kau menghilang" Yoongi segera membawa Jimin ke pangkuannya. Laki-laki itu masih terkekeh geli melihat ekspresi Yoongi.
"H-h-hyung k-k-kelihatan s-s-sangat p-p-panik *terkekeh* i-i-itu l-l-lucu s-sekali!" Jimin lalu memeluk leher Yoongi dengan erat, sesekali menciumi leher pemuda itu.
"Jangan seperti itu lagi sayang, hyung benar-benar panik" Yoongi merebahkan tubuhnya diatas ranjang, membiarkan Jimin tertidur diatas tubuhnya sambil memainkan kancing bajunya.
"K-ka-kancing b-b-baju h-h-hyung a-a-ada y-y-yang h-h-hilang" Jimin menatap wajah Yoongi dengan ekspresi serius, membuat Yoongi terkekeh lalu memainkan kedua pipi gembil milik Jimin.
"Umm, nanti aku akan meminta bibi Kim untuk membenarkannya. Sekarang, Ayo kita tidur siang." Yoongi mengelus rambut Jimin perlahan, membuat Jimin menyamankan posisi diatas badan Yoongi.
Jimin tersenyum senang ketika Yoongi sesekali menciumi kepalanya. Ahh Ia merasa sangat dicintai sekarang ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/98734248-288-k57611.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGA(r) DADDY ↔ Yoon.Min
FanfictionApa yang seharusnya ayahmu lakukan ketika keluarga kecilmu mengalami kebangkrutan? Mempertahankan keluarga kecilnya atau- Menjual satu-satunya putra yang Ia punya? Yang selalu Ia anggap sebagai "kesalahan" dalam hidupnya?