Ini sudah pukul delapan malam.
Kami mengikuti Yoo In Jung sampai melewati terowongan. Aku tak pernah mengira bahwa ia akan berhenti, duduk dengan bersandar di dinding terowongan, dan menekuk lutut. Keresahanku bertambah saat waktu tiga puluh menit terlewati, ia justru sama sekali tidak bergerak dari sana.
Bodoh, apa ia berniat untuk tidur di sana?
Di terowongan kotor seperti ini?!
Aku tahu, bahwa harusnya aku sudah pulang tepat sebelum makan malam, tapi rasanya tidak mungkin aku meninggalkannya. Pak Jung tampak tenang. Dia sabar menungguku.
Aku menggigit bibirku berkali-kali. Yoo In Jung masih ada di sana. Masih menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya. Dalam keadaan seperti itu, membuatnya tidak sadar bahwa ada orang mabuk mulai berjalan sempoyongan ke arahnya dan mengharuskanku keluar. Kututup pintu dengan keras sampai-sampai orang mabuk itu menoleh padaku, sama seperti Yoo In Jung. Ia tampak terkejut bukan main melihatku.
Laki-laki paruh baya itu tak menghiraukan kehadiranku dan kembali mendekati Yoo In Jung yang masih menatapku tak percaya. Saat tangannya terulur ingin menyentuh bahu Yoo In Jung, buru-buru aku langsung menariknya.
"Apa-apaan denganmu?" Tanya orang mabuk itu, lantang, dan menarik paksa tangannya. "Aku hanya ingin mengajak gadis manis ini minum-minum! Ayo, Gadis Manis, ayo kita minum."
Di saat ia kembali ingin menyentuh Yoo In Jung, aku menariknya lagi, kali ini lebih kuat, lalu mengunci gerakannya. Detik kemudian, Pak Jung sudah ada di belakangku, beserta anak buah lainnya.
"Apa-apaan ini?" Tanyanya. Nadanya melambat.
"Sudah pasti gadis ini akan menolak ajakkanmu. Jadi Paman menjauhlah." Ucapku, setidaknya aku masih mempertahankan sopan santunku.
Laki-laki itu berdecih, dan menjauh sembari menggerutu kesal. Aku menoleh memandang Yoo In Jung. Mataku membesar di saat gadis ini bangkit dan memukul dadaku. Ia menangis lagi. Anak buah Pak Jung sempat memasang posisi tapi Pak Jung buru-buru menghentikannya.
"Puas? Puas setelah kau lihat kekuranganku?! Kenapa kau selalu datang?! Apa yang kau inginkan? Apa yang sebenarnya kau cari dariku?! Kenapa kau sangat menyebalkan?" Yoo In Jung terisak di dadaku. Suaranya bergemetar, sama seperti tubuhnya. "Aku benar-benar tidak membutuhkan balasanmu! Kenapa kau tetap datang? Aku sungguh tak mengerti!"
Mendengar semua kata-katanya membuatku merasakan perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Rasa sakit.
Rasa sakit ketika melihatnya tersakiti juga.
Dan aku akhirnya menyadari satu hal.
"Yoo In Jung," panggilku. "Aku melakukan ini bukan karena kau sudah menolongku."
Ia perlahan menurunkan tangannya yang mengepal. "Aku benar-benar tak tahu harus bagaimana ... sekarang."
Cukup.
Aku langsung menggenggamnya dan menariknya ke mobil. Pak Jung mengiring di belakang kami.
"Tuan Muda, apa Anda akan membawanya ke rumah?" Tanyanya.
Aku mengangguk. "Angkat kopernya,"
"H-hei, tunggu!" Yoo In Jung yang sempat menolak, tapi aku sudah lebih dulu mendorongnya masuk ke mobil, lalu duduk di sebelahnya.
Ia menatapku seakan-akan di belakangku tumbuh sembilan ekor yang berkilauan. "Jangan sembarangan! Aku bahkan tidak mengenalmu."
Gadis itu langsung berbalik, dan berusaha membuka pintu. Aku sontak menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manipulated Heart
Romance?[COMPLETED]? Ini adalah cerita antara dua insan manusia. Di saat cerita cinta lama mereka yang belum terselesaikan dan ending pun belum ditemukan, mereka terpisahkan. Bertahun-tahun kemudian, kini mereka kembali. Hidup dalam satu atap dan lingkunga...