She's Alone Now

29 6 0
                                    

Sejak hari itu, Shin tidak pernah membuka matanya lagi.

Ini sudah hari kedua, sejak ia jatuh tersungkur di atas permukaan salju yang dingin.

Nyonya Lee tentu tidak bisa menyembunyikan kepanikannya. Wanita itu panik, sangat. Panik sampai-sampai ia nyaris kehilangan ponselnya. Untunglah ada Pak Jung yang mengurusnya dan berusaha meredakan kepanikannya.

Dokter yang memeriksa mengatakan bahwa memori masa lalu yang sempat menghilang tiba-tiba kembali berjejalan dalam ingatannya sekarang. Hal ini membuatnya syok. Dan menurut prediksinya, Shin akan sadar kembali dalam beberapa hari kemudian, setelah pikirannya kembali tenang.

Dan dalam kemungkinan 50%, pria itu akan mengingat kembali separuh masa lampau.

Sia tak bisa beranjak dari kamar inap kakaknya. Gadis itu tetap setia duduk di samping ranjang, sementara Yoo In Jung di belakangnya. Bagaimanapun, mereka sangat terpukul atas kejadian yang mendadak ini.

Terutama In Jung. Gadis itu kadang menatap Shin dengan uraian air mata. Ia mungkin menyesali apa yang ia putuskan, tetapi di saat melihat rona kesedihan di wajah So Young yang membuktikan bahwa sahabatnya telah mencintai Shin, ia berusaha menyembunyikan kesedihannya.

Ini hampir natal. Pikir So Young sembari menatap Shin. Wajahnya nampak sedih. Cepat bangunlah ....

Yi Jeong menatap In Jung lekat-lekat. Ia sudah berada di kamar inap Shin sejak Shin dirawat, dan hanya pulang saat pagi dan sore.

Setelah lama hening berselang, Yi Jeong mulai memecah keheningan. "Yoo In Jung,"

In Jung perlahan menoleh. Dari dalam matanya, ia bisa melihat berapa banyak luka yang ada dalam dirinya.

"Ikut denganku sebentar,"

Yoo In Jung tidak menolak. Ia meminta izin kepada Sia sebelum ia melangkah mengiringi Yi Jeong di belakang.

Yi Jeong berjalan menuju mobilnya. Gadis itu melihatnya heran.

"Mau ke mana, Tuan?"

"Naiklah dulu." Ucap Yi Jeong. "Ada beberapa tempat yang ingin kutunjukkan."

Gadis itu  menuruti kata-katanya. Namun begitu ia ingin naik, Yi Jeong menahannya.

"Satu syarat, jangan panggil aku 'Tuan'."

Alis In Jung bertaut. "T-Tapi-"

"Anggap saja, aku ini adalah seorang teman bagimu." Balas Yi Jeong, lalu menggerutu, "Memang teman, sih."

In Jung perlahan mengangguk meski ragu, lalu duduk di sebelahnya. Yi Jeong tersenyum sambil menyalakan mesin dan mulai menancapkan gas. In Jung menatap lelaki itu, merasa penasaran.

"Sebenarnya kita mau ke mana?"

"Apa Sia sudah memberitahumu soal masa SMA-mu dengan Shin?"

In Jung mengangguk pelan.

"Aku ingat sekali, setiap kali kalian pergi kencan waktu itu, Shin selalu menceritakan tempat-tempatnya padaku." Yi Jeong tersenyum sesaat.

In Jung mengernyit. "Kencan?" Gumamnya, "Kami pernah berkencan?"

Yi Jeong menoleh sesaat, lalu mengangguk. "Kalian dulu pernah bertemu. Kau juga menyelamatkan Shin dari kejaran preman." Katanya.

"Menyelamatkannya?" In Jung mengerutkan alis,

"Ini salah satu hal yang tidak kau ingat."

Mobilnya perlahan berhenti di depan trotoar. In Jung memandangi tempat yang terasa asing itu.

Manipulated HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang