He's Waiting

38 7 0
                                    

So Young melangkah lesu saat melewati koridor. Kata-kata Yi Jeong terus berputar dalam benaknya tanpa henti.

"Bisa ... kita terlihat saling tidak mengenal?"

"Aku akan pergi ke Amerika lusa. ..."

"Han So Young, terima kasih untuk segalanya."

Ia tidak pernah mengira kalau Yi Jeong akan pergi meninggalkannya seperti ini. Terlebih bahwa pemuda itu telah menyimpan perasaan padanya sejak lama. Kendati jika saja mereka bukang sepasang kakak-adik, ia sendiri juga akan mempertimbangkan perasaan Yi Jeong. Ia menarik napas panjang di saat dirinya tiba di depan kamar inap In Jung. Banyak hal yang terjadi padanya belakangan ini.

"So Young," panggil In Jung begitu melihat sahabatnya melangkah masuk ke dalam. So Young menyengir.

"Keadaanmu bagaimana?"

In Jung tersenyum, "Mulai membaik."

Shin yang sedari tadi duduk di sebelahnya menatap dalam wajah So Young. Ada satu hal yang ingin ia sampaikan. Ini tentang In Jung.

"Bisa kita bicara sebentar, So Young?"

So Young mengangkat alisnya, lalu mengangguk ragu.

***

Yi Jeong menatap nanar jalanan. Ia ingat persis, setelah ia mengucapkan terima kasih pada So Young, ia langsung meninggalkan gadis itu tanpa mendengar responnya. Ia tahu, ini kali pertama baginya bersikap sedikit kasar padanya. Namun inilah satu-satunya jalan. Ia perlu menghapus perasaannya dengan meninggalkan Korea. Tentu saja hal ini akan ia beritahukan lebih dulu pada sepupu-sepupunya.

Dia adalah pemuda yang keren, ceria dan pantang untuk menangis. namun sepertinya ada pengecualian hari ini. Tanpa ia paksa sedikit pun, air matanya meluncur turun. Melupakan seseorang memang tak semudah mencintai. Namun bagaimanapun sulitnya, ia harus menghadapinya.

Han So Young adalah gadis pertama yang menjadi temannya saat ia kecil. Setelah ia pindah ke Korea, hubungannya dengan So Young melonggar. Meskipun begitu, kepindahannya ke sini karena ingin menyelesaikan SMA-nya, sekaligus ingin merubah kepribadiannya menjadi orang yang lebih baik untuk So Young. Itulah alasannya mengapa ia menolak semua ajakan kencan dari gadis-gadis di SMA-nya. Hatinya dari dulu sampai sekarang memang untuk So Young.

Setelah mengetahui bahwa gadis yang ia cintai akan segera bertunangan Shin, hatinya hancur seketika. Walaupun hatinya terluka, ia menyembunyikan lukanya dan tetap berperilaku baik pada adik sepupunya itu.

Dan sekarang ia akhirnya mengetahui bahwa memprioritaskan So Young sebagai tujuan hidupnya adalah hal yang sia-sia meskipun gadis itu telah membatalkan pertunangan mereka.

Yi Jeong menarik napas panjang sekali lagi.

***

So Young tertegun setelah mendengar penjelasan Shin. Laki-laki itu baru saja memberitahukan soal efek samping yang akan diterima In Jung jika operasinya berhasil. Bibirnya bergemetar seiring bulir-bulir air turun dari pelupuk matanya.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan?"

Shin menghela napas berat, "Dokter akan tetap mengoperasi In Jung."

"Bagaimana?" So Young mendongak, "Bagaimana bisa? Kemungkinan untuk berhasilnya kecil, selain itu efek sampingnya juga sangat berat!"

"Inilah usaha kita, So Young." Sahut Shin, "Bagaimanapun operasi adalah satu-satunya jalan untuk meringankan rasa sakitnya."

"Tapi bagaimana operasinya gagal? Bagaimana dia bisa menghadapi semua efek sampingnya jikalau operasinya berhasil?"

"Lalu hanya karena itu, kau berniat untuk membiarkannya menderita dengan tidak mengoperasinya?" Shin meninggikan suaranya. "Ini bentuk usahaku untuk menyelamatkannya, So Young. Pertama, kita harus mengikuti saran dokter dengan mengoperasinya. Berhasil atau tidak, itu urusan nanti. Semua telah diatur oleh Tuhan. Asalkan kita sudah berusaha, itu sudah cukup bagiku!"

Manipulated HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang