He Can't Tell It

26 6 0
                                    

Tok, tok, tok.

"Nona?"

"Masuklah,"

In Jung mendapati Sia yang sudah bersiap-siap. Dengan syal hitam di lehernya, serta mantel mocca di tubuhnya, ia tampil elegan. Ia tersenyum melihatnya karena penampilan Sia memang selalu elegan. Dibukanya tablet yang sedari ada di tangannya dan mengotak-atiknya selama beberapa detik.

"Untuk hari ini dan besok, kegiatan kampus akan dikosongkan saat menjelang natal."

Sia menatap In Jung, "Yoo In Jung, dua hari lagi natal, apa kau tidak meliburkan diri dan pergi bersenang-senang?"

In Jung menggeleng, "Saya lebih suka menghabiskan waktu dengan bekerja. Inilah kesenangan saya."

Sia melotot, "Benar-benar. Aku sungguh akan meliburkanmu, ya! Siap-siap saja nanti."

In Jung tertawa kecil. "Baik, Nona."

"Ayo jalan!"

Setibanya di mobil, gadis itu menatap In Jung yang sedang mengemudi. Ia kembali memikirkan soal pertunangan kakaknya.

"Misalkan Kakak siuman hari ini, apa besok kau akan datang ke acara pertunangannya?"

In Jung tersenyum, "Tentu saja saya akan datang," jawabnya. "Lagi pula, kan, itu hari yang penting."

Mendengar jawabannya, Sia menarik napas. Kalau itu memang keputusan In Jung, ia sudah tidak dapat melakukan apapun untuk menyatukan mereka berdua kembali.

Setibanya di rumah sakit, In Jung berjalan seperti biasa mengiringi Sia di belakang. Namun, ia tidak pernah menyadari bahwa ada seorang wanita yang menghujamnya tatapan tajam. Nyonya Han.

"Ayo,"

Nyonya Han sedikit tersentak di saat Nyonya Lee mengajaknya masuk. Wanita itu hanya tersenyum tipis menanggapinya.

Di dalam kamar inap, In Jung dan Sia tak pernah berpikir kalau So Young sudah datang lebih dulu. Keterkejutannya juga bertambah di saat melihat Shin yang sudah siuman dan kini duduk di atas ranjangnya.

"Kakak!" Pekik Sia kegirangan lalu memeluk bahu bidang tersebut. Ia melirik So Young, "Kapan Kakak bangun?"

"Sepertinya sebelum aku datang. Di saat aku masuk, ia sudah duduk seperti ini." Jawab So Young senang lalu melempar cengiran lebar ke arah sahabatnya yang berdiri jauh dari mereka. Sikapnya nampak canggung. "In Jung, kenapa berdiri di sana?"

Shin sontak langsung memandang kearahnya. Ia ingin mengatakan pada gadis itu bahwa ia telah mengingat kenangannya dan ia telah ingat peran Yoo In Jung dalam hidupnya. Semuanya. Namun seketika kata-kata In Jung kembali terngiang dalam kepalanya, yang membuat tenggorokannya tercekat.

"Ah, tidak apa-apa." Jawab In Jung tersenyum. Senyumannya mereda begitu matanya beralih ke arah Shin. "Semoga Anda sehat selalu, Tuan."

"Tidak apa-apa, kok. Kemarilah, bergabung dengan kami." Ucap So Young sembari mengayunkan tangannya.

"Jangan paksa dia, Sayang," In Jung tersentak di saat seseorang membuka pintu yang tak lain adalah Nyonya Han, sementara Nyonya Lee mengiringi di belakang. Melihat itu, refleks In Jung menundukkan kepalanya, memberi hormat. Nyonya Han tersenyum sinis melihatnya. "Seharusnya beginilah sikap seorang pengawal. Terlebih di saat di dalam ruangan seperti ini. Atau, akan lebih baik jika kau keluar."

"Ibu!" Seru So Young, menegur.

"Tidak apa-apa, Sayang. Aku hanya menyuruhnya keluar dari sini." Ucap Nyonya Han.

Manipulated HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang