Yoo In Jung pergi ke tempat di mana ia bisa menenangkan diri. Kata-kata Sia masih terulang jelas dalam benaknya.
"Kalian, sebelum insiden kecelakaan itu, pernah bertemu sebelumnya. Hanya saja, ada perbedaan. Saat itu Kak Shin adalah milikmu dan kau milik Kakak. Kalau kalian saling melupakan seperti ini, aku mulai berencana menyatukan kalian kembali."
Tidak bisa. Tidak bisa seperti itu. Meskipun dulu kami bersama, sekarang sudah berbeda. Aku bukan lagi Yoo In Jung miliknya. Pikir In Jung. Air matanya jatuh lagi. Tidak, aku tidak bisa melukai So Young dengan merebutnya. Aku tidak bisa.
In Jung terisak lagi. Kenapa aku melupakan semuanya? Aku tidak bisa mengingatnya. Ucapnya dalam hati.
***
Hyun Woo menarik napas berat. Ia selalu dilanda rasa bersalah pada In Jung sejak ia memeluknya tanpa izin waktu acara pemakaman kemarin. Saat itu, ia benar-benar di luar kendali. Ia tidak bisa mengendalikan perasaannya yang meledak begitu saja dan baru menyadari kesalahannya setelah gadis itu pergi.
Detik berikutnya, ia menghentikan mobilnya setelah matanya tak sengaja mendapati seseorang yang tak asing tengah duduk sendirian di sebuah kursi tak jauh dari kediaman Shin.
"Yoo In Jung," panggil Hyun Woo setelah ia berada di dekat gadis itu. In Jung sontak mengusap pipinya yang basah dan menatapnya dengan alis berkerut. "Soal kemarin, aku minta maaf, In Jung. Aku benar-benar menyesal. Aku tidak terpikirkan untuk memelukmu."
"Darimana kau tahu namaku?"
"Aku ... temanmu dulu." Bohong Hyun Woo. Atas data yang ia dapat, ia telah mengetahui semua latar belakang gadis ini dan apa yang sudah ia alami. Benar-benar stalker tingkat kakap.
"Temanku?" Alis In Jung bertaut.
"Pertama, aku menyesal soal kemarin. Aku tidak menyangka jadi seperti itu." Ucap Hyun Woo setelah ia duduk di sebelah gadis itu. Matanya menatap In Jung dengan tatapan memohon. "Maukah kau memaafkanku?"
In Jung terdiam sejenak, mengambil napas dan mencoba mengontrol diri. Sesaat kemudian, ia mengangguk sembari tersenyum singkat. "Maafkan juga karena aku memukulmu."
"Tidak, itu bukan salahmu sama sekali." Sahut Hyun Woo. "Aku tahu itu adalah perlawanan. Aku mengerti."
In Jung hanya diam. Hyun Woo kembali menambahkan, "Aku baru saja lewat sini. Tak kusangka aku bakal melihat wanita yang tengah menangis. Kau baik-baik saja?"
"Ya, aku baik-baik saja."
"Entah mengapa, perempuan suka sekali berbohong meski jujur adalah satu cara untuk melepas belenggunya." Hyun Woo menarik napas. "Kalau kau jujur, aku tidak keberatan. Ucapkan perasaanmu apa adanya, jangan malah mengarang."
In Jung tersenyum singkat. "Ini hanya masalah biasa. Tidak besar, kok."
"Kalau kau sampai menangis begitu, berarti masalahnya besar." Balas Hyun Woo. "Mau kubelikan cokelat?"
"Terima kasih, tapi tidak." In Jung tersenyum lagi. "Cokelat bukan termasuk dalam daftar kesukaanku."
Hyun Woo berdiri dan melepas jasnya. "Kalau cokelat bukan termasuk dalam daftar kesukaanmu, bisa tidak kalau aku termasuk di dalamnya?"
"Maaf?"
Hyun Woo tertawa kecil. "Oh, ya, kalau kau tidak ada kegiatan, besok kantorku akan mengadakan fashion show. Satu langkah untuk mengembangkan perusahaan Home Shopping ayahku." Ia tertawa lagi. Matanya menatap In Jung, mengharap sebuah jawaban. "Kau mau datang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Manipulated Heart
Romance?[COMPLETED]? Ini adalah cerita antara dua insan manusia. Di saat cerita cinta lama mereka yang belum terselesaikan dan ending pun belum ditemukan, mereka terpisahkan. Bertahun-tahun kemudian, kini mereka kembali. Hidup dalam satu atap dan lingkunga...