Her Last First Kiss

65 9 0
                                    

"Katakan padaku, siapa namamu?"

In Jung menatap wajah maskulin di hadapannya. Air mata yang sedari tadi ia bendung kini mulai tumpah. Sesaat kemudian, ia tersenyum singkat.

"Apa? Kenapa?" Ia menelan ludah. "Kau sedang mencari seseorang?"

Alis Shin berkerut.

"Yoo In Jung." Ucapnya. "Jelas?"

Mendengar itu, Shin terkejut bukan main. Ia tertegun sesaat, tak bisa berkata-kata. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Apa? Memangnya ada apa dengan nama 'Yoo In Jung'?" Tanya In Jung, seakan-akan ia tidak mengetahui. "Apa arti nama itu bagimu?"

Shin masih membeku.

"Tidak ada jawaban? Cukup sampai di sini?" In Jung tersenyum, dingin. "Kalau begitu, aku pergi.  Jangan panggil aku ke sini la-"

Gyut.

Shin lantas mendekap tubuh gadis itu di dadanya. Tubuhnya bergemetar. Walau ia tidak ingat apa saja kenangan yang telah ia alami bersama gadis itu dulu, tetapi liontin di lehernya seakan menguatkan perasaannya.

"Yoo In Jung," Shin mencoba untuk memanggil namanya. "Kaulah orang yang kucari. Namamu terukir di kalungku, dan lantas aku mencarinya."

In Jung tidak berkata apapun. Ia melepas perlahan dekapan Shin dan mulai melangkah pergi. Namun, Shin kembali menahannya dengan memeluknya dari belakang, praktis memohon padanya agar tidak pergi. In Jung mulai terisak.

"Aku ... tidak bisa."

"Apa kau melihat So Young memelukku?"

In Jung hanya diam. Menutup mulutnya rapat-rapat meski ia memang tidak melihatnya.

Lalu, jika kau melihatnya, apa itu menjadi alasanmu untuk menjauhiku?" Tanya Shin. "Aku tidak menginginkannya selain dirimu. Sama sekali tidak."

In Jung perlahan melepas rengkuhan Shin dan berbalik menghadapnya.

"Tidak ada cara selain melepasmu," matanya menelaah wajah Shin. "Dan kau, tidak ada cara untuk memilikiku."

"Hanya karena pertunangan itu?" Nada Shin mulai meninggi. "Kau bersikap begini karena hanya itu semua? Jangan bercanda! Aku bisa membatalkannya, dan memang aku ingin membatalkannya-"

"Jangan!" Seru In Jung, ia kembali terisak. "Jangan lakukan itu, aku mohon ... jangan."

"Aku mencintaimu, In Jung." Ucap Shin, penuh penekanan saat ia mengucapkan kata "mencintaimu". "Kau ingin mengorbankan perasaanmu hanya demi sahabatmu? Kau hanya ingin melihat sahabatmu bahagia, sedangkan aku tidak?"

Air mata Shin kian menderas. Ia nyaris terisak. "Ini sama sekali bukan hal yang kuinginkan, In Jung."

Matanya terbelalak saat ia melihat In Jung mulai turun dan berlutut memohon di hadapannya.

"Shin, hanya karena cinta, bukan berarti bisa menjamin kita bisa bersama. Ini keinginanku. Dan aku sangat memohon padamu agar kau memenuhinya."

"Kenapa?" Shin langsung membimbingnya berdiri meski awalnya ia menolak. "Lalu, kau tidak peduli dengan kebahagiaanku? Kau ingin meninggalkan aku dengan semua rasa sakit ini?"

In Jung menatap Shin dengan lekat. "Untuk membuatmu bahagia, kau bisa menciumku hanya untuk malam ini." Ucapnya. Suaranya terdengar bergetar.

"Apa?" Shin tersenyum singkat. "Menciummu?"

In Jung mengangguk. "Pertama dan terakhir kalinya." Sahutnya. Ia menghapus air mata yang tersisa di pipinya.

Mendengar kata "terakhir kalinya", rahang Shin mengeras, sampai giginya nyaris bergemeletuk.

Manipulated HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang