Shin memimpin di depan saat mereka tiba di rumah dan menelusuri koridor. Suasana hening. Sia masih menatap marah padanya dan begitu juga Yoo In Jung. Sesampainya di depan sebuah pintu, Shin membukanya dengan uring-uringan.
"Ini kamarmu. Semua yang kau butuhkan sudah kupenuhi di sini. Seragam dan beberapa pakaian gantinya sudah ada di lemari." Jelasnya menatap Yoo In Jung. Yoo In Jung berdecak kagum melihat ruangan yang jauh lebih besar di bandingkan kamarnya di kontrakkan.
Di saat matanya menangkap sebuah akuarium mini yang diletakkan di meja, sontak ia mendatanginya. Di dalamnya ada sebuah ikan mas kecil.
"Sudah, ya." Saat Shin ingin beranjak, Sia menahannya.
"Setidaknya Kakak ucapkan salam atau 'selamat bekerja' dulu sebelum meninggalkan ruangan." Ucapnya. Shin menarik napas lalu menatap In Jung.
"Hei kau, mohon bantuannya, ya." In Jung hanya mengangguk. Ia kembali menambahkan, "Oh, kalau ada apa-apa dan Sia melakukan sesuatu yang mencurigakan, telepon saja aku. Nomorku ada di buku putih itu." Ucapnya malas sembari menunjuk sebuah buku di samping akuarium, setelah itu beranjak pergi.
"Dasar ...." Sia menggeleng sembari berdecak. Matanya berbinar saat menatap In Jung. "In Jung, maaf ya soal kakakku. Dia memang begitu. Padahal dulu dia tidak galak seperti itu."
In Jung ikut duduk di atas ranjang sebelah Sia. Aroma mawar tercium saat ia berdekatan dengan gadis itu. "Dulu?Maksudmu apa?" Tanyanya, sedikit penasaran.
"Lima tahun lalu, dia mengalami kecelakaan yang membuat semua ingatannya menghilang. Saat pertama kali melihatku di rumah sakit, dia tidak mengenaliku. Bahkan dia lupa caranya mengemudi." Sia tertawa kecil. "Entah apa yang membuatnya berubah sikap. Dulu dia ramah, lho. Dia tidak pernah membentak perempuan."
In Jung mengangguk-angguk. Ini mengingatkannya bahwa yang dialami Shin itu sama sepertinya.
"Hei, ceritakan lagi tempat-tempat romantis di Seoul." Bisik Sia sembari mengulum senyum nakal.
"Memangnya Anda mau ke salah satu tempat itu?" In Jung mengangkat alis.
"Sebetulnya, aku bakal pergi kencan dengan seseorang. Jangan beritahu Kakak, ya!"
***
"Ya, ya, Bu. Nanti kutelepon. Sampai jumpa di rapat sore ini." Ucap Shin di akhir sebelum ia menutup teleponnya. Ia membuka laptopnya. Sempat termenung sesaat menunggunya menyala. Matanya menatap ke penjuru yang ada di atas meja belajarnya. Sampai matanya berhenti di sebuah kotak.
Ia meraih kalung di dalamnya dan mengangkatnya tinggi seperti yang ia lakukan sebelumnya.
"Modelnya mirip. Belahannya juga mirip." Gumamnya. Matanya menelaah apa yang tertulis di belakang liontinnya. "Yoo In Jung. Siapa kau sebenarnya?"
Tiba-tiba saja, ia langsung memasangkan kalung itu ke leher. Entah apa yang dipikirkan olehnya saat ini, setidaknya ia ingin mengingat sedikit cerita di baliknya yang sudah hilang.
Dan tentu saja ia tidak bermaksud untuk mengikuti Yoo In Jung.
***
Shin menatap layar LCD di depan. Di layar itulah di mana hasil desain animasinya ditampilkan. Bagaimana rancangan proyek kawasan superblok ini nantinya akan dibangun, semuanya ada di sana. Presdir Kang nampak mengelus-elus kumisnya, sementara Hyun Woo memicingkan matanya. Kedua orang itu, entah kenapa, sudah begitu yakin kalau Nyonya Han tidak akan menandatangani kontrak dan proyek dibatalkan.
Nyonya Lee tersenyum saat melihat putranya, Shin, berdiri. Laki-laki itu menjelaskan secara rinci mengenai proyek pembangunan mewah tersebut. Saat itu Nyonya Han tidak menghadiri rapat, jadi itu semakin meyakinkan argumen dari Presdir Kang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manipulated Heart
Romance?[COMPLETED]? Ini adalah cerita antara dua insan manusia. Di saat cerita cinta lama mereka yang belum terselesaikan dan ending pun belum ditemukan, mereka terpisahkan. Bertahun-tahun kemudian, kini mereka kembali. Hidup dalam satu atap dan lingkunga...