CHAPTER TWO
Satu bulan sejak hari pertama masuk sekolah sudah berlalu. Kini Summer, River, Lauren, Samantha dan Miyata berada diperjalan menuju Jubala Coffee tempat biasa mereka hangout.
"Tahu tidak, tadi aku melihat Jake membawa setangkai bunga mawar saat istirahat." Lauren mengedipkan matanya kearah Summer yang melihat ia dari kaca didalam mobil.
Pipi Summer memerah. "Masa? Tapi untuk apa ya? Ulang tahun hubungan kami masih tiga bulan lagi."
Samantha menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Summer. "Summer, seorang pacar membeli bunga untuk kekasihnya adalah hal yang wajar. Tidak perlu ada acara khusus."
Summer hanya tersenyum. Summer sedikit merasa aneh. Pasalnya, Jake bukanlah tipe pria yang terlalu romantis. Selama satu setengah tahun hubungan mereka berjalan, Jake tidak pernah memberinya bunga kalau bukan dalam hari-hari tertentu seperti Valentine, ulang tahun hubungan mereka atau ulang tahun Summer.
Namun Summer membuang semua perasaan aneh tersebut. Ia melirik River yang duduk disebelahnya. River hanya memperhatikan jalan tanpa ada rasa tertarik untuk berbicara. Summer tahu betul kalau River tidak terlalu suka berbicara. Tapi jika berbicara tentang Jake, wajah River langsung berubah muram.
Summer juga tahu kalau River tidak begitu menyukai Jake. Semua orang tahu kalau Jake itu sedikit kasar dan terkadang suka membully para minoritas. Saat pertama masuk di Raleigh Charter High School, Jake sempat membully River karena seksualitasnya. Tapi itu semua berhenti saat Jake mengetahui kalau River adalah sahabat Summer.
Jake memang bukan pria dambaan semua wanita, namun Jake adalah cinta pertama Summer. Jake adalah pria pertama yang melihat Summer sebagai sesuatu yang indah dan layak dicintai.
Ayah Summer meninggalkan ia dan ibunya saat dirinya berusia 6 tahun. Ayahnya ternyata berselingkuh dengan teman sekantornya yang juga seorang pria. Awalnya berat untuk Summer menerima hal tersebut. Namun berkat ibunya dan River, Summer mulai bisa menerima dan memaafkan ayahnya.
Sekarang ibunya menikah dengan seorang pengusaha dan ayah kandungnya hidup bahagia dengan suaminya di New York. Terkadang, ayah kandungnya berkunjung untuk melihatnya.
"Riv? Kau baik-baik saja?" Tanya Summer khawatir.
River melihatnya dan tersenyum. "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit mengantuk."
Summer mengangguk walaupun ia tahu ada sesuatu yang mengganggu River.
≈
"Aku ingin sekali mengenakan gaun rancangan Dolce & Gabbana saat acara Homecoming." Miyata menepuk kedua tangannya sangking senangnya.
Samantha menghela nafas. "Miyata, ini acara Homecoming bukan pesta musim semi. Lebih baik kau mengenakan Versace."
Miyata memelototi Samantha. "Excuse me, rancangan Dolce & Gabbana selalu unik dan indah. Tolong ya, pahami lebih dalam tentang fashion sebelum kau berkomentar."
Summer dan River tertawa. Beginilah sahabat mereka. Selalu memperdebatkan hal yang tidak penting.
"Kalau aku, sudah pasti akan mengenakan Pretty Little Thing Collection. Seperti yang Kylie Jenner pakai saat acara fashion show Pretty Little Thing tahun lalu." Timpal Lauren.
Miyata mengerutkan keningnya. "Kau dengar itu Sam! Ia ingin mengenakan Pretty Little Thing Collection! Apa kau sadar, ini Homecoming bukan Beauty Con?"
Samantha hanya memutar bola matanya dan mengambil ponselnya untuk mengecek Instagramnya.
Lauren menyisip kopinya. "Bagaimana dengan kalian Summer, River? Sudah ada rencana apa yang akan kalian kenakan saat Homecoming?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is A Losing Game (GxG)
RomanceBOOK ONE of "Love Is A..." Series (COMPLETE) River dan Summer adalah remaja perempuan yang sudah bersahabat dari umur mereka masih 4 tahun. Orang-orang selalu berkata, dimana ada River pasti ada Summer. Walaupun mereka bersahabat, namun mereka memil...