Handphone Jennie yang sedari tadi mati dan tidak bisa Taeyong hubungi mebuatnya kalang kabut mencari Jennie. Taeyong sudah mencari Jennie ke berbagai tempat seperti rumah Jennie, semua resto dan cafe tempat Jennie biasa menghabiskan waktu dengannya atau teman-temannya, bahkan sampe taman di kompleks Jennie. Taeyong juga sudah menghubungi teman-teman Jennie tetapi nihil tidak ada yang bersama Jennie sekarang. Taeyong bingung harus mencari Jennie kemana lagi karena Taeyong tahu tempat mana saja yang biasa Jennie datangi karena memang Jennie hanya sering ke beberapa tepat itu saja selama ini.
"mungkinkah Jennie kesana?" batin Taeyong.
Taeyong pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh ke tempat itu.
***
Setelah melihat Taeyong dipeluk Nayeon tadi Jennie pun langsung meminta supir taksi untuk membawanya kesini. Walau tidak bisa mengobati luka di hatinya karena Taeyong tetapi hembusan angin dan suara ombak bisa sedikit menenangkan hati dan pikiran Jennie, apalagi di pantai ini tidak banyak dikunjungi orang. Air mata Jennie selalu jatuh setiap Jennie memikirkan tentang kejadian tadi. Tentu saja bahkan selama dua tahun pacaran Taeyong jarang sekali memeluk Jennie. Jangan tanyakan apa mereka pernah berciuman atau belum bahkan mengecup kening atau pipi Jennie pun tak pernah dilakukan Taeyong. Bukankah itu wajar jika hal itu biasa dilakukan oleh pasangan kekasih apalagi dua tahun bukan waktu yang sebentar.
"Mungkin selama ini memang hanya aku yang mencintainya, hanya aku yang tulus disini. Mungkin penantianku selama ini belum cukup untuk membuat Taeyong bisa mencintaiku. Benar Jen, bersabarlah sedikit lagi pasti sebentar lagi Taeyong bisa mencintaimu sepenuhnya. Kau sudah sejauh ini, tidak mungkin menyerah begitu saja." Batin Jennie.
"iya benar aku menangis bukan karena sedih, tapi karena angin berhembus terlalu kencang. Angin tolong berhentilah aku tidak ingin menangis lagi." Teriak Jennie kepada laut didepannya.
Jennie pun membuka kotak yang berisi cake yang bertuliskan Happy 2nd Anniversary. Kue yang memang sudah Jennie pesan sejak tiga hari yang lalu di toko kue langganannya. Karena Jennie tau seorang Lee Taeyong tidak akan pernah menyiapkan hal-hal seperti ini untuknya. Jadi biarlah Jennie yang menyiapkan ini semua untuk mereka. Tapi sekarang kenyataannya hanya ada Jennie sendirian disini, mungkin memang kali ini Jennie memang harus merayakannya sendirian pikirnya.
Jennie meletakkan dua lilin panjang di tengah kue itu, lalu ia menyalakan lilin tersebut.
"Happy 2nd Anniversary Jennie." Kata Jennie untuk dirinya sendiri. Jennie pun akan meniup lilin tapi suara seseorang menghentikannya.
"Tunggu Jen!" Pekik orang dibelakangnya. Ya benar orang itu Lee Taeyong penyebab Jennie melakukan semua hal ini sendirian.
"ini kan annive kita, jadi kamu ga boleh niup lilinnya sendirian." Taeyong pun memposisikan dirinya duduk di sebelah Jennie.
Karena angin yang terlalu kencang membuat api di lilin itu padam.
"Jen maafin aku, aku tau aku salah." Mata Taeyong menatap dalam mata Jennie.
"aku udah putusin Nayeon."
flashback
"Jen tunggu!!"
"Jen aku bisa jelasin." Taeyong yang mencoba ngejer Jennie biar Jennie mau keluar dari taksi dan ngedenger penjelasannya. Tapi percuma taksi Jennie udah melaju pergi.
"yong itu siapa? Kamu tuh kenapa sih?" Nayeon yang sudah berdiri di sebelah Taeyong, memegang tangan Taeyong. Tatapannya menuntut penjelasan.
"dia cewe gue. Lepasin." Taeyong melepaskan genggaman Nayeon dari tangannya.
"Yong aku juga cewe kamu. Kamu ga bisa dong giniin aku, aku sayang sama kamu yong."
"tapi gue gak. Gue ga pernah sayang sama lo. Gue pacaran sama lo cuma karena gue bosen kemaren-kemaren. Kita putus." Taeyong pun beranjak pergi masuk ke rumahnya ninggalin Nayeon.
"Tapi aku gamau putus sama kamu yong, aku sayang banget sama kamu." Nayeon peluk Taeyong dari belakang mencegah Taeyong pergi.
"itu urusan lo. Jangan pernah nemuin gue lagi. Ngerti?!" taeyong ngelepasin pelukan Nayeon. Dan langsung masuk rumahnya buat ngambil kunci mobil dan nyusulin Jennie.
Flashback end.
Jennie masih diam. Belum ngomong sepatah kata pun. Pikirannya berkecamuk, hati dan pikirannya ga berjalan selaras. Sampe akhirnya Jennie ngeluarin korek apinya lagi dan nyalain lilin di kuenya.
"ayo tiup ntar, keburu mati kena angin." Jennie buka suara.
"Happy 2nd Anniversary Lee Taeyong." Senyum cerah terukir di bibir Jennie.
Taeyong bingung, Jennie tak bicara apapun soal dia dan Nayeon justru sekarang Jennie tersenyum cerah seolah tak terjadi apa-apa.
"Happy 2nd Anniversary Kwon Jennie."
Jennie dan Taeyong pun meniup lilinnya bersamaan.
"maafin aku ya jen, aku.." belum selesai Taeyong dengan kalimatnya. Jennie sudah membungkam mulut Taeyong dengan hari telunjuknya yang iya rapatkan di bibir Taeyong.
"udah ga usah dibahas. Yang penting kalian sekarang udah ga ada hubungan apa-apa kan?"
Taeyong mengangguk.
"okay it's enough. Anggap hal itu ga pernah terjadi." Jennie kembali mengukir senyuman di bibirnya.
Taeyong langsung menarik Jennie ke pelukannya, dan mengecup lembut kening Jennie.
'you're too nice Jen' batin Taeyong.
***
TBC
makasih readers yang setia membaca cerita ga jelas ini
Vote dan vomment kalian adalah semangatkuuu

KAMU SEDANG MEMBACA
HURT (Taeyong Jennie) ✔️ [COMPLETE]
FanfictionCinta baginya adalah siap disakiti, siap dikecewakan, bahkan di khianati. Bodoh. Memang karena dia mencintainya.