37. Panik

5.2K 426 32
                                    



Jangan lupa comment dan votenyaa.. 😊😊😊













Warning! Typos.









Sudah lebih dari dua bulan sejak Jennie dan Taeyong putus, dan sejak itu pula Jennie masih jutek dan mengacuhkan Taeyong. Sungguh segala cara sudah Taeyong lakukan untuk mendapatkan hati Jennie lagi, tapi sepertinya itu semua belum cukup. Satu-satunya kemajuan yang Taeyong buat ialah Jennie sudah mulai mau membalas pesan Taeyong walau dengan typing yang sangat singkat dan terkesan jutek. Tapi tak apa, walau begitu setidaknya Taeyong sudah membuat progres.

Malam ini sedang hujan lebat dan petir bergemuruh ngeri. Taeyong ingat, biasanya disaat seperti ini Jennie selalu membanjirinya pesan, bahkan mengganggunya lewat telpon ketakutan tak bisa tidur karena petir. Biasanya Jennie selalu merengek meminta Taeyong bernyanyi untuknya sampai akhirnya Jennie tertidur pulas.

Entah kenapa semua dan apapun yang ia lakukan akhir-akhir ini selalu mengingatkannya pada Jennie, dan kenangan mereka dulu. Iya walau benar dulu ia yang selalu mengabaikan dan bertingkah jual mahal. Tapi tentu semuanya bukan tanpa alasan.

"Aku kangen sama kamu Jen. Kangen banget." Gumam Taeyong lirih.

Dan suasana malam ini benar-benar membuat Taeyong merindukan Jennie. Taeyong langsung mengambil Hpnya yang tergeletak tak jauh darinya.

Ia menelpon Jennie, tapi tak kunjung Jennie angkat seperti biasanya. Taeyong benar-benar merindukan Jennie, walau Jennie akan menjawab dengan ketus atau apapun itu sungguh Taeyong tak peduli asalkan Jennie mau mengangkat telpon darinya. Karena setidaknya suara Jennie sudah sedikit mengobati kerinduannya.

Pokoknya Taeyong akan terus menelpon sampai Jennie mengangkat. Tidak peduli jika bahkan ia harus menelpon ke rumah Jennie dan Papihnya Jennie yang kemungkinan mengangkat, atau bahkan harus pergi ke rumah Jennie.

Entah ini sudah keberapa kalinya Taeyong menelpon, sampai pada akhirnya.

"Hallo.."

Akhirnya Jennie menjawab. Taeyong langsung melompat kegirangan di tempat tidurnya.

"Hallo?!"

Jennie kembali bersuara, geram karena tak ada jawaban dari orang yang justru menelponnya.

Taeyong kembali ke mode normal, menahan kegirangannya.

"iya Jen Hallo." Jawab Taeyong.

Jennie diam tak bersuara. "kamu lagi apa?" tanya Taeyong.

"lagi masak." Jawab Jennie singkat.

"sekarang udah jam 9 malem, kamu belum makan?" Tanya Taeyong meninggikan suaranya khawatir.

"belum." Jawab Jennie masih jutek.

"kenapa belum? Kamu kan tau kamu ga bisa telat makan."

"males." Masih masih singkat.

"udah biar aku ke rumah kamu sekarang, kamu mau makan apa biar aku bawain. Matiin kompornya sekarang juga, bahaya. Kamu itu gak bisa masak Jennie. Apalagi pasti di rumah kamu gak ada orang kan?" Ucap Taeyong lembut, menahan amarahnya begitu mendengar Jennie belum makan hingga jam segini.

Jennie itu punya maag akut dan tak bisa telat makan.

Taeyong tahu benar jika ada orang di rumah pasti tak akan ada yang membiarkan Jennie menunda makannya seperti sekarang ini.

"gausah lebay deh, masak nasi goreng doang sih gampang. Udah gausah ganggu gue lagi sibuk."

"Jen.." tak ada jawaban dari Jennie.

HURT (Taeyong Jennie) ✔️ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang