Jangan lupa comment terus vote yaa
Warning! Typos
Pagi ini Jennie bangun dengan keadaan yang dirasa sudah lebih baik dari kemarin. Ia pun beranjak dari tempat tidurnya untuk pergi mandi, tapi tertunda oleh suara pintu yang terbuka.
"loh sayang udah bangun?" tanya Chaerin begitu melihat Jennie.
Jennie beralih berlari mendekat Chaerin. "Mamiiiiih..." Jennie memeluk Chaerin erat.
"kenapa sayang? Kamu udah baikan? Coba sini mamih periksa suhu badan kamu." Dengan masih memeluk Jennie, Chaerin membawa Jennie untuk berjalan menuju tempat tidurnya. Lalu Chaerin mengambil termometer yang ada di meja kecil samping tempat tidur Jennie.
Chaerin memasukkan termometer di telinga Jennie yang tak menolah sambil duduk di pinggiran kasurnya.
"37,5 udah gak sepanas kemarin sih. Kamu udah mau berangkat sekolah?" tanya Chaerin lembut.
Jennie mengangguk. "Lagian males juga mih di rumah. Mending Jennie sekolah yah yah."
Belum juga Chaerin menjawab Jiyong masuk ke kamar Jennie.
"gimana mih keadaan Jennie?" tanya Jiyong sambil jalan mendekat.
"udah turun kok panasnya dibandingkan kemarin."
Jiyong menaruh tangannya di kening Jennie, memeriksa suhu tubuhnya.
"iya bener, yaudah kamu tidur lagi aja. Biar nanti mamih anter sarapan sama obat kamu ke kamar." kata Jiyong.
"tapi pih Jennie mau sekolah." ucap Jennie.
Jiyong mengerutkan dahinya. "gak boleh. Hari ini kamu istirahat aja di rumah. Papih gamau kamu pinsan lagi kaya kemarin."
"tapi kan pih Jennie udah gapapa." sanggah Jennie.
Jiyong duduk di sebelah Jennie. "Jen dengerin papih kondisi kamu emang lebih baik dari kemarin tapi bukan berarti kamu baik-baik aja. Papih mau ke luar kota hari ini, jadi papi mau kamu ada di rumah dalam pengawasan mamih. Kalau kamu sekolah papih jadi gak tenang kerja." ucap Jiyong.
Baru saja Jennie akan bicara tapi sudah Jiyong sela duluan.
"udah gak ada bantahan. Biar mamih yang kabarin wali kelas kamu kalau kamu gak bisa masuk hari ini." ucap Jiyong penuh penekanan sebelum beranjak keluar kamar.
Jennie menghela nafas berat. "Miiih.." rengeknya.
"udah sayang kamu nurut aja yah, kamu tau sendiri kan papih kaya gimana." ucap Chaerin sambil memeluk Jennie.
Jiyong memang sangat protective jika menyangkut Jennie, pernah beberapa waktu lalu Jiyong langsung kembali di tengah perjalanan bisnisnya di Jepang ketika mendengar kalau Jennie sakit tifus.
Akhirnya Jennie pun pasrah untuk beristirahat saja di rumah hari ini.
🐣
Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Jennie yang sedari pagi bosan tidur, bangun, tidur lagi, bangun lagi, nonton tv itu saja yang Jennie kerjakan.
"sekolah pasti udah bel pulang nih." Jennie bicara sendiri sambil membuka tutup semua medsosnya.
"bosen bangeeeeettt..." Jennie melempar Hpnya ke samping lalu berguling-guling tak jelas.
Sampai pada akhirnya ada yang mengetuk pintu kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HURT (Taeyong Jennie) ✔️ [COMPLETE]
FanficCinta baginya adalah siap disakiti, siap dikecewakan, bahkan di khianati. Bodoh. Memang karena dia mencintainya.