11. Dipendam

4.6K 493 16
                                    

Kelas dalam keadaan kosong tak berpenghuni. Jennie duduk di bangkunya sendirian sambil menyembunyikan wajahnya di balik tangannya yang ia letakkan di atas meja. Tidak Jennie sudah membulatkan pikiran dan perasaannya bahwa ia tidak mau menangis. Ia sudah lelah menangis karena Taeyong. Tetapi entah mengapa air matanya keluar dengan sendirinya tanpa bisa ia bendung.

Tak lama Mingyu masuk ke kelas setelah lelah bermain basket di lapangan. Awalnya ia ingin istirahat di kelas, tetapi ketika ia melihat Jennie ia tak bisa mengabaikannya begitu saja. Mingyu tahu sekarang Jennie pasti sedang menangis. Mingyu pun duduk di bangku sebelah Jennie, tapi ia hanya diam tak berbicara apapun.

Jennie yang menyadari ada seseorang di sebelahnya pun menoleh dan mendapati Mingyu sudah duduk di sebelahnya. Memandangnya lekat.

"Ming?" Suara Jennie bergetar.

"udah gausah ngomong apa-apa Jen. Sok nangis aja dulu sepuas lo. Gue jagain." Ucap Mingyu dengan suara dan tatapan lembutnya.

Jennie yang mengerti dan tak bisa lagi menyembunyikan kesedihannya itu pun menangis semakin keras.

Mingyu hanya memandang Jennie, sesekali mengusap puncak kepala Jennie pelan tanpa bertanya. Karena Mingyu paham jika Jennie hanya butuh seseorang di sampingnya, ketika Jennie ingin dia pasti akan bercerita dengan sendirinya tapi jika Jennie tidak mau Mingyu tak akan memaksanya.

Tak lama tangisan Jennie pun berhenti. Ia mengusap air mata dan ingusnya yang sedari tadi tak berhenti mengalir. Mingyu yang tak tahan melihat tingkah lucu Jennie pun tertawa kecil.

"gue cengeng banget ya Ming, alay sampe nangis-nangis gini di sekolah." Jennie mulai buka suara.

Mingyu pun menggeleng cepat. "enggak kok, kalau kita sedih nangis itu wajar."

"lo kok gak nanya gue nangis kenapa?"

"sebenerya gue penasaran sih. Tapi gue gak akan maksa lo cerita. Kalau lo mau, gue pasti bakal dengerin cerita lo."

Jennie tersenyum. "Gue gapapa kok. mungkin karena lagi dapet kali gue jadi sensi gini. Makasih ya ming lo udah nemenin gue."

Memang selalu seperti itu, Jennie selalu memendam masalahnya sendirian. Bahkan untuk cerita pada sahabat-sahabatnya atau kakaknya sekalipun ia enggan. Jennie hanya tidak mau merepotkan mereka dengan masalahnya saja, begitu pikirnya.

"gini dong senyum, lo kaya bayi anoa tau gak kalau nangis gitu." Canda Mingyu

"ih enak aja lo." Jennie memukul-mukul kecil lengan Mingyu.

"eh tapi ming.." ucap Jennie menggantung.

"apaan?"

"gue ga nyangka lo punya sisi kaya gini juga hehe." Jennie tertawa dengan matanya yang masih sembab.

"njir ga tau aja sih lo, gue aslinya emang bijaksana dan penuh pemikiran yang mendalam." Ucapnya dengan raut wajah yang sok serius

"JENNIE WOY KOK LO DISINI KATANYA MAU NYUSULIN KE KANTIN." teriak Lisa dengan suara cemprengnya ketika mendapati Jennie berada di kelas.

Terlihat Rose, Joy, dan Jisoo mengekor di belakang Lisa. Dan betapa terkejutnya mereka ketika mendapati mata Jennie yang sembab terlihat jelas bahwa ia habis menangis.

"bangsat si Mingyu lo apain Jennie woy ngaku ini dia sampe sembab gini." Rose menyadari hal itu dan lansung menuduh Mingyu karena tidak ada siapapun selain dia.

"wah berani lo ya ming bikin sahabat gue nangis, sini lo gue beri lo rasain." Tanpa babibu Lisa langsung melayangkan pukulannya ke Mingyu.

"aw.. sakit njing woy aduh bukan gue aw." teriak mingyu kesakitan.

HURT (Taeyong Jennie) ✔️ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang