Author's POV
"good boy" ucap Jaebum.
"Now come here baby boy!" Ia menyuruh Jinyoung mendekat. Jinyoung hanya bisa menurut dan mendekati Jaebum.
"Hmmm" Jaebum memperhatikan penampilan Jinyoung dari atas sampai bawah. Merasa di perhatikan seperti itu Jinyoung memjadi canggung.
"D-daddy ada apa ??"
Jaebum menggeleng "tidak..hanya melihat tubuhmu..sepertinya kau tidak terlalu kurus juga..badanmu bagus, cukup tinggi"
"o-oh terimakasih"
"aishh jangan jadi canggung begitu dong..aku ini daddymu!" Jinyoung mengusap lehernya malu.
"kalau begitu kita pergi sekarang ya!"
"p-pergi kemana daddy ??"
"kita ke apartemenmu..bukankah kita harus bayar tunggakanmu ??"
"O-oh tapi kan kau bisa memberikan uangnya padaku-em maksudku aku tahu kau sibuk jadi biar aku yang mengurusnya"
"tidak apa..aku ingin melihat apartemenmu juga..bolehkan aku kesana ??" tanya Jaebum sambil memegang Jinyoung.
"tentu saja Daddy"
"baiklah kalau begitu kita pergi"
---
Jinyoung's POV
Okay..mimpi apa aku semalam ?? hingga aku berjalan berdampingan bersama Jaebum ? Orang yang membantuku dan juga aku hutangi. Ia bahkan mengangkatku menjadi 'anaknya' walaupun kenyataannya mungkin ia hanya menginginkan diriku.
Hah aku tidak perduli..mungkin ini memang jalan takdirku. Dari pada aku harus berhutang dan membayarnya seumur hidup menjadi pelayan cafe yang entah kapan menjadi kaya. Mungkin kasarnya aku harus merendahkan sedikit harga diriku dari pada aku mati kelaparan.
"hey beby..kau tidak apa-apa??" suara jaebum menyadarkaku dari lamunan. Ia menatapku dengan mata tajamnya.
"e-euh iya daddy aku tidak apa-apa" jawabku mencoba tenang. Aku mengalihkan pandanganku pada pemandangan di luar jendela mobil.
Begitu sampai di apartement..daddy segera membayar uang apartemenku. Tunggu..dia bukan hanya membayar apartemenku tapi menyuruhku untuk pindah ketempat lain karena menurutnya apartemenku sudah tidak layak huni.
"tolong berikan dia kamar yang lebih baik dari ini..kau gila ya memberikannya kamar seperti ini ?? bagaimana jika tiba-tiba atapnya runtuh ??" ucap Jaebum pada pemilik apartement. Tahu jika Jaebum adalah orang yang berpengaruh di Korea, pemilik apartement segera memindahkan barang-barangku ke tempat yang baru.
Aku mengatakan pada Jaebum agar tidak perlu melakukan hal itu karena yang penting aku masih bisa tidur dengan nyenyak. Tapi ia bersikukuh dengan alasan keamanan dan keselamatan jiwaku. Aku merasa tidak enak..tapi aku untuk pertama kalinya merasa terharu karena ada yang memperhatikanku.
"D-daddy" panggilku, ia menoleh.
"shit..tiba-tiba jantungku berdebar"
"terima kasih sudah membayar tunggakannnya ..kau bahkan memberiku kamar yang lebih bagus. Sungguh seharusnya kau tidak perlu melakukan itu!"
Ia berjalan mendekatiku "hey..aku tahu kau mungkin berpikiran buruk tentangku..tapi aku tidak perduli. Kau masih muda dan dalam proses pertumbuhan. Aku tidak akan membiarkanmu celaka jika tidur di apartement jelek itu" Aku mengangguk dan membungkuk.
"te-terima kasih daddy!" Aku menghambur ke dada dan memeluknya.
"te-terimakasih karena kau juga memperhatikan kondisiku..!" air mata memenuhi pelupuk mataku. Ia membiarkanku menangis di dadanya yang bidang. Rasanya nyaman..aku sudah lama tidak menangis sambil di peluk seperti ini semenjak kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan. Aku merasa bahagia memiliki Jaebum sekarang..walau dia bukan ayahku tapi setidaknya ada yang perduli padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF I MET YOU IN ANOTHER UNIVERSE[ jjp/√]
Short StoryApa yang akan kau lakukan saat aku dan kau tidak menjadi seperti sekarang ? I don't know but i'll find a way to find you. Cerita random pertemuan Jaebum dan Jinyoung. Votes and comment would be appreciated