Start Line (7)

312 56 3
                                    

Author's POV

Keesokan harinya Jinyoung tampak bingung saat bertemu dengan Jaebum, ia terus berpura-pura sibuk dan tak bisa menemui Jaebum, padahal ia belum tahu bagaimana cara menyampaikan masalah tentang perjodohannya.

Seperti saat ini, seharusnya Jinyoung duduk di lapangan basket untuk melihat Jaebum latihan seperti biasanya, tapi begitu ia melihat sosok kekasihnya itu ia buru-buru masuk ke perpusatakaan.

"lu kenapa sih Nyoung ?? liat Jaebum udah kaya liat setan aja" Wonpil yang dari tadi bingung akhirnya membuka suaranya.

"ishh ada Jaebum pil!"

"ya terus kenapa ?? biasanya juga lu samperin trus di menelin. Ada apa sih ?? kalian berantem ??" tanya Wonpil menebak-nebak, Jinyoung menggeleng.

Jinyoung mengehela nafas lalu menarik Wonpil agar duduk.

"hmm sebenernya gue belum siap cerita sama elu, tapi gue bingung kalau di pendem sendiri juga"

"kenapa sih ?"

"jadi....."

Jinyoung perlahan menceritakan bagaimana sikap papanya pada Jaebum yang tidak suka. Tentang bagaimana pendapatnya mengenai Jaebum yang seorang anak broken home yang identik dengan nakal. Jinyoung bilang jika Jaebum tak begitu, tapi papa-nya tak mendengarkannya. Juga tentang semalam saat ia dipaksa harus berjodoh dengan Jisoo, anak dari konglomerat rekan ayahnya.

"Ya Tuhan nyoung, kenapa lu ga bilang sama gue kalau bokap kalau selama ini kalian ga direstuin ?" 

"yang ga restuin gue cuma bokap doang pil.. kalau nyokap sama adek sih yang penting gue bahagia" Jinyoung mengusap-usapkan tangan ke wajahnya.

"disisi lain gue pengen nentang ide bokap gue buat perjodohan..tapi bokap selalu ungkit kalau gue harus jadi penerus keluarga yang buat keluarga bangga dan ga malu-maluin.." 

"mmh..iya sih lu kan anak paling gede. Bokap lu pasti mau lu jadi penerusnya kan, huuh untung gue anak paling bontot heehe"

"ish lu malah bikin gue makin down.."

"wkwk bercanda.. kata gue sih ya, lu smentara ini bersikap biasa aja sama Jaebum. Sambil mikir gimana caranya bilang sama Jaebum... lu pasti bisa bicarain ini baik-baik sama dia. Gue yakin dia bakalan ngerti"

"gue harap sih dia bisa ngerti.. tapi masalahnya, gue kaya punya firasat ga enak"

"gue pernah bilang sama dia untuk perjuangin gue.. tapi liat niatan bokap yang keras gitu, gue pesimis bisa berjuang juga buat dia pil..." Air mata mengalir dari mata indah Jinyoung.

"lu ga boleh pesimis gini nyoung.. gue yakin kalau kalian udah ditakdirin bersama..kalian pasti akan tetep bersama lagi. Apapun rintangannya.."

"trus gue harus gimana sama cewe itu??"

"ya kata gue sih lu gapapa kalau mau temenan sama dia.. siapa tahu dia ga bakalan cepet suka sama elu"



Akhirnya dari situ Jinyoung mulai ketemu Jaebum seperti biasa, walau Jaebum sempat bingung kenapa Jinyoung ngehindar dari dia. 

"hey.." sapa Jaebum saat ketemu Jinyoung. Jinyoung tersenyum manis saat Jaebum mengajaknya jalan-jalan ke pinggir sungai di belakang rumahnya. Mereka tertawa bersama, tapi jauh di dalam hati Jinyoung, ia masih bingung bagaimana cara mengatakannya pada Jaebum. Mungkin Jinyoung terlalu lama dan berpikir hingga akhirnya ia terlambat mengatakannya. 

Saat itu, intensitas pertemuan mereka semakin berkurang karena Ujian Akhir dan Jinyoung selalu dipaksa bertemu dengan Jisoo oleh ayahnya. Jinyoung memang sudah lebih dekat dengan Jisoo dan sudah seperti teman dekat. Keduanya saat itu sedang jalan-jalan di mall. Jinyoung dimintai oleh Jisoo untuk membeli baju karena Jisoo akan mengikuti prom night di sekolahnya.

IF I MET YOU IN ANOTHER UNIVERSE[ jjp/√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang