IV. Skakmat

2.2K 273 12
                                    

Hidup gue entah gimana jadi gini, pertama gue ketemu Willis gue ngejekin dia dan ternyata dia pemred baru, hari pertama dia kerja gue disuruh gonta-ganti minuman yang akhirnya cuma air putih, terus  gue telat terus disuruh ikut meeting akhirnya jadi babu dan gak sengaja

Meluk dia.

"Risa...Clarisa...Clare...woy berak kuda!"

"Bengong mulu dah." Chandra menyentil kening gue. "Aw sakit pea!!" gue bales sentilannya pake jitakan. "Jangan bengong nanti dimasukkin uka-uka loh."

"Uka-ukanya ada disebelah gue sih." Celetuk gue santai, "Gue bukan uka-uka hoy!"

"Terus?"

"Pocong ngesot, puas lo!" gerutu Chandra. "Ya elah ngambek, gue cuma canda kali ah Chandra."

"Makan bareng kuy Sa!" ajak Chandra, "Traktir gak nih?" tanya gue bercanda. "Apa sih lu!"

~~~

Walaupun cuma bercanda ternyata Chandra seriusan traktir gue ya emang sih cuma warung padang langganan gue. "Enak?" tanya dia, "Enaklah...gratis."

"Gratis aja baru enak gimana sih."

"Boleh nambah gak sih?"

"Kebiasaan kalo makan kek kuli bangunan deh Ris."

Hehehe...ya itu juga alasan gue gak mau makan sama Willis kemarin, udah makan di tempat mahal, porsinya dikit, susah nambah lagi. Mending makan di warteg atau nasi Padang lah.

"Eee"

"Ampun dah ni cewek kelakuannya, sendawa keras banget lu."

"Sori sori heheh..." Gue nyengir kuda aja dengan polosnya.

"Mau kemana lagi nih?"

"Balik kantor lah Chan emang mau kemana shopping? Yang ada kita ditendang Willis kali ah."

"Peluklah diriku dan jangan kau lepaskan kau ku dan jangan kau lepaskan ku darimu..."

Gue terhenti pas denger lagu ini kebayang kejadian yang waktu itu pas gak sengaja dan ugh.. sebel gue jadinya. "Tidak..." gak sengaja gue teriak di depan umum, "Kenapa lo tereak sih?" Heran Chandra. "Ah enggak kok, itu cuma akting." kata gue ngawur. "Aneh deh lo Ris." Chandra geleng-geleng kepala.

~~~

Bosen juga ya ngedit-ngedit depan komputer denger suara ketikan keyboard. Gue buka laci meja gue buat nyari headphone, denger radio kayaknya asik ya soalnya mana bisa gue nonton tv jam segini deh ah. Gue colokin headphonenya ke hape gue dan ternyata pas banget acara favorit gue di radio mulai.

Lumayan ngilangin jenuh nih, "Peluklah diriku jangan kau lepaskan kau ku dan jangan kau lepaskan ku darimu..." lah kenapa lagu itu muncul lagi sih, gue kan jadi tambah kacau sekarang. "Arggh...kampret lu!!" umpat gue lemparin headphone yang tadinya nempel di kuping gue.

Gue turun ke pantry buat bikin minuman sambil istirahat sebentar aja sih. "Mat gue sini ya bentar, capek nih." gue rebahan deh di sofa pantry yang gak nyaman-nyaman amet. "Ssst...heh..."

"Diem ah lu..."

"Heh..."

"Apaan sih ganggu orang istirahat aja."

"Oh jadi yang lain sibuk kerja kamu enak-enakan tidur hah?" pekiknya lantang, "Siapa sih lu sok-sokan nurutin Kiwil pemred kampret."

"Kiwil?"

"Itu si Willis yang kelakuan aneh banget itu." 

"Kalo gitu bangun sebelum saya siram kamu lagi."

"Si...si...siram...WILIS!!!" gue langsung buka mata ketika tahu yang ngomong sama gue itu Willis. "Oh bagus ya kamu santai disini!" sinisnya.

"Ah bu...bukan gitu kok bukan gitu ceritanya." 

"Kamu manggil saya apa? Kiwil pemred kampret hah?" 

"Hah...siapa yang ngomong gitu?" Mampus gue diinterogasi, "Oke ga apa-apa kalo gak ngaku juga tapi gue cuma butuh pembuktian siapa nama gue di kontak lo." Dia bikin gue canggung karena dia ngunci gue di dinding, "Siniin hape kamu!" tegasnya.

"Siniin hape kamu!" kek nodong lu kampret, "Cepeet!!" terpaksa gue serahin hape gue dengan perasaan deg-degan, "Gak mungkin kamu gak nyimpen nomor saya karena emang semua karyawan saya suruh catet nomor saya takutnya ada apa-apa."

Dia misscall hape gue lewat hapenya, dan "incoming call... Kiwil pemred kampret..." skakmat gue ketawan suka ngumpat dia pake nama itu. "True...kamu ngejek saya dibelakang." 

"Makasih udah ngejek saya!" dia misscall hapenya dia pake handphone gue dan tertulis disana nama gue jadi "Markonah"

"See...mulai sekarang nama kamu Markonah."

"Nama saya kan Clarisa, kok diubah sih?"

"Suka-suka saya kali, pokoknya terserah siapa nama kamu yang jelas kamu tetep Markonah di mata saya."

Serah dah mau Markonah mau Macaroni atau apalah Wil yang jelas akta kelahiran gue masih Clarisa Mirandania kok. "Ngertikan Markonah?" dia natap gue intens, tiba-tiba...

"Waaa...kecoak..." Willis kelabakan liat kecoa jalan di lantai, refleks dia gak sengaja errr... meluk gue dan entah darimana lagu Alexa yang "Peluklah diriku dan jangan kau lepaskan kau ku jangan kau lepaskan ku darimu..." terngiang di kepala gue gitu aja. 

To Be Countinued...

Aneh ya?

Kalo suka mah VOTE sama COMMENT aja sih heheh...

The Another Boss Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang