Pacarku Romantis

14.6K 386 5
                                    

Pacarku romantis, bagian 2

~
Achasa Adreanna
~

Definisi pacar romantis itu seperti apa sih? Pacar romantis itu yang bersikap gentle man dan selalu bisa memberikan kejutan? Pacar romantis itu pacar yang selalu ada untuk di butuhkan? Pacar Romantis itu sebenarnya apa sih?

Entahlah akupun bingung, menurutku pacarku adalah pacar yang romantis.

Senin pagi, selesai upacara aku memilih ke kantin sebentar buat beli permen. Waktu mau balik ke kelas mataku tak sengaja menangkap Rastus sedang di kelilingi oleh cewek-cewek, sebenarnya itu hal biasa mengingat Rastus itu punya banyak fans cewek. Hanya saja aku masih bisa melihat bahwa si primadona sekolah itu memeluk erat lengan Rastus dan Rastus hanya tersenyum.

Primadona sekolah itu namanya Ziralia Putri Cantika, biasanya orang manggil dia Cantika karna dia cantik. Tapi lupakan itu dan mari beralih pada Rastus, kenapa dia hanya diam di tempeli begitu? Waktu aku tempeli aja dianya bilang "ga boleh, ga enak diliatin orang" tapi pas di tempeli sama cewek lain dia diam-diam aja. Emang ya cowok, ga bisa banget liat yang bening dikit.

Tapi bukannya lari aku malah berdiri diam aja disana, ngeliatan Rastus yang sekarang santai-santai aja waktu pipinya di cubitin tu cewek-cewek.

Aku pengen marah, tapi nanti kalo Rastus balik marah ke aku gimana? Aku ga mau Rastus marah-marah, jadi aku putusin untuk diam dan nganggap gak terjadi apa-apa.

Aku balik ke kelas duduk di bangku paling pojok di belakang. Di depanku Fini duduk, dia lagi ngerjain PR kayaknya.

Setelah dia menyelesaikan PR nya dia berbalik menatapku, "lo abis dari mana?" Tanyanya, "kantin" jawabku seadanya. "Beli permen lagi?" Aku nganggukin kepalaku.

"Bagi dong" aku merongoh saku rokku dan mengeluarkan seluruh permen yang ku beli dan membagi padanya.

"Ambil aja untuk lo semua" Fini mengerutkan alisnya "lo ada masalah ya?" Ujarnya, aku menatapnya sambil menangkup kedua pipiku sendiri. "Enggak" ujarku

"Boong lo, kalo nggak mana mau lo ngasih seluruh permen lo ke gue" yaelah, ketahuan. Tapi tetap aja gue harus boong "nggak kok, gue cuma lagi malas makan permen takut sakit gigi"

Gue tau alasan gue bodoh banget, tapi untuk masalah kali ini gue ga mau ngerepotin Fini.

~

Bel pulang sekolah bunyi, aku ga mau lansung pulang. Aku lebih milih duduk sendirian didalam kelas sambil dengerin lagu yang di putar melalui ponsel bututku.

Dirumah tidak ada siapa-siapa, orang tua ku tinggal di luar kota. Aku bukan orang kaya jadi rumahku tidak sekeren dan sehebat yang ada di novel-novel. Rumah itu peninggalan kakek dan nenek ku yang sekarang memilih tinggal di desa terpencil demi mewujudkan masa tua impian mereka jadi akulah yang menempati rumah itu.

Kesekolah, aku cuma jalan kaki karna rumahku dekat dengan sekolah. Jadi kalau aku pulang telat ga ada yang bakal panik karna mereka tau aku pasti di sekolah lagian siapa juga yang mau panik? Orang dirumah aja ga ada orang selain aku.

Lagu Happily One direction mengalun di dalam kelas yang sepi ini. Aku menenggelamkan kepalaku dalam lipatan tanganku dan memejamkan mata, dan lagi tampa sadar aku tertidur.

Ketika membuka mata hari sudah mulai gelap, dengan malas aku membopong tas ranselku dan berjalan keluar kelas. Aku mengecek ponselku dan ternyata mati.

Aku berjalan pulang dengan kepala yang tertunduk, ketika di dekat rumah barulah aku mendongakkan kepalaku.

Aku menemukan Fini yang sedang menatapku galak "DARI MANA SAJA KAU HAH!?" Teriaknya, aku hanya menatapnya, hitungan detik aku menubruknya dan menangis di pelukannya.

"Ehh.. Lo kenapa?" Ujarnya kaget, aku tau dia pasti bingung melihatku tiba-tiba menangis seperti ini. Tapi biarlah aku ingin menangis.

"Lo kenapa? Rastus cuek lagi sama lo? Dia ga bales pesan lo?" Ujarnya, ia menggiringku masuk kerumah setelah aku membukakan pintu.

Aku menggelengkan kepalaku, "terus kenapa?" Aku hanya menggeleng. " lo kangen ortu lo ya?" Ujarnya, pada akhirnya aku hanya menganggukkan kepalaku saja. "Kalo gitu telepon dong" aku menggeleng "takut sibuk"

Dia hanya menghela nafas, "gue tidur rumah lo aja ya? Tunggu ya gue pulang dan ambil baju dulu, lo disini aja jangan kemana-mana" tampa mendengar persetujuanku dia berlari pergi.

~

Malam tadi Fini benar-benar menginap dirumahku, membiarkanku menangis dalam pelukannya semalaman tampa bercerita kenapa aku seperti itu. Tapi itulah yang kusuka dari dia, dia tidak pernah memaksa jika aku tidak ingin bercerita.

Seperti pagi-pagi sebelumnya aku pergi ke kantin lagi dengan tujuan yang sama yaitu beli permen, bagiku tiada hari tampa permen.

Dan lagi untuk yang kedua kalinya Rastus masih sama seperti kemarin dan untuk yang kedua kalinya aku melakukan hal yang sama, tapi kali ini aku memilih duduk di salah satu meja kantin yang paling dekat dengan kerumunan itu.

Sambil mengamati, akupun memakan permen milikku. Niat ku kali ini adalah menguping.

"Kalian udah pacaran berapa lama?" Selah satu dari enam cewek itu bertanya entah pada Rastus atau primadona sekolah itu.

"Kita pacaran udah lama, tapi Rastusnya ga mau ada yang tau, baru-baru ini dia mau kalo hubungan kita di tunjukin ke publik" huwekk... Publik, lo pikir lo artis? Sumpah ya aku kesel, aku ini sebenarnya siapanya Rastus? Kita udah pacaran setengah tahun dan tu cewek bilang kalo di backstreet sama Rastus udah lama, jadi aku ini pelarian?

Tak ingin terbawa emosi aku masih memperhatikan mereka "beneran Rastus?" Tanya cewek kedua.

"Oii, ngapain lo!?" Dengan cepat aku menoleh pada Fini dan Vano yang sedang menyapaku secara kasar, aku meletakkan jari telunjukku di bibir sebentar lalu menunjuk kearah kerumunan itu.

Mereka mengangguk, dan ikut menguping.

"Kalian udah pernah gitu?" Kali ini cewek ketiga yang nanya, kurang kerjaan banget ya nanyain orang udah pernah gitu apa belum.

"Oh, pernah kok, tapi sebatas bibir" primadona itu menjawab yang membuatku melotot tak percaya. Sama halnya dengan Fini dan Vano, tapi kami memilih diam dan kembali mendengarkan.

"Eh seriusan? Kenapa ga lansung aja?" Primadona itu tertawa mendengar ucapan cewek kelima.

"Lo mah ada-ada aja, kita masih mikir jugalah, masih ada masa depan yang harus di kejar, masih ada orang tua yang nungguin dan kita ga mau buat orang tua kita kecewa. Nikah dulu baru gituan" sumpah waktu dengar kata nikah dulu, aku beneran panas dan mukul meja. Membuat seisi kantin menatap kearah ku, aku tidak peduli.

Aku menatap Rastus dengan sorot terluka, kemudian kuputuskan untuk pergi.

Aku sakit hati! Titik!!!!!

~

Next? 3 vote ya

Pacarku romantis[Repost][Tersedia Di Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang