Pacarku romantis

7.6K 227 15
                                    

Pacarku Romantis, bagian 14

~
Rastus Nugraha Putra
~

"Udah siap?" Mama bertanya padaku, hari ini mama tampak cantik mengenakan gamis dengan model rok mermaid di padukan dengan jilbab dan dan dandanan sederhana tetapi membuat mama tampak cantik.

Melalui cermin aku menatap mama, memberikan lima jariku tanda aku meminta mama menunggu sebentar. Kulihat mama mengangguk dan menutup pintu kamarku, ketika mama menghilang aku kembali menatap cermin.

Hari ini hari perpisahanku, dan aku harus tampil setampan mungkin agar Sasa tidak malu menggandengku. Dengan menggenakan tuxedo bewarna hitam dan sepatu pantofel hitam. Aku membuat model rambutku bergaya spike.

Aku menyeringai, ketika tau bahwa ternyata aku itu ganteng. Selesai memuji diri, aku berjalan keluar kamar dan mendekati mama, papa, Fini dan si kecil.

Fini tampak cantik, mengenakan gaun semata kaki bewarna gold, di tambah dandanan dan hiasan mahkota diatas kepalanya membuatnya tampak cantik dan anggun.

Ahh.. Itu dia kembaran ku begitu memukau.

"Lama" ucap Fini ketus, baiklah ku pikir aku harus menarik kembali kata-kataku tentang dia yang begitu memukau. Dia tidak memukau, dia menyebalkan.

"Kamu pikir cuma cewek yang perlu waktu buat tampil keren" balasku, dia mendengus dan berlalu dari hadapanku.

Dasar cewek, senstifan.

~

Aula sekolah begitu ramai, dari beberapa menit yang lalu aku mencoba mencari keberadaan Sasa tapi tak kunjung ketemu. Vano yang sepertinya sadar kalau aku sedang mencari sesuatu pun mulai bertanya "lo nyari apa?"

"Sasa, lo liat nggak?" Vano menggelengkan kepalanya, membuatku menghela nafas. "Mungkin udah di lapangan, yok kesana, bentar lagi acaranya mulai"

Aku mengikuti Vano menuju ke tenda, perpisahan kami di lakukan secara outdoor. Dibawah tenda yang di dekor sedemikian cantiknya. Aku duduk di kursi paling depan di deretan kelas kami.

Mataku melirik kesamping mencoba mencari Sasa di bangku deretan kelasnya. Hanya saja aku menemukan Fini duduk sendiri dengan bangku sebelahnya yang kosong.

Aku mencoba berpikir positif, mungkin saja Sasa terlambat. Tapi hingga setengah jam MC mengoceh Sasa sama sekali tidak ada, hanya Mama dan Papanya saja yang ada.

Aku mulai cemas, bagaimana jika Sasa memang pergi? Aku menggigit bibirku pelan, mencoba meminimalisir kegelisahanku. Tapi sepertinya Vano menyadari kegelisahan ku.

"Lo kenapa?" Ujarnya, aku hanya menggeleng.

"Sasa ya?" Tebaknya, aku menoleh padanya dan mengangguk.

"Vino bilang, dia kemarin kek liat Sasa gitu di bandara, dia nanyain gue, gue bilang kalo Sasa ada" hatiku mencelos, tapi tetap saja aku masih belum percaya.

"Positif thinking aja Ras, mungkin kemarin Sasa cuma lagi jemput mama atau papa nya di bandara" ujarnya lagi. Aku menganggukkan kepalaku membenarkan ucapan Vano.

Satu jam berlalu Sasa tak kunjung datang, aku takut. Bagaimana jika yang Vino lihat itu memang Sasa?

"Baiklah, perwakilan ucapan terimakasih orang tua akan di sampaikan oleh Mama dari Achasa Adreanna, kepada Mama Achasa kami persilahkan." Aku menoleh pada Mama Sasa, dia berjalan dengan anggun menaiki tangga.

"Ehm.." Dehemnya pelan, kemudian dia tersenyum.

"Selamat siang semuanya, hari ini saya berdiri sebagai ibu dari teman anak-anak anda, Achasa Adreanna. Untuk menyampaikan ucapan terimakasih kepada sekolah dan guru-guru yang telah mendidik anak kami hingga menjadi pribadi seperti yang sekarang.

Pacarku romantis[Repost][Tersedia Di Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang