Pacarku Romantis

8.4K 242 2
                                    

Pacarku romantis, bagian 8

~
Achasa Adreanna
~

"Lo ga tau kan seberapa sakit yang gue rasa? Lo cuma tau kalo selama ini gue baik-baik aja"

Aku menangis. Sungguh Rastus Tayi!! Vano dan Fini juga Tayi!!

Huaaaaa!!!!

Hari ini aku bolos jam pelajaran pertama karna Fini dan Rastus sibuk mesra-mesraan. Kemarin si Primadona sekarang Fini! Dan si Vano, kemana makhluk itu ketika di butuhkan?

Aku menangis sesugukan di lantai toilet, kakiku menerjang-nerjang lantai kesal. Mirip sama bocah yang permennya jatuh terus mewek.

"HUAAAA!!!!" Sebodohlah sama orang. Yang penting sekarang perasaanku!! Aku memeluk kedua lututku, kemudian sambil duduk aku maju mundur kek kursi goyang.

Sungguh bang, Dedek galau!!

Mikirin kalo aku lagi galau membuatku kembali menerjang-nerjang lantai. Sambil teriak gaje "HUAAAAA"

"Ga capek apa teriak?" Seseorang mengintrupsi tangis gajeku. Aku mengelap ingusku yang sedikit keluar, barulah aku menatap orang itu.

Dia laki-laki, tapi bukan Rastus. Dia ganteng, putih, rambut cepak, badan kekar, plus mata tajam, idung mancung, lesung pipitnya dalem. Tipe cowok idaman, tapi sayang, kalau aja aku ga pacaran dengan Rastus dia udah aku gebet.

"Lo siapa?" Ujar ku, sambil nyedot ingus.

Aku bangkit , dan berdiri didepan dia. Aku ga tau dianya yang pendek, atau akunya yang tinggi. Yang jelas mata aku sejajar sama mata dia.

Kalo di peratiin lebih jelas dia itu mirip Vano "lo ga ingat gue?" Aku mengerutkan alisku, sebenarnya bukan karna pertanyaannya tapi lebih tepatnya kenapa dia disini? Di toilet cewek.

"Lo kok bisa masuk toilet cewek?" Ujar ku polos, dia tampak linglung, lalu setelahnya dia menepuk jidatnya dan menarikku keluar dari toilet cewek.

"Gue tadi lagi jalan, terus dengar orang nangis, gue pikir ada pelecehan, jadi gue masuk, eh taunya gue nemuin lo nangis-nangis gak jelas" ucapnya ketika kami sudah keluar dari toilet cewek.

"Lo siapa sih? Gue kayak kenal lo" ujar aku polos.

Pletak!

Satu sentilan aku dapatkan di dahiku, aku menatapnya cemberut. "Lo ga ingat gue?" Dia memutar tubuhku agar menghadapnya.  "Coba lo peratiin wajah gue baik-baik" aku menurut dan mulai memperhatikan wajahnya baik-baik.

Rastus sayang gapapa ya, kalo aku mandang anak orang bentar, jangan marah, aku kan juga pingin cuci mata.

Aku memeperhatikan wajahnya. Muka ganteng, putih, idung mancung, bibir seksi, rahang tegas, alis tebal, mata tajam, bulu mata lentik dan dia mirip...

Vano, iya dia mirip Vano.

Tapi Vano ga putih, rambutnya gak Cepak, itu artinya dia bukan Vano tapi.. Vino.

Iya, Vino.

Tunggu Vino? Itu artinya?

"HUAAA VINOOO!!!" Pekikku, aku menubruk tubuhnya dan masuk dalam pelukannya. "Sumpah!! Gue kangen lo!!" Ujarku Histeris, aku menguncang-guncang bahunya kuat.

"Selow" ujarnya. Aku nyegir lebar dan mulai bersikap normal. "Ngapain lo kesini?" Ujarku kepo.

Vino ini sekolah di luar negeri, itu di negeri Paman Sam. Jadi jarang banget dia pulang ke Indonesia. "Ngantar surat Vano sekalian liburan" ujarnya.

Pacarku romantis[Repost][Tersedia Di Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang