1. Kesenangan yang tiada tara

351 8 7
                                    

Ini adalah kisahku, aku tidak menjamin jika kisahku akan membuat kalian melayang-layang. jadi jangan harap jika kisahku akan membuat kalian melayang. Kisahku tidak seindah yang kalian kira. Kisahku tentang aku dan dia.

                          -Aisya-

-
-
-

Malam ini Aisya dan Cecil berkumpul di taman kota, atau nongkrong lebih tepatnya. Tapi jangan salah kira, Aisya bukan gadis yang suka berfoya-foya menggabiskan harta orang tuanya (minus Cecil). Aisya dan Cecil adalah anak yang baru saja lulus dari SMP yang sama, mereka adalah siswa yang tidak terlalu berprestasi tapi punya nyali yang besar untuk mengambil mapel IPA di SMA.

"Yesss," teriak Aisya kegirangan.

"Kamu kenapa, Is?" tanya Cecil sahabat Aisya atau lebih tepatnya bisa disebut KSKM, yaitu Kadang Sahabat Kadang Musuh.

"Aku bahagia Cillllll" jawab Aisya dengan antusias.

"Karena apa?" tanya Cecil lagi dengan muka bingung.

"Besok adalah saat saat yang sudah kita tunggu tunggu, Cil. Besok adalah hari dimana kita datang ke sekolah dengan suasana baru, teman baru, guru baru, angkot baru, dan tentunya sekolah baru." jawab Aisya bak berpidato.

"Ah lebay lu" jawab Cecil.

"Yahh, Cil. Kita nggak satu SMA kayaknya aku bakal jarang deh ketemu sama kamu." ujar Aisya dengan wajah masam.

"Udahlah, Ais nggak usah sedih. Ntar juga di SMA punya temen baru." jawab Cecil dengan tatapan yang entah, belum bisa diartikan Aisya

"Kok kamu ngomongnya gitu? Kita kan udah sahabatan dari kecil. Kamu..." belum sempat Aisya melanjutkan kata-kataku Cecil langsung memotong.

"Emang siapa yang bilang kita sahabat Ais? Kamu sendiri kan yang bilang." jawab Cecil, langsung pergi begitu saja.

Sementara Aisya hanya tersenyum kecut dengan air mata yang mulai jatuh dari pelupuk matanya. Entahlah, Aisya pun tak mengerti dengan sifat Cecil, dia baik kepada Aisya saat membutuhkan sesuatu. Tapi, sikapnya bisa berubah 180 ° saat tak butuh apapun. Tenang kawan, Aisya sudah biasa mengalami hal ini. Tapi kata-kata Cecil tadi sukses membuat Aisya sakit hati.

'Kadang sahabat kadang musuh.' batin Aisya.

***

"Ais, barang barangnya disiapin dulu. Besok kan udah mulai sekolah jadi, besok kamu diantar ayah dulu ya? Cecil juga ikut bareng kok katanya" kata Bunda.

"Iya, Bun." jawabku

Aku pun segera menyiapkan barang barang yang harus ku siapkan untuk sekolah. Tempat pensil, buku tulis yah walaupun besok belum mulai pelajaran tapi kan nggak ada salahnya dan bawa, mukena untuk shalat karena sekolahku mewajibkan shalat Dhuha dan shalat Dzuhur berjamaah sebelum dan setelah pelajaran selesai, dan tidak lupa sandal jepit untuk wudhu saat akan shalat.

"Yup, udah beres semua. Sekarang saatnya tidurr.

***

KRING KRING KRING

"Arghh" erangku saat mendengar bunyi jam weker yang menggangguku.

"Aisya, bangun sudah pagi."
Suara Bunda yang tak kalah mengganggu mimpi indahku.

***

"Aisyah!"

Hening.

"Aisyah!"

Tidak ada jawaban.

"Aisyahhh!!!!!"

Dan sekali lagi tidak ada jawaban dari putri sulungnya itu.

Satu RadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang