Radi, kamu jahat. Kenapa 6 chapter isinya curahan hati kamu semua? Kenapa haaaaa?
-Aisya-
-
-
-Pagi itu Radi datang agak awal. Bukan 'agak' lagi tapi memang sangat awal. Radi mengecek jam tanganya.
05.30
Dingin dan sepi, yah kira-kira itulah suasana sekolahnya saat ini.
Radi menelan ludah.
'Hiiiiiii' Radi mulai bergidik ngeri.
Radi berjalan menuju kantin, saat sampai di kantin dia menepuk jidatnya.
"Aduh, gue lupa ini kan masih pagi. Kantin mana mungkin udah buka." gumamnya sendiri.
Sudah menjadi kebiasaan ia saat berangkat sekolah langsung menuju kantin, dan Radi belum terbiasa datang awal karena biasanya dia datang pukul 06.50 mepet sekali sebelum pelajaran di mulai.
Tapi kadang dia berangkat pukul 06.45 itupun jika ia butuh contekan PR.
Merasa masih tak ada orang ia pun keluar dari kantin. Setelah sampai didepan kelas X-5 IPA yakni sebelah kelasnya X-6 IPA. Di dalam kelasnya seperti ada seseorang.
Radi mencoba mengintip melalui jendela kaca kelas X-6.
'Loh, dia kan...'
"Gue tau loe disitu." ku intip dari jendela dengan kaca lebar.
'Haduh, jangan-jangan dia tau.'
Saat ku intip lagi, Loh? Kemana Cewek itu?
Tiba-tiba sebuah sapu menghantam punggungku dengan keras, dan gelap.
***
Mataku perlahan-lahan terbuka, dan...
'Ah, dimana nih?'
Bau obat dan tiba-tiba aku kaget mendengar suara yang sangat ku kenal.
"Kamu ada di UKS, saya yang bawa kamu kesini."
"Ah aww," kataku saat menahan rasa sakit dipunggung.
"Kenapa gue bisa ada disini?"
"Emmm, itu... Tadi gue pukul loe pake sapu." jawabnya dengan gugup."Apaaa?" jawabku kaget
"Iiya, saya kira kamu tadi ngintip saya soalnya saya mau ganti baju waktu itu, soalnya jam pertama itu olahraga." tambahnya
"Helllawwwwwww, jadi loe kira gue ngintip loe gitu. Idih amit-amit yak. Maap-maap nih mbak, tapi mana ada cowok yang pengen ngintip loe apalagi sampe napsu, MUSTAHIL." jawabku dengan cepat dan setelah itu pukulan keras mengenai pipiku.
BUKH
Tiba-tiba semuanya menjadi gelap kembali.
***
Aisya [POV]
Aku celingak-celingukan memandang ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada orang.
Jam pertama adalah olahraga jadi aku harus memakai pakaian olahraga, sedangkan sekarang aku masih menggunakan seragam osis.
Sebenarnya aku bisa saja berganti pakaian di kamar mandi, tapi pintunya rusak. Yahh terpaksa ganti baju disini.
Hampir aku berteriak, tapi mulut ember ini segera ku tutup rapat-rapat.
Aku segera mengambil sapu dan berjalan pelan-pelan kearahnya saat ia lengah dan.....
BUKH
Ku pukul keras-keras cowok brengsek ini dan... Dia pingsan.
"Rasain lu, dasar cowok mesum." makiku tapi setelah itu aku bingung.
'Eh dia kan pingsan, gimana nih?' batinku panik. Untung hari ini masih pagi jadi anak-anak lain belum pada datang.
***
Radi membuka matanya pelan-pelan.
Dan dia melihat Aisya duduk disebelah tempat ia berbaring.Saat Radi lihat tampaknya Aisya tertidur. Entah apa yang ada di pikiran Radi tiba-tiba tanganya bergerak dan membenarkan letak poni rambut Aisya.
"Makasih ya, Aisya." kata Radi berbicara pada Aisya yang sedang tertidur.
Radi tidak tau bahwa seseorang yang sedang di ajaknya bicara sedang pura-pura tidur dengan pipi merah merona.
***
Aisya [POV]
Aku langsung menghempaskan diriku dikasurku yang empuk.
Rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya, pipiku kembali merona saat mengingat Radi bilang begitu. Rasanya pengen lompat dari gedung setinggi 15 lantai, Tapi, beneran rasanya nge-fly banget.
'Ah, kenapa dari tadi mikirin Radi terus? kenapa dikatain cantik aja aku senengnya sampe segitunya, ato jangan-jangan.....'
"KYAAAAAAAAAA" Aku langsung berteriak saat aku memikirkan bahwa mungkin
Radi suka aku?'Ah, kok aku jadi GR gini?"
Aku pun langsung galau lagi dan...
'Mungkin bukan Radi yang suka sama aku tapi aku yang suka sama Radi... Yahh kurasa begitu.' batinku.
***
TBC
Note :
Maaf kalo ceritanya gaje banget, tapi jangan kapok baca ya? Awas typo.
----------------------baemori------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Radi
أدب المراهقين"Ku kira, aku mencintainya. Tapi, aku salah. Ternyata, selama ini aku mencintai sahabatku sendiri." (Aisya Larasvati Nugroho? ---- "Aku mencintainya. Walau aku tau diaencintai orang lain, yang tak lain adalah musuh bebuyutanku sendiri. Tapi, aku ci...