20. GR untuk kedua kalinya

90 4 1
                                    

Nyatanya, realita tak seindah opini yang ada.

                              -Aisya-

-
-
-

TOK TOK TOK

"Assala'mualaikum," kataku sambil mengetuk-ngetuk pintu rumahku.

CEKLEK

Bunda membukakan pintu, dan raut wajah yang kaget dan cemas.

"Astaghfirullah, Aisya? Kenapa kamu basaha kuyup begini? Kenapa hujan-hujanan? Aduh, nanti flu," belum sempat aku menjawab, Bunda langsung memberiku banyak pertanyaan-pertanyaan.

Seperti kata orang, kebanyakan Ibu itu bawel. Seperti Bundaku, bawel tapi aku tau itu adalah bawel cinta. Bawel yang menunjukan kasih sayang seorang Ibu.

Aku hanya tersenyum kecil,

***

"Tuh, kan Ais kan udah dibilangin sama Bunda. Kalo pulang sekolah, terus hujan mending neduh dulu disekolah." kata Bunda sambil menyodorkan teh hangat buatanya.

Dengan sigap, aku pun segera meminumnya hingga setengah.

"Nggak apa-apa kok, Bun. Ais, nggak apa-apa." jawabku sambil mengusap mulutku yang ada sedikit ceceran teh hangat.

Bunda memandangiku heran,

"Aisya, Bunda tau kamu punya masalah. Jadi, kalo ada apa-apa cerita aja sama Bunda. Di jamin deh, Bunda nggak akan ember. Suer," kata Bunda sambil mengacungkan dua jari.

Aku hanya tertawa kecil. Yah, beginilah sifat Bundaku. Bunda emang udah nggak muda lagi, tapi jiwa Bunda masih muda.

Setelah itu, aku menggeleng sambil mengeluarkan jurus andalanku. Yaitu, fake smile³.

***

Dear, diary

Mengapa sifat orang bisa berubah? Yang dulunya baik, sekarang sebaliknya. Kalian pasti tau siapa yang kumaksud. Ya, Fath. Aku tau dia sebenarnya bukan orang jahat. Pasti ada alasan lain untuk dia membeciku. Aku masih ingin bersahabat denganya. Tapi mengapa? Mungkin sudah tidak bisa? Ah, kuserahkan saja semuanya pada Tuhan. Tuhan, hanya engkau yang bisa membolak-balikan hati seseorang. Tuhan, tolong balikan hatinya Fath, agar dia mau berteman denganku lagi.

***

Author [POV]

NGUING NGUING NGUING

Siswa-siswi SMA Merah Putih berhamburan jeluar dari kelas tatkala mendengar bel istirahat. Begitupun dengan siswa-siswi kelas X-6 IPA. Tapi, tidak dengan siswi yang satu ini.

Siswi ini duduk termenung dibangkunya. Ditemani oleh 2 sahabatnya. Anwar dan Mas Par. Siswi ini bernama Aisya yang mempunyai banyak masalah akhir-akhir ini.

"Udahlah sabar, Syah." hibur Mas Par.

"Sabar, sabar. Loe kira sabar itu gampang, Mas? Gue aja kalo digituin marah kale," kata Anwar sambil menepuk pundak Aisya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Satu RadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang