Katamu aku telah menarik perhatianmu. Kamu juga menarik perhatianku. Kamu mungkin tak tau bahwa aku diam-diam memperhatikanmu. Ingat para pembaca, ini curahan hatiku, bukan curahan hati gadis yang bermama Aisya. Mentang-mentang dari chapter 1 sampai 4 dia terus, terus kalian mengira ini Aisya lagi.
-Radi-
-
-
-
"Aduh, sabar dulu dong." bentaku saat tiba - tiba ada orang yang mendorongku dan dengan otomatis aku ikut mendorong cewek yang ada didepanku yang membuatnya terbentur dinding cukup keras.
JEDUK
"Aduh." jerit cewek yang ada didepanku.
"Ehh, sory nggak sengaja." maafku.
'Eh, ini kan cewek yang aku kerjain kemarin. Alhamdulillah dia nggak inget.' batinku
Aku pun segera melanjutkan mencari namaku, ah dapat.
'Tuh kan bener X-6." kataku pada diri sendiri.
Aku pun segera berlalu ke kantin meninggalkan kerumunan yang panas dan sesak.
***
Cuaca panas membuatku malas, aku pun segera mencari tempat duduk dikantin yang agak sepi ini, hanya ada anak - anak kelas sebelas berkumpul sambil bernyanyi - nyanyi dengan gitar. Salah satunya Arka senior dan temanku waktu SD. Lebih tepatnya mantan sahabat. Setelah menemukan posisi yang pw, aku pun mengeluarkan satu puntung rokok.
BRUAKKK
Suara meja yang kutendang keras saat tiba - tiba seorang kakak kelas menumpahkan jus diseragamku.
Saat kulihat. Arka?!."BANGS*T!!!* bentaku.
"Eh, sory nggak sengaja di." maafnya sambil tertawa kecil memperlihatkan kesengajaanya.
"Eh, elo punya mata nggak. Ini orang bukan tong sampah c*eg!!!"
"Ehh, loe kan emang kaya tong sampah di." sindirnya
"CARI MATI YA LOE YA ARKA!!"
"Eh emang loe siapa? Coba - coba nantang senior?"
"ANJ*NG, loe."
BUAGH BUK BAGH BUAK
Adu pukul pun tak bisa dihindari.
"Ayo, ayo ayo ayo!!"
Bukanya melerai anak anak lain malah menjadikan itu sebagai bahan tontonan.
"Pak, Arka berantem sama adek kelas pak." jerit salah satu anak kelas 11 sambil berlari menuju pos satpam.
***
PRIT PRIT
Tiba - tiba suara peluit milik pak Mukidi satpam SMA Merah Putih menggema memenuhi isi kantin.
"Sudah sudah, kalian ini kaya anak kecil aja, Arka dan siapa nama kamu anak baru?" tanya pak Mukidi.
"Radi pak."
"Arka dan Radi kalian pergi ke UKS."
"Yah, nggak seru nich" seru Anwar yang membuat seisi kantin melihatnya.
Akhirnya mereka berdua pun menuruti kata - kata satpam galak ini dari pada masalah bertambah parah.
Anwar [POV]
"Aduhh eyke malu nich" seruku dikamar mandi saat setelah seisi kantin melihaku.
"Yah, ente sih ngomong sembarangan." ujar mas Par.
"Yaelah eyke kan reflek, lagi pas SMA dulu kalo mereka berdua kan sering berantem. "
"Emang Kak Arka sama siapa tuh..."
"Radi?"
"Sama Radi udah musuh bebuyutan dari SD ya?" tanya mas Par.
"Iya, dulu tuh sebenernya mereka sahabatan dari kecil tapi karena masalah apa gitu mereka jadi sering berantem. Akhirnya jadi mantan sahabat deh." ujarku sambil mengipas kipaskan kipas bulu - bulu warna ungu yang biasa kubawa sekolah.
"Yeee, mana ada mantan temen?"
"Lah itu ada."
***
Radi [POV]
Radi dan Arka berjalan ke UKS.
Set...
Langkah Radi terhenti melihat cewek ngalamun didepan papan pengumuman yang sudah sepi.
"Hoi, ngapain lu?"
'Eh, cewek itu kan...' batin Radi
Sesegera mungkin Radi berbelok arah berjalan menuju cewek yang dilihatnya tanpa menghiraukan pertanyaan Arka.***
TBC
Note :
Jangan lupa makan, jangan baca wattpad di tempat gelap, jangan lupa belajar bentar lagi UTS. Hehe g. a. j. e
Baemoori👻
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Radi
Teen Fiction"Ku kira, aku mencintainya. Tapi, aku salah. Ternyata, selama ini aku mencintai sahabatku sendiri." (Aisya Larasvati Nugroho? ---- "Aku mencintainya. Walau aku tau diaencintai orang lain, yang tak lain adalah musuh bebuyutanku sendiri. Tapi, aku ci...