3

3.6K 208 4
                                    

Aku bahkan tidak percaya, setelah seminggu tante Rosa dan anaknya yang aku tau namanya Andi, nanti malam mau ke rumahku untuk melamarku. Bukannya gembira karena sudah ada yang mau denganku, tapi aku merasa aneh. Bagaimana bisa seorang Andi, mau bertunangan denganku yang... ah sudahlah. Padahal jelas tidak ada rasa tertarik sedikitpun terpancar dari wajahnya. Malah yang ada perasaan enggan untuk membuat hubungan kami lebih jauh. Aku bahkan tidak tau suaranya seperti apa. Ku akui dia memang lumayan, ah tidak dia sangat tampan, jika kamu tau Rio Dewanto, seperti itulah dia. Secara fisik dia sangat tampan. The most wanted man in the world. Sedangkan aku badak sumatra, gajah afrika kesasar di rumah tante Miriam. Jangan2 aku beneran ni siluman gajah yang diadopsi sama mamaku. Tapi masa sih wajah cantik dan manis ini siluman. Mata dan hidungku bahkan benar2 mirip sama mama. Secara wajah aku memang lumayan bagus sih, dan kulitku juga putih, itu menurut teman2ku. Tapi apalah arti wajah dan kulit jika tubuhku sebesar gajah.

Bukannya aku tidak diet, malah pernah ketika masih awal jadi mahasiswa,karena tidak tahan di bully,aku menolak untuk makan selama satu minggu. Hasilnya aku kena thypus dan terpaksa di opname di Rumah Sakit selama 2 minggu. Setelah itu aku kapok diet-dietan dan kembali ke habitat semula jadi omnivora alias pemakan semuanya.

Riasan sederhana dan gaun warna hitam ini dengan tujuan memperkecil lekuk keseluruhan badanku, bahkan tidak ada pengaruhnya sedikitpun untuk membuat badan sialanku ini terlihat sedikit langsing. Memang sih semua sudah di atur oleh mamaku. Dari baju,riasan rambut sampai sepatu semua sudah di siapkan oleh mama. Mau tidak mau aku harus menuruti mama, karena aku tidak mau di cap anak durhaka dan di kutuk jadi batu.

Semua berjalan lancar, jam 20.00 wib, keluarga tante Rosa sudah datang kerumahku. Rombongan terdiri dari 5 orang. Tante Rosa, om Herman,suami tante Rosa, Andi dan dua orang laki-laki yang memperkenalkan diri sebagai keluaga Tante Rosa.

" Malam ini kami,pihak keluarga calon mempelai laki-laki, datang kemari dengan niat yang baik, yaitu ingin melamar ananda Ayu Anjani,purti dari alm. Bapak Teguh dan ibu Miriam untuk putra kami ananda Andi Risyaldi untuk bersedia menjadi pendamping hidupnya. Bagaiman keluarga mempelai wanita? " Acara utama yaiti proses lamaran yang dilakukan oleh pihak laki-laki untuk memperoleh persetujuan dari pihak wanita. Aku sempat melirik mama dan tante Rosa memandang ke arahku dengan pandangan memelas. Nampak rona bahagia yang sama dari wajah keduanya. Andi Risyaldi, calon tunanganku diam saja tanpa ekspresi.

" Bagaimana Ayu, apa Ayu bersedia menjadi istrinya Andi putra tante? " aku kaget ketika tante Rosa bertanya padaku. Sungguh aku bingung harus seperti apa, apa yang harus aku jawab. Jujur saja dari tadi aku hanya ingin kabur. Aku tidak mau, sungguh aku takut. Aku meremas kedua tanganku. Melihat ke arah mama, mama memandangku memelas, jangan mengacaukan acaranya Yu, mungkin seperti itu yang ada di hati mama. Dan dengan alasan tidak mau mengecewakan mama, akupun mengangguk. Toh ini cuma tunangan, seandainya Andi tidak mau lagi denganku juga bisa batal nantinya.

Nampak dua mama di sampingku bernapas lega dan langsung keduanya memelukku dengan gembira. Keduanya bergantian mencium dan memelukku. Selanjutnya acara penyerahan cincin tunangan. Setelah cincin di sematkan di jariku, maka aku sah sebagai tunangan dari Andi Risyaldi. Kenapa aku memanggilnya Andi? Namanya memang Andi kan? Aku tidak tau apa-apa selain namanya. Kenapa tidak memanggilnya mas, aa, atau abang? Oh hell jangan paksa aku.

Selanjutnya acara ditutup dengan makan malam. Suasana ceria sangat kontras dengan suasana hatiku. Bukan aku tidak mau bertunangan. Tapi aku takut, sungguh takut dengan perasaanku ketika melihat Andi masih membeku tanpa ekspresi. Aku tau dia tidak pernah menginginkan bertunangan denganku. Tapi aku tidak tau apa penyebab dia akhirnya mau bertunangan denganku.

Entah kenapa semua orang sengaja meninggalkan aku berdua saja dengan Andi. Aku tidak tau harus berkata apa. Aku cuma diam saja. Apakah seperti ini saja sampai kami menikah nanti? Apakah dia akan mendiamkan aku seumur hidupku? Pernikahan macam apa yang harus kami jalani? Terus apa yang harus alu katakan sekarang?

" Terima kasih sudah bersedia bertunangan dengan saya Ayu Anjani. " Apa? Dia berbicara? Demi lemak di badanku, apa dia berbicara padaku? Berterima kasih padaku? Karena menjadi tunangannya. Sampai dia beranjak dari kursi aku masih melongo. Demi apapun deh... Ini keajaiban dunia, harus di dokumentasikan.

Hohoho, aku benar-benar sakit kepala hari ini, maaf ya kalau typonya banyak.

Hope you like it.

Love And MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang