14

4.9K 192 75
                                    

What a beautiful life? Aku si gendut sedang menikmati hidup. Menikah, bahagia dan kadang-kadang galau.

Sepekan berlalu setelah Puskesmas tempatku bekerja selesai di survey untuk mendapatkan nilai akreditasi. Seterusnya aku sudah berjanji untuk sering-sering mengunjungi Vita. Kadang aku kasihan dengannya yang tinggal sendirian di apartemen.

Hari ini tanpa ditemani mas Andi, aku bermaksud untuk menemuinya. Setelah membeli beberapa buah-buahan segar, aku meluncur ke apartemennya Vita.

Aku mendapati Vita masih dengan muka sembab dan kusam. Hari ini gairah hidupnya kian menurun. Matanya sembab dan bibirnya pucat. Kulit putihnya kontras seperti orang anemia.

" Kamu sakit Vit? ". Tanyaku khawatir sambil menempel tangan di dahinya. Wajahnya nampak hangat.

Vita tidak menjawab. Wajahnya semakin di tekuk.

" Kita ke Rumah Sakit aja ya... " tawarku, tapi dia menggeleng.

" Mama dan Papaku bercerai ketika umurku 5 tahun. Saat itu aku belum mengerti tentang perceraian. Yang aku tau, mama pergi ninggalin aku dan papa. Semenjak saat itu aku tidak pernah melihat mama lagi. Dan papaku... Dia juga semakin tidak kukenal. Sampai akhirnya aku tau ada perempuan lain yang di paksa untuk aku panggil Mama..."

" Saat itu umurku 12 tahun. Perempuan yang dipaksa untuk aku panggil Mama itu seperti ular, dia selalu meracuni pikiran papaku supaya papa membenci aku. Yah... Papaku memang tidak pernah peduli kepadaku, tapi bukan berarti dia membenciku. Buktinya ketika papaku meninggal, aku mendapat warisan yang jauh lebih besar daripada wanita ular itu. "

Vita berhenti sejenak. Menarik napas sebentar. Aku masih setia mendengar tanpa menyela.

" Perempuan itu tidak puas. Dia.. Hhhh.. Dia menyewa orang untuk merenggut kesucianku. " Vita terisak. Jujur aku sangat kaget. Aku memeluk Vita simpati. Vita begitu rapuh, air mataku ikut tumpah. Ternyata orang jahat itu nyata, bukan fiktif atau cuma ada disinetron-sinetron saja. Kisah hidup Vita contohnya, dari kecil tidak bahagia dan sekelilingnya adalah orang-orang jahat.

" Vit... Aku turut prihatin dengan kisah hidup kamu. Apapun itu anggap aku keluargamu. Aku ingin kamu bahagia. " Aku semakin memeluknya. Dia semakin terisak dan kami berpelukan.

" Satu-satunya kebahagiaan yang aku rasakan adalah disaat aku di cintai Yu. Itu hanya ketika dulu masih bersama... Maaf.. Andi. Maafkan aku Yu, aku tau Andi sekarang adalah suami kamu. Dulu aku dan Andi saling mencintai, tapi Andi justru meninggalkan aku hanya karena aku sudah tidak virgin lagi. Padahal, aku disini adalah korban. Aku.. Di perkosa Yu. ".

Perasaanku campur aduk. Sedih, juga merasa bersalah karena telah menikah dengan orang yang di cintai Vita. Tapi aku kan bukan pelakor. Tidak merebut mas Andi dari Vita. Kenal Vita saja sudah menikah dengan mas Andi.

" Aku cuma ingin... Di akhir hidupku, ingin merasakan kebahagian itu sebentar saja. Ijinkan aku menikah dengan Andi. Kamu tau kan hidupku tidak akan lama lagi? Toh nantinya dia juga akan menjadi milikmu sendiri, setelah aku tiada nanti. "

Aku terhenyak. Memandang Vita nanar. Permintaan yang tidak masuk akal. Aku menggeleng kuat-kuat. Tidak, aku baru saja menikah dan bahagia, aku belum siap di duakan.

" Tidak Vit... Kamu minta yang lain saja asal jangan mas Andi. "

" Aku mohon Yu.... Ini adalah permintaan terakhir dari aku. Aku sekarat Yu, hidupku tidak akan lama lagi. " Vita semakin terisak. Dan aku tidak sanggup lama-lama lagi melihatnya. Hatiku sakit! Jiwaku dilema. Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan?

####

Mataku semakin basah. Andai air mata mampu menyusutkan berat tubuhku, aku memilih untuk tidak menangis. Ternyata menangis itu sungguh membuat tubuh tersiksa.

Tidak mudah mempertimbangkan permintaan Vita, walaupun dia sedang dalam keadaan sakit. Hatiku dilema. Pilihan itu seperti buah simalakama. Di sini aku bukanlah malaikat atau peri baik hati,aku hanyalah manusia yang punya sifat egois. Berbagi suami tidak semudah berbagi nutella.

Disisi lain, aku merasa sangat berdosa jika permintaaan terakhirnya aku abaikan. Vita yang tidak pernah mendapat kasih sayang hingga ajalnya. Kebahagiaannya hanyalah mas Andi. Mampukah aku berbesar hati untuk membagi ranjangku?

Tuhan... Biarkan aku menangis lagi sampai puas. Sampai semua bebanku hilang. Sampai aku mampu untuk berpikir lebih jernih.

######


" Vita sekarat mas, aku ingin membuat saat terakhirnya bahagia, nikahi dia mas! " hatiku  bulat dan pasrah, aku ingin benar-benar ikhlas.

" Aku tau ini gak mudah untukku buat ikhlas, tapi aku ingin dia merasa bahagia, sekali ini saja. "

" Kamu ngomong apa Yu? Kamu mau aku nikah sama dia? Good idea, kamu dapat ide darimana? " mas Andi menjawab sinis, penuh tekanan.

" Kebahagiaannya adalah kamu mas! "

" Terus kebahagiaan kamu apa? Pernah gak kamu berpikir kebahagiaan aku apa? Yu, dia memang sedang sakit, mungkin umurnya tidak akan lama lagi, tapi bukan berarti kamu harus menyerahkan kebahagiaan kamu untuk dia kan? "

" mas aku mohon sekali ini saja... Setelah itu aku tidak akan memohon lagi. " ucapku menghiba. Tepatnya pasrah. Memasrahi jalan takdirku yang mungkin harus seperti ini.

" Apa kamu ingin sekali aku menikahinya? " mas Andi sedikit melunak tapi aku tau dia berusaha sekuat hati menahan emosinya.

Aku tidak menjawab. Tidak mengangguk atau menggeleng. Siapapun tidak akan pernah ikhlas untuk di duakan apapun keadaannya.

" Baiklah jika kamu memang inginkan itu, jangan pernah menyesal nantinya. Jangan pernah menyalahkan siapa-siapa karena ini semua keinginan kamu. " suaranya teramat datar. Air mataku tumpah seiring sosoknya meninggalkan aku sendiri. Aku menangis lagi.

Saat ini aku telah membuat keputusan yang sangat menyakiti hatiku. Tapi aku harus kuat, aku harus ikhlas walaupun sayap-sayapku patah.

Tbc
Kangen kalian semuuach... Biarkan si Ayu yang galaw asalkan kalian tidak yah....
















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love And MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang