karena daniel adalah tipe lelaki sejati yang akan selalu menpati seluruh janjinya, walaupun kebanyakan dari apa yang ia ucapkan 'sampa banget', tapi kalau masalah janji daniel tidak pernah mengingkari.
bahkan sudah beberapa waktu berlalu, daniel masih ingat jika pada saat halal bihalal perumahan bosque heritaga, daniel pernah menjanjikan traktiran es krim untuk sejeong, yang lebih suka ia sebut 'sebagian dari maharku untukmu'.
sebenarnya sejeong geli dengernya, tapi demi es krim gratis, bodo amatlah daniel mau ngomong apa saja.
"ay, mau rasa apa?"
kalau ini bukan tempat umum, mungkin sejeong sudah membanting daniel saat ini.
walaupun tubuhnya setengah lebih kecil dari daniel, jangan remehkan kekuatannya. sejeong yang seorang gadis mapala kampus ini sudah menaklukkan banyak gunung, dibandingkan daniel yang cuma suka kelilingan ngardusin cewe-cewe.
"ay ay, ayam kali."
"ayang dong." daniel mengedip-ngedipkan sebelah matanya.
sejeong langsung menginjak telapak kaki daniel dan menendang tulang keringnya keras.
okay, mungkin setelah ini daniel haus pergi ke sangkal putung, membenahi kakinya yang sejak kemarin mendapat kekerasan dari gadis di depannya ini.
"bodo ah, niel, gue males."
daniel langsung menahan tangan sejeong yang berbalik pergi, "jangan mengabaikan mahar dariku un-"
secepat kilat sebelah tangan sejeong sudah menjambak rambut daniel dan menghentikan ucapan tidak jelasnya.
ini tempat umum dan suasana cafe lagi ramai-ramainya. seenaknya saja daniel bicara mahar.
"geli tau ga lo ngomongin mahar mulu."
"iya iya, tapi please, rambut gue jeong, kayanya udah rontok delapan helai deh."
sejeong langsung melepaskan jambakannya ambil mencebik kesal pada daniel.
"mbak, pesen yang rasa thai tea satu scoop sama yang satunya," sejeong melirik ke arah daniel, "kasih es batu aja terserah."
"astagfirullah." daniel mengelus dadanya sambil mengikuti sejeong yang duduk di salah satu meja lebih dulu.
si mbak kasir yang dari tadi ngeliatin daniel dan sejeong cuma bisa senyum melihat adegan dangdut di depannnya.
"lagi berantem ya mas sama pacarnya?"
walaupun salah, tapi daniel tetap mengangguk mengiyakan, "ayang beb saya emang ngambekan mbak, tapi lucu, sih."
"sekali lagi lo ngomong ayang beb, gue ga tanggung kalo lo muntah paku besok."
entah sejak kapan sejeong sudah berdiri di belakang daniel lagi.
kan, serem juga kalo gadis semanis sejeong mainnya santet.
"nih, gue suapin ya."
daniel mengarahkan sesendok es krim pada sejeong, "aaaaa.."
sejeong langsung menghindar dan mengerutkan dahinya heran, "apaan, sih, niel."
daniel menghela nafasnya, "lo, kan, udah janji mau pura-pura jadi pacar gue."
sejeong tersenyum, "daniel kinaan, gue setujunya pura-pura jadi pacar lo di depan sana, bukan di semua situasi."
daniel ikut membalas dengan tersenyum, "sejeong kahisha, lo, kan, tau channelnya sana banyak, bisa aja sekarang dia ngirim mata-mata buat mengintai kita sekarang."
sejeong menjauhkan wajah daniel yang semakin dekat dengannya, "kebanyakan makan micin, sih, lo, isi otaknya sinetron banget."
"ssttt.." daniel meletakkan telunjuknya di depan bibir, "lagi makan ga boleh ngomong."
"bodo amat deh."
sejeong melanjutkan makan es krimnya dengan kesal.
tapi bagi daniel, ekspresi marah sejeong itu gemesin.
"lo lucu ya kalo lagi ngambek."
sejeong langsung terbatuk. tersedak es krimnya sendiri.
bukannya membantu, daniel malah ketawa.
"kan, gemesin banget deh." daniel mencubit kedua pipi sejeong.
sejeong menatap daniel tajam.
jika nanti daniel pulang dalam keadaan babak belur, jangan tanya lagi siapa pelakunya.
no vacancy ❥
yha
sejeong wanita tangguh
KAMU SEDANG MEMBACA
no vacancy― daniel ; sejeong ✔
Fanfictionada alasan mengapa setelah b adalah c karena dari bercanda bisa jadi cinta [spin off of 'remaja masjid' #3] | kpoplokal | Alternate Universe ©2017 syyouth- Parallel Universe} [lowercase]