no vacancy | 14.

2.6K 557 96
                                    

"NYAAIIII!"

sekarang sejeong lagi jalan di tengah-tengah koridor kampus yang cukup ramai, dan seongwoo berteriak memanggil namanya dari jauh.

pengen sejeong jejelin pakai sepatu itu mulutnya seongwoo.

katanya wakil ketua bem fakultas ekonomi yang penuh wibawa, tapi nyatanya tetap omar seongwoo yang kalo lari-lari, mukanya jadi keliatan bego banget.


"sejeong! sejeong!"

seongwoo mencegat sejeong dengan nafas yang terengah-engah.

"apa, sih."

"itu.. hah.. huh.. anu.. si itu-"


"duh lama." sejeong langsung berlalu pergi bersama chungha dan meninggalkan seongwoo yang masih berusaha mengatur nafas.

"heh! tunggu!" seongwoo kembali menarik tas sejeong ke belakang.

hampir sejeong jatuh kejengkang, kalu dirinya tak berhasil menyeimbangkan tubuhnya.

"apa, sih!"

"tau lo, ngerecokin mulu kayanya dari kemarin." chungha ikut menyahut.


seongwoo menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya.

"daniel, jeong, daniel!"


sejeong langsung memutar bola matanya malas mendengar nama daniel.

tanpa bertemu langsung pun sejeong sudah bisa membayangkan wajah tengilnya daniel, yang sungguh bikin mood sejeong hancur.

"kenapa?" sahut sejeong malas.


"daniel tabrakan!"

"HAH?!"

seongwoo mengangguk berusaha meyakinkan, "iya, waktu berangkat dari rumahnya ke kampus."


awalnya memang sejeong kaget, bagaimana bisa daniel yang biasa nyetir ugal-ugalan di jalan dan sama sekali belum pernah sial di jalan dan kecelakaan, sekarang bisa tabrakan.

tapi, tiba-tiba saja sejeong ingat dengan kelakuan daniel dan komplotannnya sejak kemarin.

semua omongannya penuh candaan dan tidak patut dipercaya.


"halah, paling cuma akal-akalan lo doang."

seongwoo langsung terkaget sambil memegangi dadanya, "ya allah, sejeong, masa temen sendiri kecelakaan gue jadiin candaan, sih."

sejeong melipat tangannya di depan dada, "gue udah kebal ya sama tipu-tipu."

seongwoo semakin menunjukkan wajah melasnya, "kalo yang ini bener."

"ga percaya."


chungha yang dari tadi hanya melihat ikut menggeleng-gelengkan kepalanya.

"udah deh, gausah banyakan bohong, ga usah gede-gedein dosa lagi."

"astagfirullah." seongwoo memegangi kepalanya.


sejeong masih tak memberi respon positif, malah langsung pergi begitu saja.

"minggir, gue mau pulang."

no vacancy― daniel ; sejeong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang