"sorry ganggu, tapi kalo bisa proposalnya dikelarin cepet-cepet ya."
mengingat jaehwan wardhana alias wawan, si ketua pelaksana ospek, yang menitipkan pesan padanya kapan hari, sejeong sekarang jadi bingung mencari hpnya yang dibawa kabur daniel entah ke mana.
pasalnya, proposal itu harus sejeong lihat dan selesaikan secepatnya, walaupun ia sedang berada di acara halal bihalal perumahannya.
"lin, liat daniel ga?"
guanlin yang sedang mengantri ambil es buah cuma menggeleng.
"duh, kebiasaan suka ilang-ilangan bawa barang orang."
sejeong daritadi cuma bisa menggerutu sendiri.
sampai ia melihat seseorang dengan baju koko biru muda dan celana jeans sedang berdiri di dekat stan fondue dengan seorang gadis.
dari punggung belakangnya saja sejeong tahu jika itu daniel.
"dasar kardus." cicit sejeong pelan sambil menghampiri lelaki yang sedari tadi dicarinya.
"ah, gue liburan di rumah sepupu gue, ya di rumahnya haknyeon."
"eh, kalo gue ajak makan es krim, mau ga?"
sejeong mempercepat langkahnya dan langsung berdiri di hadapan keduanya. daniel dan gadis yang sepertinya baru pertama kali sejeong lihat.
"jangan mau!"
merasa aksinya diganggu, daniel langsung menggerakkan matanya pada sejeong. memberi kode supaya sejeong pergi dari sana.
tapi sejeong bodo amat.
"beli kerak telor aja ngutang, kok sok-sokan mau ngajak anak orang makan."
bukannya mau menjelekkan daniel di depan si gadis, yang sejeong curigai sebagai target barunya daniel.
sejeong cuma bicara kenyataan. karena dari pertengahan puasa sampai sekarang uang lima belas ribunya belum kembali.
daniel hanya menatap sejeong datar.
hancur sudah image lelaki mapan daniel cuma karena hutang kerak telor.
sejeong balas melirik daniel tajam.
dan kalau orang lain yang lihat, daniel dan sejeong saat ini tampaknya sudah sangat siap untuk menembakkan laser dan berperang.
"eh, gue ke sana dulu ya, kayanya mama gue nyariin deh."
sejeong langsung menganggukkan kepalanya dan melambaikan tangannya. sedangkan daniel cuma tersenyum. senyum yang dipaksakan.
gagal sudah rencananya. padahal gadis yang bernama hayoung tadi cantik.
oke, nanti daniel langsung minta id linenya ke haknyeon saja.
dan saat ini perhatiannya kembali pada gadis yang memakai kaftan senada dengan atasannya yang berdiri di hadapannya masih dengan tatapan kesal.
"lo apaan, sih?"
sejeong menaikkan sebelah alisnya, "apanya yang apa?"
daniel menghela nafasnya malas, dan kemudian menarik tangan sejeong untuk duduk di salah satu meja kosong di dekat mereka.
setelah didudukkan paksa oleh daniel, sejeong langsung menarik tangannya cepat.
dan raut wajah daniel yang tadinya seakan malas dekat-dekat dengan sejeong langsung berubah total. senyum kecut daniel kini berganti menjadi senyuman jahil.
"lo cemburu ya?"
sejeong yang baru saja menegak es jeruk, hampir saja menyemburkannya keluar jika tak berhasil ditahannya.
sejeong langsung terbatuk dan tersedak es jeruknya sendiri.
daniel langsung menepuk-nepuk punggung sejeong, "jangan malu-malu gitu dong."
sebuah pukulan dan tendangan langsung menghujani tangan dan kaki daniel.
"ngomong apa, sih, lo."
"ga usah bilang juga gue tahu kok."
tidak tahan lagi dengan ucapan daniel yang tak berarah, sepertinya sejeong harus segera pergi dari sana. bahkan sampai ia lupa mengapa tadi mencari lelaki ini.
tapi baru saja berdiri, daniel sudah menarik sejeong kembali duduk.
"nanti gue traktir es krim deh."
sejeong memutar bola matanya malas, "bayar dulu kerak telor lo, baru traktiran."
"ga usah diganti."
"gue ga mau punya hutang sama lo ya, namanya hutang itu dibawa mati."
daniel langsung tersenyum, "jika allah menginjinkan, biarkan itu menjadi sebagian dari mahar gue buat lo."
dan sejeong langsung terdiam.
no vacancy ❥
throwback dulu ke jaman halal bihalal. k
KAMU SEDANG MEMBACA
no vacancy― daniel ; sejeong ✔
Fanficada alasan mengapa setelah b adalah c karena dari bercanda bisa jadi cinta [spin off of 'remaja masjid' #3] | kpoplokal | Alternate Universe ©2017 syyouth- Parallel Universe} [lowercase]