'3' HURT

31.6K 2.1K 7
                                    

Tiara telah sampai di lantai sepuluh dan berjalan dengan santai ke arah ruang rapat. Tiara dapat mendengar suara teriakan dari depan pintu ruangan rapat. Suara itu sangat menggema ditelinga Tiqra dari awal Tiara bangun tidur.

"Apa dia itu tidak capek, di rumah saja sudah marah dan sekarang disini pun dia marah lagi." Lirih Tiara dengan suara pelan.

"Ada apa nona?" Tanya Dian saat melihat Tiara hanya diam di depan pintu bukanya masuk ke dalam ruang.

"Tidak ada apa apa, ayo kita masuk sekarang." Ucap Tiara dan Dian pun langsung membuka pintu dan membiarkan Tiara masuk duluan ke dalam ruangan.

Hening

Tiara langsung melihat ke arah pemimpin utama yang ternyata juga sedang melihatnya. Tiara berjalan ke arah pria itu dan berhenti di samping kanannya.

"Maafkan atas keterlambatan saya tuan Aras Bratama, saya tidak tahu kalau anda akan datang secepat ini!" Ucap Tiara tanpa menundukan wajah nya, Tiara sengaja ingin melihat apa reaksi dari Pemimpin utama-Aras-Suaminya.

Aras menghembuakan nafasnya dengan kasar dan memutar sedikit kursinya sehingga berhadapan dengan Tiara.

"Apa anda tidak memiliki jam dirumah Anda? Walaupun saya datang lebih awal, seharusnya anda sudah datang jam delapam dikantor." Ucap Aras dengan suara yang seperti menyudutkan Tiara.

"Saya punya jam tuan dirumah saya, namun tadi ada pria bodoh yang menyuruh orang suruhannya untuk mencegah saya untuk datang ke kantor tadi pagi." Ucapan Tiara sukses membuat semua orang semakin diam, berbeda dengan Aras yang sepertinya mencoba menahan emosinya.

"Yah sudah kali ini saya memaafkan anda , sekarang silahkan mulai presentasi anda tentang proyek baru pembangunan hotel diSingapura!" Ucap Aras dengan suara tegasnya.

"Baiklah!" Jawab Tiara sebelum mengambil posisi untuk mempresentasikan tentang pembangunan hotel diSingapura. Tiara berjalan ke arah podium dan mengambil berkas dari tangan Dian dengan mata yang seakan menyuruh Dian mengikutinya dari belakang.

"Baiklah saya akan mulai presentasi saya. Sesuai yang kalian tahu kalau saya mengambil cuti selama empat bulan tapi saya selalu melihat perkembangan perusahaan ini!" Ucap Tiara dengan pandangan yang melihat semua orang secara bergantian.

"Baiklah saya akan mulai sekarang. Pembangunan Hotel ini akan menggunkaan konsep klasik yang sekarang lagi digemari semua orang. Dengan warna netral yang akan mendominaai setiap sudut ruangan dan warna coklat dari setiap peralatan yang akan pas dengan warna netral disetiap ruangan." Ucap Tiara dengan mata yang fokus pada semua anggota rapat kali ini.

"Lalu kita akan memberikan taman mini di area lantai satu dengan begitu kita memberikan kesan nyaman bagi pengunjung. Kita juga bisa memberikan penerangan yang bagus di setiap sudut ruangan dan memberikan beberapa aksesori yang menurut saya akan banyak pengunjung yang berfoto di hotel ini dan tentu secara tidak langsung mereka melakukan promosi dengan postingan yang berlatar belakang hotel ini." Ucap Tiara dengan tegas dan lancar.

Semua orang mendengarkan penjelasan Tiara dengan baik begitu juga Aras yang mencoba menyampingkan urusan pribadi dengan urusan kantor.

"Apa hanya itu saja konsep yang bisa anda berikan pada saya saat ini, jika hanya itu maka saya katakan saya tidak tertarik dengan konsep yang anda berikan pada saya." Kalimat yang di utarakan Aras sukses membuat Tiara merasa jengah akan sifat Aras yang suka sekali memotong ucapan orang.

"Maaf tuan Aras Bratama bagaimana anda bisa mengkritik saya, bahkan anda belum mendengar penjelasan saya secara rinci? Saya mohon maaf tapi tolong dengarkan ucapan saya dulu sampai habis dan setelah itu Anda baru boleh mengkritik presentasi saya." Mendengar jawaban dari Tiara membuat suasana rapat menjadi dingin dengan tatapan semua orang tertuju pada Tiara.

HURT (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang