'9' HURT

22.8K 1.5K 39
                                    

"Tidak ada lagi peluang, tidak ada lagi harapan, tidak ada lagi keajaiban dan tidak ada lagi menunggu." Ucapan Tiara sukses membuat Aras berpikir keras.

Bukanya Aras tidak tahu maksud perkataanTiara, tapi Aras hanya tidak yakin dengan pendengarannya.

"Semua berahkir dengan kisah yang gantung bagi aku, tapi tidak bagimu Aras. Takan ada kebahagiaan dalam kisah kita, bahkan mungkin tidak ada kata kita diantara kamu dan aku. Seharusnya semua tidak pernah aku lakukan, seharusnya aku tidak datang kehidup kamu." Lirih Tiara saat melewati Aras begitu saja menuju pintu luar.

AKU INGIN KAU BAHAGIA ARAS

Tiara berjalan kepakiran dan melihat mobilnya terpakir dipakirannya. Tiara berjalan kearah mobilnya dan ternyata ada kunci mobilnya didalam. Tiara masuk dan menghidupkan mobilnya. Cukup lama Tiara diam, Tiara beharap. Tiara masih berharap, Tiara masih menunggu keajaiban dan ini adalah harapan terahkirnya.

"Aku terlalu berharap cerita ini seperti dongeng, dimana pemeran utama pria dan wanita akan bersatu dan aku rasa ahkir kisah ini akan seperti dongeng. aku hanyalah pemeran kedua, aku hanyalah pemeran yang memperkuat cinta pemeran pertama . hanya itulah peran ku saat ini dan aku rasa aku harus segera keluar dalam kisah ini, ini bukanlah kisah ku." Ucap Tiara sebelum menjalankan mobilnya.

"TAPI, KENAPA HARUS AKU YANG SELALU MENGALAH, KENAPA???" Ucap Tiara dengan marah, sambil memukul beberapa kali stir mobilnya.

"KENAPA KENAPA, KENAPA SELALU AKU YANG MENJADI PEMERAN PALING MENYEDIHKAN DISETIAP KISAH KU. KENAPA?!"

Tiara merasakan sesak didadanya. Entah kenapa rasanya semakin sakit saat Tiara menyakini dirinya untuk melupakan Aras. Tiara terus menangis tanpa hentinya, air mata yang selalu turun selaama beberapa hari ini. tangisan kesedihan, tangisan kepedihan, tangisan terluka dan tangisa kecewa. hanya tangisan itu saja yang selalu Tiara keluarkan.

'aku berharap ahkir kisah ku akan segera datang'

BURAM

TERIAKAN

ASAP

SUNYI

GELAP

~ ~

Tiara dapat merasakan sakit disekujur badannya, Tiara sadar ini adalah rumah sakit. Rumah kedua bagi Tiara sejak 8 tahun yang lalu. Rumah sakit yang pertama kali menggoreskan luka dihati Tiara.

Kecelakaan itu telah merebut sebagian hidup Tiara begitu juga kasih sayang yang Tiara dapatkan dulu.

Semuanya hilang

"Kamu tidak apa sayang, Mama sangat khawatir dengan kamu!"

Tiara dapat mendengar samar samar suara wanita dan tangan yang digenggam erat. Tiara membuka matanya perlahan dan tersenyum manis menyambut wanita cantik yang menatapnya dengan tatapan bersyukur.

"Kamu tidak pa-pa sayang?" Tanya wanita yang di panggil Mama oleh Tiara, dengan wajah yang telah basah.

Tiara sadar, Tiara kembali membuat orang yang disayang terluka untuk kedua kalinya. Kedua kalinya. Tiara mengangkat tangan kirinya dan menghapus jejak air mata Mamanya, sambil tersenyum pada Mamanya.

"I am fine. Mom does not have to worry about me. it's never worse than this, Jadi ku mohon Mah jangan menangis. I am Fine." Ucap Tiara sambil membawa tangan kanan mama nya dan mencium nya sejanak.

"But-"

Tiara menggelengkan kepalanya pelan dan membuat Ratna ( Mama Tiara ) diam dan menatap putrinya.

HURT (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang