12°

67 2 0
                                        

[Biasakan meninggalkan jejak jika anda sudah membaca part ini °^°]

Reyn pov

Aku membereskan semua buku buku di atas mejaku,  sedikit ku masukkan kedalam tas ku,  dan buku yang berat,  aku akan menaruhnya di loker nanti.

Fera mulai berseru memimpin doa untuk pulang,  agar selamat diperjalanan. 

•••

Aku berjalan menuju loker diseberang kelasku tak jauh.  Lagi-lagi handphone ku bergetar  yang menandakan pesan masuk.  Aku risih menerima pesan dari orang yang mengirimiku pesan ini,  siapa sih?!

Dengan segera aku buka dan baca isi pesannya.

From :089XXXXXX090
Massage : ingat,  temui aku sekarang,  aku menunggu di belakang Taman sekolah,  pastikan kau tidak membawa temanmu.

Ingin rasanya aku balik badan dan pulang, lalu tidur dan menstalk akun gebetan ku.  Tapi orang menyebalkan ini kasihan juga akan terus menunggu. Karna aku tau rasanya menunggu itu kaya jemuran yang di gantung,  udah kering tapi tidak di ambil-ambil.  Kasihan.

Aku akhirnya memutuskan untuk pergi ketaman,  jaga jaga aku membawa satu buku tebal untuk memukul kepalanya jika dia orang jahat.

•••

Bruhh.tidak ada orang,  apaan sih ini,  aku dikerjain sepertinya,  kurang ajar nih yang ngerjain.

Karna kesal aku ingin pergi dari tempat ini,  tapi belum sempat aku membalikkan badanku,  seseorang memelukku dari belakang,  berusaha untuk menahan pergerakan ku.  Kalau seperti ini apa gunanya buku besar didalam tasku. 

"Diamlah sejenak. Aku ingin memelukmu untuk pertama kalinya" suara familiar,  siapa sih ini,  aku diam dan berhenti memberontak, baru saja aku menolehkan kepalaku untuk mengetahui sedikit wajahnya,  malah

Cup

Dia mengecup bibirku,  aku lantas langsung menoleh kedepan lagi,  jantungku deg-degan,  siapa sih iniiiiiii,  kalau dikatakan menyesal,  aku sangat sangat menyesal.

Dengan rasa penasaran yang menghantui isi kepalaku, segera aku menginjak kakinya,  persetan dengan kecupan yang dia berikan,  karna aku hanya ingin tau siapa laki-laki ini.

Seperti yang aku katakan,  aku gagal mengetahui wujudnya,  ia dengan cekatan menutup mataku dengan tangannya,  dan tangan satunya memegang kedua tanganku,  kuas sekali,  lalu aku merasakan sehelai kain menutup kedua mataku,  dengan tanganku yang masih ia cekal.

"Siapa kamu" ucapku setengah takut.

"Kamu tidak perlu tau" jawabnya,  tuhan suaranya sangat familiar.

"Aku perlu tau,  cepat katakan" ucapku dengan nada mengancam,  agar ia tak tahu bahwa aku takut.

"Heheh,  lucu sekali,  aku tetap tidak mau,  karna ada alasanya" jawabnya sambil terkekeh geli.

"A-apa,  alasanya"

"Karna aku menyukaimu,  aku menyayangimu,  aku tak perlu tahu siapa aku,  karna aku bisa tebak,  kau akan menghindari ku"

"Hah? Tapi a--" kurasakan bibirnya menyapu bibirku,  mengecupnya pelan,  aku tetap mengantup kuat bibirku,  menjadi kode aku tidak akan membalas ciumannya,  sampai sesuatu basah kurasakan di bibirku, dia melumatnya!!! Aku tersentak kaget,  dan langsung memundurkan kepalaku yang dengan segera dia menahanya,  aku bisa merasakan deru nafasnya yang hangat menerpa sekitaran wajahku.

You're[1] MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang