D

785 50 6
                                    

Manja pov

Tepat setahun gue disini, jauh dari negara asal, dan juga dia. Setiap hari gue menghabiskan waktu dengan kerjaan dan kuliah.

Gue harus rela buang jauh jauh mimpi gue untuk terus dengan dia. Gue harus buang jauh jauh masa lalu antara gue dengan dia.

Gue ingat saat dimana gue dengan dia bertemu, lalu tanpa pdkt ataupun pertemanan. Dia langsung menyatakan perasaannya didepan gue.

Lucu aja, dia langsung jatuh cinta sama gue, gara gara gue nolong dia di kejar kejar anak anak brandalan.

Saat gue lagi datang bulan dan senggugutan, dia rela lari lari ke apotik untuk beliin gue obat, dan pas pulang dia malah bawa obat mencret.

Alasan gue pergi bukan karna gak cinta, tapi mama udah jodohin gue sama orang lain.

Gue tau kalau gue terlalu kejam buat dia, tapi gue udah janji kalo gue bakal nurutin semua kemauan mama.

Tiba tiba pintu ruangan gue diketuk.

"Masuk.."

Dan ternyata itu nindi sahabat gue.

"Ini undangan ada sisa nih".

Gue berfikir sejenak, apa salah nya mengundang dia.

"Sisain satu buat gue".

"Emang lo mau ngundang siapa ?".

Nindi langsung menyerahkan undangan pada gue, dan langsung gue ambil.

"Kepo lo".

Author pov

Sore ini SMANSA masih kelihatan ramai dengan kegiatan ekskul siswa. Seperti basket, voli dan juga futsal. Beberapa anak anak pramuka juga sedang melakukan latihan dengan baik.

Tidak terkecuali dengan dedi juga jhon, serta anak anak futsal lainnya, seperti tian, surya, wisnu, syahban dan salomo.

"Ded, si edo mana ?, kok gak latihan??".
 
Tanya surya yang kelelahan disamping gawang

"Ga tau gue ".

Jawab dedi sambil mengelap keringat yang ada di lehernya.

"Dia jarang banget main".

Sahut wisnu yang ikutan nimbrung.

"Udah udah ngapain sih kalian mikirin dia, dia kan ketua osis, wajarlah dia males main futsal lagi".

Ajak tian yang kali ini mengoper bola pada syahban.
Jhon yang sudah kelelahan tergeletak diatas lapangan sambil membuka setengah bajunya.

"Liat tuh perut si jhon, udah kayak pudding aja".

Kontan saja mereka tertawa dengan kata kata syahban barusan.

"Sialan lo ban, gini gini  dulu gue six pack ya".

Jhon langsung menutup perutnya dengan kaus futsalnya.
Mereka semakin tertawa kencang dengan jawaban jhon barusan.
Mereka pun melanjutkan permainan futsal mereka.

Edo pov

Sebenarnya sore ini gue seharusnya lagi main futsal bareng temen temen, tapi badan gue mendadak gak enak dan pada akhirnya gue memilih untuk istirahat dikamar.

Tiba tiba handphone gue berdering, dan ternyata yang menelfon adalah dinda.

"Lo dimana do?".

"Dirumah , sakit gue ".

"Gue dateng kerumah elo ya?, obat lo udah diminum belum?".

Tanya dinda sambil bersiap siap.

"Gak usah, gue bakal minum bentar lagi".

"Oh ya udah kalo gitu".

Setelah sambungan telfon dimatikan, gue kembali beristirahat dan memejamkan mata.

Gubrakk!!!!.

Tiba tiba pintu kamar gue dibuka secara kasar. Dan astaga ternyata itu si cewek bego.

"Lo kira kamar gue kandang sapi".

Sunggut gue dengan kesal pada si cewek bego.

"Lo lagi sakit?".

Gue tak menggubris perkataannya dan berbalik sambil menyelimuti diri.

"Oi .."

Dia mentoel toel kuping gue dengan jarinya. Lalu dengan kasar gue menepis tangannya.

"Ngapain lo kesini?".

Tanya gue dengan wajah yang masih masam.

"Ini nih balikin kertas kertas lo, yang lo kasih cuma 2 lembar mengenai soal soal ptn, selebihnya malah daftar siswa rohis lah, daftar belanjaan rohis lah".

Gue langsung mengambil kertas kertas itu, dan meletakkannya dimeja belajar.

"Tadi pas gue digerbang, pelayan lo bilang kalo lo lagi sakit ya?".

"Gak, badan gue cuma gak enakan aja".

Kepala gue semakin berdenyut, mungkin ini efek karna gue kecapean gara gara terlalu sibuk.

"Loh , ini temen edo?".

Gue dan mawadda langsung berbalik, dan ternyata mama lagi didepan pintu sambil bawain obat dan makanan.

"Sini tante, biar aku bantuin".

Mawadda langsung mengambil nampan tersebut dari tangan mama.

"Iya iya, lagian tante mau bersihin taman belakang dulu".

Mawadda langsung ambil posisi disamping tempat tidur gue.

"Udah lo tiduran aja , biar gue suapin".

Gue menurut begitu aja, sesendok demi sesendok nasi makanan masuk kemulut gue.

Kalo begini, gue jadi ingat manja. Mengingat hal itu gue langsung mengambil makanan dari tangan mawadda dan memakannya dengan lahap.

Usai makan dan meminum obat, gue balik berbaring ketempat tidur dan menyelimuti diri lagi.

"Lo pulang sana".

Ucap gue dengan ketus.

"Iya iya, gue pulang nih ya, istirahat yang bener lo".

Mawadda pun berlalu meninggalkan gue. Kalo di ingat ingat baru dia temen sekolah cewek yang datang kerumah gue. Gue gak tau ini rasa apa, tapi gue seneng kalo dia deket sama gue. Tapi gue takut , takut jatuh ketempat yang sama. Dan harus ditusuk duri lagi.

Malam nya, gue terbangun dan merasa amat kehausan, karna tak tahan gue berjalan menuju dapur.

Mungkin minuman dingin bisa sejukin panas dibadan gue. Saat mau balik lagi kekamar. Gue melihat ada buah buahan sama roti tawar didalam plastik.

"Ini punya siapa ya?".

Tiba tiba buk ijah pelayan rumah gue datang menghampiri.

"Tadi non dinda dateng bang, tapi pulang nya cepet banget".

Gue heran tadi dinda bilang kalo dia gak dateng. Gue pun buru buru menelfon dinda.

"Iya apaan do?".

"Lo tadi dateng ya?, kok gak kekamar gue ?".

Tak ada jawaban dari sebrang sana.

"Tadi tiba tiba karyawan gue nelfon, jadi gue buru buru balik".

"Oh gitu,,"

"Gimana obat lo?, udah diminum?".

"Udah ini gue mau istirahat".

"Iya iya jaga kesehatan ya".

Sambungan telfon terputus begitu mendengar jawaban dinda. Dia memang sahabat gue yang terbaik. Mungkin cowok yang ngedapetin dia bakal beruntung banget. Gue pun kembali bergegas kekamar tidur untuk melanjutkan istirahat gue.








ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang