G

566 40 10
                                    

Edo pov

" Lo apa kabar ?".

Suara itu, suara yang gue rinduin setahun belakangan ini. Gue melihat dia berdiri disamping mobilnya. Dia lalu menghampiri gue dengan perlahan lahan, kaki gue rasanya sangat sulit untuk bergerak pergi dari sini.

"Lo apa kabar?".

Dia mengulang pertanyaannya pada gue.

"Baik,.. kakak gimana?".

Kenapa gue harus bertanya pertanyaan sialan ini. Bibir dan otak gue seolah olah berlainan arah, dan membuat hati gue serasa dilema.
 Dia tersenyum menatap gue, dan tatapan itu mengingatkan gue saat saat setahun yang lalu.

"Aku baik,.. lo mau pulang ?".

Gue mengangguk mengiyakan jawaban atas pertanyaan dia barusan.

"Bareng yuk".

Ini serasa aneh, gue mencoba untuk melupakan dia langsung luluh hanya karna nanyain kabar sama gue.
Di mobil dia bertanya banyak hal, mengenai sekolah gue dan hal hal lain yang gak penting. Gue cuma menjawab iya dan kata kata lain yang seperlunya.

Mobil ini pun berhenti tepat di depan pagar rumah gue. Gue mengucapkan terima kasih dan bergegas ingin keluar.

"Tunggu sebentar.."

Dia menahan gue dengan menarik tangan gue untuk duduk kembali. Lalu dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Ini.."

Dia memberikan sebuah undangan pada gue, dan ngebuat perasaan gue gak enak.

"Apa ini?".

"Itu undangan ulang tahun aku, lo harus datang ya, karna lo tamu spesial aku".

"Ulang tahun aku diadain disini".

Gue diam tak mengubris ucapan dia, gue merasa aneh dengan semua ini. Meskipun begitu, gue tetap mengambil undangan itu dan pergi.


Manja pov

Rasanya gue mau menangisi hidup gue saat ini juga. Edo seperti bosan dan muak ketika berada di dekat gue. Tapi gue selalu berharap dia datang ke pesta ulang tahun gue.

Dan akan memperbaiki segalanya.

Author pov

Seperti biasanya smansa masih dengan keadaan sepi, namun siswa yang lebih awal datang memulai aktivitas mereka. Tohar yang biasanya ditemani oleh alwi, kini sendirian bermain basket. Seperti biasa tohar melakukan beberapa tekhnik tekhnik bermain basket dengan lincahnya.

"Oi.. tohar".

Tohar langsung berhenti memainkan bolanya ketika mendengar seseorang memanggilnya.

"Oh.. ternyata elo do, tumben lo dateng pagi pagi?".

"Gak papa, cuma pengen aja dateng pagi pagi".

Ucap edo mengambil bola dari tohar dan melemparnya kedalam ring.

" Lo pacarnya manja ya?".

Kontan saja edo terkejut dengan ucapan tohar.

"Lo tau dari mana manja?".

Tohar langsung mengambil alih bola dari tangan edo.

" dia kolega bisnis ayah gue ".

"Kita udah setahun putus".

Edo terus saja memperhatikan tohar yang sibuk dengan bolanya.

"Dan dia ngajak lo balikan ?".

...

"Enggak, dia cuma ngundang gue ke acara ulang tahunnya".

Tohar langsung tertawa mendengar ucapan edo.

"Lo gak tau trik cewek ya ?, itu cuma akal akalan mereka untuk pdkt sama lo lagi".

"Kok lo ngomong gitu?".

Tohar langsung melempar  bola pada edo, namun karna edo tak siap bola itu mengenai dadanya.

"Gue juga pernah di kasih harapan, terus dia pergi tanpa alasan".

Ternyata tohar begini begini rapuh juga, batin edo pada dirinya.

"Alay banget lo kutil".

Edo langsung melempar balik bolanya pada tohar lalu meninggalkannya.
 

Edo pov

Disinilah gue berdiri didepan rumah yang saat ini ramai dengan para tamu. Setelah gue pertimbangkan, apa salahnya gue datang hanya untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun.

Gue langsung menuju kedalam rumah manja dan berdiri sambil memegang segelas sirup. Ternyata tohar datang diacara tersebut, gue dan tohar berbincang bincang sebentar membahas hal hal yang gak terlalu penting.

Brugh...

Minuman yang ada ditangan gue langsung tumpah, karna tersenggol oleh tamu lainnya. Dan yang bikin gue terkejut adalah, tamu itu ternyata si cewek sial itu.

"Kok lo bisa disini?".

Tanya gue dengan penuh amarah.

"Kak manja kan temen kerja ayah aku"

Ucap mawadda dengan takut.

"Lo tuh ya dimana mana muncul".

Tohar yang ada didekat gue langsung pergi begitu saja melihat pertengkaran kita.

"Mawadda udah dateng ya ?".

Manja tiba tiba datang pada saat yang tidak tepat. Dia lalu menatap gue dan juga mawadda.

"Kalian berdua datang bareng ?".

Tanya manja masih tetap menatap kita berdua.

"Eng-".

"Iya kita berdua datangnya bareng".

Gue langsung memotong ucapan mawadda dan menggandengnya, dia yang mendengar ucapan gue langsung terkejut.

"Kan kita berdua pacaran".

Halo mungkin kali ini lebih sedikit ya, maafin author ya , waktu buat ini cerita idenya tiba tiba ngilang 😭.

But jangan bosan bosan ya untuk terus baca.

Dan jangan lupa vote dan coment 😊😊
Dari pada jempolnya stalking mantan yang gak jelas, mending vote dan coment escape aja 😊😊





ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang