I

557 30 12
                                    

Dinda pov

Semalam entah kenapa hati gue kecewa lagi. Gue datang cape cape kerumah Edo, tapi dia malah pergi.

Gue seperti tergantung banget sama Edo, seolah olah dia adalah nafas dan jiwa gue. Gue gak mau sendirian lagi, cukup temen temen gue yang menjauh dari gue. Cukup mama dan papa yang tega ninggalin gue di sini karna bisnis mereka yang gak penting. Gue gak mau sendirian lagi.

Dan gue mendapat 1 pesan di ponsel gue yang berasal dari Edo.

From : Edo

Sorry ya, gue semalam ada acara.

Gue gak ngebalas pesan dia, dan pergi untuk bersiap siap ke sekolah.
Saat gue udah siap tiba tiba sebuah pesan masuk ke ponsel gue lagi dengan orang yang sama.

From : Edo

Lo udah siap gak , gue udah didepan rumah lo nih

Gue terkejut, tumben banget dia mau jemput gue.

To : Edo

Tumben lo mau jemput gue, ntar gue pulang naik apaan ??.

Tanpa menunggu lama dia langsung membalas pesan gue.

From : Edo

ya lo pulang naik taksi lah, masa gue harus jemput kesekolah lo, cepetan mau enggak ??

Gue langsung saja menuju kebawah, momen ini gak boleh gue sia siain.

" lama amat.."

Gue cuma  nyengir kuda atas perkataan Edo barusan. Dia lalu memberikan helm pada gue, dan langsung pergi.

"Kenapa tumben lo mau jemput gue?, gak biasanya".

Dia lalu tersenyum menatap gue, melalui kaca spion.

"Semalem gue datang ke acara ulang tahun manja".

Nyuut.

Entah kenapa gue merasa sedih sekaligus benci dengan ucapan dia barusan.

"Dan ternyata mawadda, cewek yang lo kira pacar gue juga kenal sama dia".

Gue makin kesal dengan perkataan dia.

"Lo sadar gak?, dari dulu sampai sekarang lo cuma cerita manja, manja, manja mulu!, gue bosen dengernya".

Ucap gue dengan kesal, kenapa dia selalu ceritain cewek yang udah ninggalin dia.

"Jangan marah dong.."

Dia berusaha membujuk gue.

"Turunin gue disini aja, mending lo cari orang lain untuk tempat curhatan gak penting itu".

Edo memberhentikan motornya tepat dipinggir trotoar jalan.

"Lo kenapa si Din?, lagi pms ya?".

Gue tak mengubris perkataan dia dan berlalu pergi. Dan sialnya dia gak ngejar gue.

Edo pov

Si Dinda kenapa ya?, tumben banget dia marah pas denger gue cerita. Biasanya dia selalu mensuport gue, tapi entah kenapa dia jadi kesal begitu. Mungkin dia butuh waktu sendiri kali.

Gue bergegas menuju kelas, mendapat sapaan dari adik adik kelas udah biasa buat gue. Dan ternyata mawadda juga baru tiba, gue langsung menghampiri dia hanya untuk sekedar sapaan pagi.

"Tumben pagi pagi lo udah dateng?".

Tanya gue sambil menyenggol bahunya.

"Bukan urusan lo".

Entah kenapa gangguin dia mulai jadi kebiasaan gue hari ini.

Kita berdua berpisah karna lorong kelas kita berbeda. Rasanya hari ini cerah, secerah suasana hati gue. Tapi ada beberapa hal yang gue fikirin, siapa sebenarnya orang yang udah pajang foto foto gue dimading sekolah.

Author pov

Setelah melalui beberapa mata pelajaran siswa siswa berkeluaran seperti setan yang lagi di rukiahkan. Tohar yang merasa perutnya sudah melolong minta diisi makan, langsung bergegas menuju kantin. Memesan beberapa makanan lalu mencari bangku kosong untuk makan.

Tapi mungkin ini hari kesialannya, karna hampir semua bangku terisi.

"Tohar duduk disini aja!!".

Mungkin kali ini dia diselamatkan oleh dewi fortuna, karna pada saat itu juga Nora teman SMP nya dulu memanggilnya untuk duduk disamping teman makannya.

Tanpa ragu Tohar langsung mendatangi Nora sambil membawa makan piringnya.

"Gue boleh duduk disini ya".

Ucapnya, tapi saat ingin duduk dan melihat siapa teman makan Nora, wajahnya langsung berubah.

"Nor, gue balik duluan ya.."

"Kok cepet amat, baru juga duduk Nita"

Tohar yang ada disitu hanya menatap sedih melihat makanannya.

"Gak papa , aku cuma lagi mual aja, mungkin bawaan sakit".

Saat ingin pergi, Tohar langsung menarik pergelangan tangan nya.

"Gak sopan Anita, kita ada orang yang baru datang, lo langsung pergi gitu aja".

Anita yang melihat perlakuan Tohar langsung terkejut, dan berusaha melepaskan tangannya.

"Gue lagi sakit, kok lo tiba tiba maksa sih?".

"Apa bener karna sakit?, atau karna lo mencoba untuk menghindar ?".

Anita merasa makin tersudut mendengar pernyataan Tohar. Dan kembali duduk ke posisi semula.

Nora yang ada disitu bingung mendengar pembicaraan mereka. Namun tetap melanjutkan makannya.

Jangan lupa vote dan komen 😊

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang