E

634 39 0
                                    

Mawadda pov

Usai pulang dari rumah edo, gue heran kenapa setiap gue saat gue coba untuk baik sama dia, dia selalu coba untuk menjauh.

Memang sih kita baru kenal 3 hari, meski pada hari pertama gue masuk seakan akan gak enak banget. But gue cuma berusaha baik aja sama dia.

Malam nya gue langsung tidur dan selalu berdoa, semoga hari esok bisa lebih baik.


Gue terbangun ketika mendengar ponsel gue yang tiba tiba bunyi. Dan ternyata itu pesan line dari debora.

From : debora

"Lo dimana ?"

To : debora

"Masih dikamar, baru bangun."

From : debora

"Udah jam 7 kurang, lo baru bangun tidur?".

To : debora

"Iya emang kenapa?".

From : debora

"Pokok nya lo harus cepetan ke sekolah".

Membaca pesan debora barusan, gue merasa ada firasat buruk. Gue pun merapikan diri dengan cepat, sampai sampai gue gak sarapan gara gara ini.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, tiba tiba siswa siswi yang ada disekitar sekolah menatap gue dengan sinis. Dan ini semakin membuat firasat gue makin buruk.

Saat gue sedang lari di koridor koridor kelas. Gue melihat kerumunan siswa sedang berdiri didepan mading sekolah. Pelan pelan gue mencoba mendekati mading tersebut, siswa siswa yang melihat gue tiba tiba mundur dan menatap tidak suka.

Gue terkejut melihat beberapa foto foto gue lagi dianter sama edo terpajang, dan ada juga beberapa foto saat edo memanggil taksi untuk gue.

Dan yang paling mengejutkan gue adalah tulisan diatas foto foto tersebut.

KETUA OSIS BAWA PEREMPUAN KEDALAM RUMAH.

memang sekilas tulisan itu seperti biasa aja, tapi itu menandakan kalo gue seperti amat murahan dengan adanya bukti, dan tulisan tersebut.

Gue diam dan masih belum mengerti dengan semua ini, tega banget orang yang udah nyebarin berita pencemaran ini ke sekolah.

"Bodoh banget ya kak edo, masa cewek begini dibawa bawa kerumah, ihh".

"Iya, gue kira anak baik baik, ternyata sama aja, percuma dong dia pengurus dan pembina rohis".

"Iya tuh bisa terkotori dong rohis Smansa".

Dari pada gue mendengar cemohan panas dari anak anak yang ada disekitar gue, gue mencoba untuk pergi dari tempat ini.

Gue berlari menuju kelas dengan amat cepat, bahkan gue gak peduli dengan tatapan sinis siswa siswa pada gue.

Saat gue mencoba memasuki pintu kelas, tangan gue ditarik seseorang dan ternyata itu edo. Dia menarik tangan gue dengan kasar dan amat kuat.

"Lepasin gue , sakit bego!".

Gue berusaha berontak dengan mencoba menarik tangan gue.

"Diam lo!, ini semua gara gara elo sialan!".

Gue terdiam mendengar kata kata edo barusan. Seumur umur baru dia yang manggil gue sialan. Gue ditarik menujuk kearah gudang peralatan olahraga, dan tangan gue dihempas dengan kasar.

" apa maksud ini semua?".

Tanya edo, wajah nya merah padam, gue semakin takut hanya untuk sekedar menatap dia.

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang