N

469 36 26
                                    

Anita pov

"Ngapain lo disini".

Ucap gue dengan ketus, gue berusaha menjauh dan mencoba mengalihkan perhatian dengan membaca buku buku yang bahkan judul nya gak gue baca.

"Ya, gue mau beli buku"

Dia juga sok sibuk dengan mengambil beberapa novel, dan gue tau itu semua pura pura.

"Tohar, gue tau lo itu orangnya gimana, lo adalah orang yang paling malas buat baca buku, dan gak mungkin lah mau beli buku".

Dia tersenyum dan nyengir menatap gue.

"Lo galak amat, lo masih perhatian ya sama gue makanya tau gue itu gimana orangnya".

"Ya gue tau lah!, gue kan du-"

"Dulu apa ?, dulu pacar gue?".

Gue terdiam, hampir aja bibir gue keceplosan. Dia malah makin nyengir menatap gue.

"Lo jangan ketawa ya!, lo fikir ini lucu ?!".

Nada suara gue meninggi dan dia diam. Sumpah gue kesel banget sama anak ini, gak cukup dia dulu udah nyakitin gue.  Sangkin keselnya gue pergi dari situ dan mengembalikan novel yang gue baca ketempatnya.

"Emang.., kita gak bisa ngulangin masa masa lucu kita ya?".

Kalimat itu membuat gue berhenti sejenak.

"Meskipun.., cuma sebagai teman?".

Nyuut

Nafas gue tercekat mendengar perkataan dia, gue benci saat saat seperti ini. Gue benci pada diri gue sendiri yang berusaha menutupi kalo sebenarnya gue masih sayang sama dia.

"Lo tau gak ini hari apa?".

Ucapnya dengan masih berdiri memegang novel yang tadi katanya ingin dia beli.

"Ini hari jadian kita Nit".

Gue tetap gak berbalik mendengarkan ucapan dia, perlahan lahan dia mendekat. Terbukti dari bayangannya yang bergerak.

"Dan harus nya gue tau, gak ada yang bisa buat kita rayain lagi".

Dia memegang bahu gue, dan gue tepis dengan kasar. Lalu gue pergi meninggalkan dia, berlari sejauh mungkin. Menutupi bahwa sebenarnya hati gue masih tetap ingin bersama dia.

Ingatan ingatan itu berputar putar di otak gue.
Hal yang paling kuat di ingatan gue adalah, ketika kita makan berdua di KFC, dan uang bulanan dia yang hanya tinggal 50 ribu habis hanya buat makan kita berdua.

Menangis mungkin adalah hal yang lemah untuk seorang perempuan, tapi boleh kah gue egois.

Mawadda pov

Cuaca pagi ini cukup cerah, secerah suasana hati gue. Untung aja hari ini hari minggu, gue bersiap untuk lari pagi kali ini. Setiap hari disekolah membuat gue lupa dengan kesehatan.

"Mawaddaa.."

Tiba tiba mama memanggil gue.

"Iya ma.."

"Ada temen kamu tuh nunggu dibawah".

Temen? Apa mungkin debora ya?, tapi dia tau rumah gue dari mana ?.
Gue langsung menuju pintu depan untuk melihat siapa yang datang. Baru sampai di ruang tamu tiba tiba mama menghampiri gue.

"Cie cie, hasemele hasemele, udah janjian ya kalian berdua?".

"Apaan sih ma".

Mama aneh banget pagi ini, gue jadi makin penasaran siapa yang datang.
Dan pada saat gue udah nyampe pintu depan.

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang