H

530 29 3
                                    

Edo pov

Entah kenapa gue kecewa atas reaksi yang ditunjukkan oleh Manja. Gue berharap kalau dia cemburu dan gue bisa ngebalas perbuatan dia pada gue yang dulu.

Gue berjalan menuju kearah pekarangan rumah ini. Mungkin sedikit udara segar bisa menyegarkan hati dan pikiran gue.

"Kenapa lo bilang didepan kak Manja kalo gue pacar elo?".

Gue terkejut dengan kehadiran mawadda disini.

"Lupain aja hal tadi".

Ucap gue memandang kearah bintang bintang yang ada dilangit.

"Ngomong ngomong, soal foto yang ada dimading itu, gue udah tau siapa pelakunya, dan gue minta maaf karna udah berbuat kasar sama elo".

Dia terkejut mendengar ucapan gue barusan.

"Siapa pelakunya emang?".

Tanya nya dengan penuh penasaran.

"Lo nggak perlu tau siapa dia, yang jelas dia udah gue kasih pelajaran".

Kita berdua duduk bersampingan diatas bangku yang ada dipekarangan ini.

"Kalian berdua kok disini?".

Tiba tiba Manja udah ada dibelakang kita.

"Wah kalian berdua belum ada setengah jam udah lengket".

Ucap Manja sambil menarik tangan mawadda.

"Kita enggak pacaran kok kak, tadi Edo bilang begitu cuma bercanda".

Gue gak berani menatap Manja, si Mawadda bego itu lemes banget mulutnya. Karna tak ada respon dari gue mereka berdua masuk kedalam rumah manja lagi.

Flashback

Sebelum sampai digerbang sekolah, gue merasa ada sesuatu yang ketinggalan, dan benar ternyata ponsel gue masih tertinggal di laci meja kelas. Gue pun balik kekelas untuk mengambil ponsel gue, setelah itu kembali ke gerbang sekolah.

"Gara gara lo, si cewek baru jadi pelampiasan emosi si Edo".

Tanpa sengaja gue mendengar beberapa orang menyebut nama gue di arah koridor didekat meja piket. Gue mencoba menguping pembicaraan mereka.

"Perduli amat, yang penting si Edo udah buruk tuh namanya disekolah".

Rasanya gue pengen banget nonjok orang yang udah melakukan hal serendah itu. Tapi gue berusaha menahan emosi gue dan pengen mendengar lanjutan dari percakapan mereka.

"Lo dapat foto foto itu dari mana?".

Gue gak mendengar jawaban dari orang yang udah fitnah gue.

"Kemaren gue cuma berdua sama Tohar diparkiran, ternyata.. siapa sih nama anak baru itu?".

"Mawadda.."

"Ya, dia lagi diparkiran sendirian, kayak nungguin seseorang, dan tohar udah pulang duluan, dan ternyata bener dia lagi nungguin orang dan Edo lah orangnya, pastinya lo udah tau sendiri kan kelanjutannya".

Gue udah gak tahan lagi, sampah sialan ini harus gue musnahin. Gue berbalik ke gedung olahraga mengambil apa yang seharusnya gue ambil.

Gara gara orang itu gue udah berlaku kasar sama cewek. Dan dipermaluin didepan banyak orang. Setelah keluar dengan membawa pemukul base ball, gue berbalik kearah koridor tadi. Dan yang bikin gue terkejut adalah, ternyata mereka Alwi dan Surya. Memang postur tubuh mereka lebih gede dari gue, tapi kalo harga diri gue dijatuhin berkelahi pun gue lakuin.

"Eh lo do ?".

"Diem kalian berdua, sekarang gue mau tanya siapa diantara kalian yang udah pajangin foto foto sialan itu dimading ?".

Mereka langsung mendatangi gue dan membuat gue mempererat pemukul base ball.

"Maksud lo apaan??".

Ucap surya sambil menendang keranjang sampah yang ada disitu.

"Diantara kalian pasti ada yang majangin foto foto itu dimading kan?".

"Lo nuduh kita gitu?".

Ternyata mereka pandai akting juga rupanya.

"Siapa lagi kalo bukan kalian?".

Tiba tiba surya menarik baju gue setinggi tingginya, jantung gue rasanya mau copot karna diginiin.

"Lo jangan macem macem ya, emang lo kira kita berdua kurang kerjaan??".

Alwi yang ada disitu menarik tangan surya dari baju gue.

"Udah ya, mungkin Edo lagi salah paham, kita berdua gak ada ngelakuin hal itu do , lagian ngapain juga kita kurang kerjaan begitu".

Gue langsung saja meninggalkan mereka tanpa perduli.

Flashback off

Mengingat kejadian tadi gue ngerasa malu bilang kemawadda kalau gue udah kasih pelajaran sama orang yang udah fitnah gue.

"Hei.."

Pikiran gue langsung buyar ketika manja mengejutkan gue, ternyata dia balik lagi setelah membawa mawadda masuk kedalam.

"Aku kangen kamu do"

Jantung gue deg deg kan seperti  mau melompat dari rongga dada gue.

"Kenapa kangen?, kan kakak gak cinta sama aku".

Tiba tiba dia meluk gue, harum rambutnya menusuk hidung gue, saat kita pacaran dia gak pernah meluk gue, paling hanya sebatas pegangan tangan. Jantung gue semakin deg deg kan.

"Maafin aku atas semua yang udah terjadi do".

Kemeja yang gue pakai basah, apa mungkin dia nangis?. Pelukannya terlepas begitu gue mencoba menenangkannya.

"Kenapa harus minta maaf kak, kakak gak salah kok, kalo memang gak cinta sama aku, aku mau bilang apa?".

Tangisannya semakin deras, ini yang bikin gue merasa bersalah sama dia.

Grebb...

Gue memeluk dia untuk pertama kalinya, membiarkan baju gue basah dan menjadi danau hanya untuk menenangkan dia.

"Kak Manjaa, acaranya mau dimulai tuh".

Kita berdua terkejut begitu mendengar suara seseorang, dan ternyata itu si Tohar bego.

"Shitt.."

Hai hai sahabat , tetap setia ya buat vote dan coment escape.
Dan para Sider .. 😱
Bertobat lah nak.

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang