HAPPY READING 📖
-------------------------------------------
Enam mata terarah ke Alex seperti seorang tersangka. Di samping Alex, James mengerutkan dahi dan menatap Alex kilat—hendak mencari jawaban.
Hening. Situasi ini aneh dan Alex menyadarinya.
"Maaf—" Baru saja Alex berujar sepatah, sosok itu menyela.
"Is it you, Colin?" tanya pria itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Suatu keajaiban ia bisa bertemu kembali dengan orang yang menjadi penyemangat hidupnya. Lihatlah sekarang, Colin bisa berdiri sempurna tanpa kekurangan.
Alex bingung. Ia tak mengerti apa yang dikatakan pria ini. Suatu kehormatan ia bisa bertemu mereka karena menyangkut pekerjaan. Jelas ia mengenalnya karena begitu banyak skandal tentang mereka. Ia mengernyit bingung dan melirik James dan pria itu pun sama bingungnya. Pasalnya, sedari tadi pria yang tiba-tiba memanggilnya Colin, hanya diam dan memasang wajah datarnya. Tak menampilkan senyuman dan ketika bersitatap dengan Alex, sikapnya berubah.
"Kau masih hidup, Colin ...," ujar pria itu lagi dan sebulir air matanya merembes keluar. Begitu pun pria tua yang di sampingnya shock dengan kejadian mengejutkan ini. Ia tahu matanya mulai bermasalah karena usia yang tidak lagi muda. Tapi, jika pria di sampingnya terkejut, maka matanya masih berfungsi dengan baik.
This situasion like a dream.
He was still alive.
"Apa yang Anda bicarakan?" tanya Alex sarkas. Cukup sudah adegan ini. Ia sendiri tidak tahu apa yang pria ini bicarakan. Colin? Masih hidup? Apa maksudnya?
"Kau tak mengenalku?" tanya pria yang masih berdiri dengan tatapan tak percaya. Hatinya terluka. Ia tak dikenali. Dan sosok ini seakan tidak pernah hadir di hidup mereka.
Roky Stevans Shean, seorang adik dari Colin Shean. Ia selalu percaya Colin masih hidup. Ia selalu percaya kakaknya tidak akan meninggalkan mereka. Sekarang, Tuhan memberikan keajaiban lain. Ia dipertemukan kembali dengan sang kakak yang bahkan sudah bisa berdiri sempurna dengan tubuh tanpa luka, memperlihatkan bagaimana ia masih sehat seperti dulu.
"Maaf, bisakah kita memulai rapatnya? Aku tidak punya banyak waktu," ucap Alex datar lalu berjalan ke kursinya.
Roky dan pria tua—Steven Watson—tak menduga dengan respon pria berwajah mirip dengan Colin. Kenapa sikapnya berubah? Apakah ada yang ia lewatkan selama 14 tahun belakangan ini?
Roky menetralkan sesak di dada yang tiba-tiba menghimpit. "Baiklah, kita mulai rapatnya," ucapnya. Ia mengatur menghela napas dan menjadi dirinya seperti semula. Sosok dingin tak bernyawa. Namun, ada yang memberinya nyawa dan hari ini ia tahu hidupnya telah hadir untuk memberi warna. Ia duduk tenang di kursi setelah dipersilakan dan menatap lekat sosok yang duduk tak jauh darinya. Ia tak menyangkal apa yang dibicarakan karen pikirannya tak fokus. Ia terus berpikir siapa sosok bernama Alex ini? Ia sudah berusaha keras menfokuskan pikiran ke topik pembicaraan namun tidak bisa.
Alex telah menyita perhatiannya dan ia ingin pergi lalu mencari tahu apa yang terjadi. Selalu terpapar di otaknya, apa yang ia lewatkan selama ini? Apa yang tidak ia ketahui? Kenapa saat ia melakukan kerja sama dengan perusahaan milik Alex, ia bisa mendapati sosok yang berwajah sama dengan Colin?
"Bagaimana Mr. Shean, apakah Anda menyetujui kerja sama antara Shean Corporation dengan Lincoln Corporation?" tanya Alex dengan nada penuh harap agar mereka bisa melakukan kerja sama yang akan membuat nama perusahaannya memuncak. Sudah lama ia menginginkan perusahaan ini untuk berbisnis bersama dan jangan karena terlambat, semuanya hancur.
Semula Roky agak kikuk namun dialihkan dengan tersenyum miring. "Aku terima kerja sama dua perusahaan ini," jelasnya.
"Baik, Mr. Shean." Alex mengulurkan tangan, bermaksud berjabat lalu tersenyum.
Roky membalas. Bisa ia rasakan tangan ini sama dengan genggaman Colin. Kesedihan meliputinya. Ia merindukan Colin menyapu lembut kepalanya saat ia kecil. Dari senyum Alex, ia bisa melihat ketulusan di matanya. Persis seperti Colin hingga ia sendiri merasa di alam mimpi. Ia menatap lamat tangan itu lalu melepasnya agak kikuk. Matanya bahkan memerah namun ia kedip-kedipkan agar tak terlihat kentara ingin menangis.
"Terima kasih sudah berkunjung. Kita akan membicarakan perencanaan perusahaan ini lebih lanjut di lain waktu." Alex berjabat dengan Steven lalu mengancing jas yang semula ia buka. "Senang mengenal Anda semua, Mr. Shean." Tatapannya bergantian pada Roky dan Steven. Ia ingin menghubungi Sarah betapa bahagianya ia karena mereka setuju untuk bekerja sama. Ah, penantian yang berakhir bahagia.
Roky mengangguk begitupun Steven yang tak bicara.
"Kami pergi dulu, Mr. Lincoln. Jika ada kendala, segera beritahukan kami," kata Roky. Alex mengembangkan senyum dan mereka berdua pergi dengan James yang mengantar hingga pintu keluar perusahaan.
Di dalam ruangan, Alex bersorak. Rapat yang berisi pembangunan perusahaan elektronik dengan metode super canggih sudah ia dapat persetujuan. Ia yakin para investor pun akan menanam saham di perusahaannya jika Shean Corporation bekerja sama. Pebisnis besar akan hadir dan pekerja berpengalaman di bidang sains, ahli matematika, ilmu teknologi, dan ada jajaran owner untuk mengamati sekaligus takjub dengan perusahaan atas nama mereka. Wajahnya tampak bercahaya, ia bahagia tak terhingga. Tangannya meraih ponsel di saku celana lalu mendial nomor seseorang.
"Aku berhasil mendapat persetujuannya!" soraknya kepada Sarah. Ia tertawa keras mendengar penuturan kekasihnya di telepon. Ia bahkan mengganti ke panggilan video.
Bahagia tak terkira ia bagikan pada Sarah dan terus bercakap-cakap, tak ingat waktu.
***
Roky menatap intens foto-foto Alex yang terpapar di iPad-nya. Ia bingung, mengapa tidak ada media yang memberitakan kemiripan Colin dengan Alex? Jika ia mengetik Alex Lincoln, akan ada sosok berbeda yang muncul. Ia sengaja menyetujui kerja sama ini karena ingin mencari tahu lebih tentang Alex. Ide yang beberapa menit lalu tersalurkan harus ia akui sangat cemerlang. Banyak yang akan terbantu dengan pembangunan perusahaan ini nantinya. Dalam hati ia berterima kasih pada sosok iblis itu walaupun masih terselip kebencian.
Karena dialah, ide ini menjadi matang dan siap diwujudkan.
.
.
.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Timeless (Sequel Hopeless)
Любовные романыSequel Hopeless [Colin Shean] [PRIVATE ACAK] DISARANKAN MEMBACA HOPELESS TERLEBIH DAHULU :) Pertama kali publish : 22 Oktober 2017 . Penyesalan? Itu sudah dirasakan oleh mereka yang menyia-nyiakan sosok berlian dan permata. Sayang, waktu tidak bisa...