Chapter - 2. Is it You?

3.2K 149 12
                                    

HAPPY READING 📖

-------------------------------------------------

Suara ponsel yang ada di nakas  mengganggu seseorang yang masih berada di alam mimpi indahnya. Ia membuka mata dengan berat hati lalu mengambil ponselnya asal—langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa gerangan yang menelpon.

"Hm?" gumamnya dengan mata terpejam dan masih bergelung dengan selimut.

"Hei, bangun! Kau ada rapat, kau lupa?" tanya asal suara dari seberang sana sedikit memekakkan telinga. Pria itu meringis pelan dan menjauhkan ponsel dari telinganya dan kemudian melihat siapa yang menelpon.

James Wesley.

"Tolong nadamu direndahkan. Telingaku mendadak tuli dan aku masih mengantuk, tahu tidak?" ucap pria itu malas.

"Alexander Lincoln! Kau ada rapat sekarang dan kau masih tidur?! Oh, lord!" Mendengar gerutuan itu, sosok yang masih berbaring akhirnya terduduk tegak.

"APA?!" Ia terkejut lalu menjauhkan ponselnya untuk melihat jam.

Astaga! Jam 10.34!

"Ya, Tuhan! Aku lupa!" Alex mematikan ponselnya dan bergegas bangun dari ranjang—berlari secepat kilat menuju kamar mandi.

"Sarah!" teriak Alex dari balik kamar mandi.

"Sarah!" teriaknya lagi karena tak mendapat sahutan.

"Akh, sial!" gerutunya dan mengambil handuk lalu melilitkannya ke pinggang. Ia keluar dari kamar mandi dan segera memakai pakaian kantor karena waktu sudah tak memungkinkan untuk bertele-tele.

"Sarah!" Tergesa-gesa ia mencari keberadaan wanitanya—Sarah—dan akhirnya ketemu! Ia melihat sosok itu di dapur dengan posisi membelakanginya sembari menata makanan di kotak bekal.

"Bagus sekali. Aku dari tadi memanggilmu tapi kau tak menjawabku!" Sarah tertawa keras, berhasil mengerjai pria itu yang terlihat buru-buru.

"Aku pergi dulu. Maaf, aku tak bisa ikut sarapan karena sudah terlambat!" ucapnya kemudian pergi ke arah pintu.

"Tunggu!" Sarah berlari kecil mengejar Alex dan memberikan sekotak bekal.

"Nanti siang kau makanlah masakan buatanku. Aku takut kau salah makan lagi dan ujung-ujungnya kembali ke rumah sakit." Sarah terkekeh geli, mengingat Alex pernah terkulai lemas di ranjang rumah sakit akibat salah makan.

"Terima kasih, Sayang!" Alex mengecup kening Sarah singkat lalu pergi.

"Bangun siang saja terus! Rasakan itu!" kekeh Sarah sembari menggelengkan kepala tatkala mobil Alex sudah meninggalkan perkarangan rumah.

***

"Shit, di mana si bodoh itu? Sudah jam segini pun belum datang!" James melirik jam tangannya dan berjalan mondar-mandir tak tentu arah karena Alex belum datang. Di depan ruangan rapat, ia gusar karena ada petinggi perusahaan yang menunggu rapat ini berjalan. Ia khawatir akan ada omongan tak sedap nantinya. Berkali-kali ia mengutuk Alex dan memakinya dalam hati. Ia memasuki ruangan, mendapati dua orang yang duduk tenang tampak mengernyit tak suka.

"Mr. Wesley, ini sudah jam 10.45. Apa kita batalkan saja pertemuan ini?" tanya seorang pria tua disertai wajah tak suka dari sosok muda di sampingnya.

"Sebentar lagi, sang pemilik pasti datang. Anda tunggulah sebentar," kata James tenang. Setenang mungkin. Padahal hatinya kotar-katir.

"Maaf, aku datang terlambat." James terpaku. Penampilan Alex sangat berbeda dengannya. Sosok itu terlihat tenang dan sedikitpun tidak menampakkan kepanikan. "Tadi ada kendala yang mengharuskanku tidak datang dulu. Sekali lagi aku minta maaf."

James menghela napas lega lalu berkata, "Tuan, ini pemilik perusahaan ini."

Hening dan saling menatap, sosok berwajah datar mendadak berdiri dan mengernyitkan dahi. Matanya tak percaya menatap pria berbalut jas hitam tampak seperti sosok yang sama.

"Colin? Is it you?"

.

.

.

TO BE CONTINUE

Timeless (Sequel Hopeless) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang