12. Mencari Istana Ratu

86.4K 8.1K 1K
                                    

Aku masih sibuk memeriksa nilai-nilai ujian Biologi yang menumpuk di mejaku. Kulirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku, pukul 5 sore. Semua guru sudah pulang, yang tersisa hanya aku sendiri. Biar saja, yang penting aku harus menyelesaikan tugasku sebelum berangkat menemani muridku olimpiade Biologi di Jakarta.

Aku meregangkan tubuhku sebentar, tak terasa sudah hampir pukul 6 sore, sebaiknya aku pulang saja. Aku merapikan barang-barang yang berserakan di mejaku, kemudian kusampirkan tas dan aku melangkah pergi keluar dari ruang guru.

Tak, tuk, tak, tuk, suara high heels merahku menggema hingga terdengar seantero sekolah saking sepinya sekolah ini. Kenapa hari ini tidak ada polisi yang berjaga ya? Ah, sudahlah, yang penting aku harus pulang cepat.

Semenjak seorang pembunuh yang meneror sekolah ini masih berkeliaran, aku jadi tak bisa pulang lebih malam atau lembur. Tapi, biasanya jam segini polisi masih berkumpul, kenapa sepi sekali ya? Aku jadi sedikit takut.

Aku melangkah sedikit cepat menuju ke parkiran mobil, dari kejauhan kulihat ban mobilku kempes. Wah... kok bisa kempes? Bagaimana ini caranya aku pulang? Udah jam segini lagi. Apa aku pesen go car aja ya?

Tit tiittt, aku menoleh ke sumber suara, salah satu siswi ku tersenyum di dalam mobil yang kacanya ia buka, namun ia tak menyembulkan kepalanya, sepertinya ia baru saja ingin pulang ke rumah karena baru mengeluarkan mobilnya dari parkiran. Dia mengendarai mobilnya menghampiriku. Kenapa dia baru pulang jam segini?

"Selamat sore Bu Rika!" Ujarnya tersenyum manis.

Eh, namanya siapa ya? Aku lupa. Aku memang jarang menghapal nama murid terutama murid yang tidak mencolok di kelas. Yang kuhapal hanyalah murid-murid yang sangat mencolok. Entah pintar, atau sebaliknya.

"Selamat sore juga, kok baru pulang?" Tanyaku.

"Iya nih Bu, tadi ada kerja kelompok, temen-temen udah pulang duluan. Saya nyelesaikan tugasnya sendiri. Ibu juga baru pulang?"

"Iya, ada kerjaan tadi. Itu pacar kamu?" Tanyaku setelah melihat laki-laki yang sedikit asing bagiku, dia duduk di samping siswiku yang mengemudi. Sepertinya aku pernah melihat laki-laki ini, tapi dimana ya? Laki-laki itu hanya tersenyum ramah padaku.

"Ohiya Bu, masih kelas 1 hehe." Siswiku menoleh ke arah mobilku, terlihat ban kanan depan mobilku kempes. "Bu, itu mobilnya..."

"Iya nih kempes, gimana ya?"

"Kami anter pulang aja dulu Bu, nanti mobilnya biar saya telepon kenalan saya, Ibu mau nunggu kenalan saya atau kami antar?" Katanya sopan.

Aku menimbang-nimbang, kalau aku nunggu disini, aku gak enak minta temani mereka, apa lebih baik aku diantar saja ya? Takut juga sendirian di sini. Mana cctv belum dipasang juga lagi, ntah kapan dipasangnya. Setelah beberapa menit menimbang-nimbang, akhirnya aku menyetujui ajakan mereka.

Laki-laki itu turun dari mobil dan duduk di belakang, ia mempersilakanku duduk di depan. Sopan juga dia. Aku pun duduk di depan. Setengah perjalanan kuhabiskan untuk mengobrol dengan siswiku, sementara laki-laki itu tak banyak bicara, terkesan dingin. Suara laki-laki itu sedikit aneh, tapi aku tak begitu peduli. Dan lagi, akhirnya aku mengingat nama siswi baikku ini.

Namanya...

Tiba-tiba tangan dari belakang menutup hidung dan mulutku.Aku membelalakkan mataku dengan sapu tangan. Membekapku kuat. Aku yakin, tangan laki-laki inilah yang membekap mulutku. Aroma menyengat namun menenangkan menyeruak masuk langsung ke hidungku. Terasa tenang, namun membuat hasrat ingin menutup mataku menjadi lebih kuat. Astaga... apa ini...

Beberapa menit kemudian pandanganku kabur dan semua jadi gelap.

Apa aku tertidur?

~~~

Once Upon a Time (Dahulu Kala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang