Bagian 1

152 50 11
                                    

Jam baru menunjukan pukul tiga dini hari sedangkan Dhea sudah bangun karena mendengar suara Ibunya yang sedang memasak makanan untuk dijual setiap paginya. Dhea berjalan kearah dapur dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka terlebih dahulu, selepas mencuci muka, Dhea mendekat kearah Ibunya "Ibu..." sapa Dhea.

Ibunya-Ayu menengok ke belakang menampilkan wajah yang kelelahan akibat kurang tidur, Ayu tersenyum sambil mengusap kepala Dhea dengan lembut "Kamu kenapa bangun jam segini? Masih jam tiga loh nak, tidur lagi aja nanti Subuh Ibu bangunin Dhea."

Dhea menggelengkan kepala. "Gak mau, Bu, Dhea mau bantu Ibu aja." Sementara tangannya memegang pisau, Dhea menatap Ayu. "Ibu kayaknya capek ya, Bu? Ibu duduk aja dulu biar Dhea yang gantiin Ibu." Lantas Dhea mulai sibuk memotong wortel.

Ibu merebut kembali pisau yang dipegang Dhea "Ehh gak usah Dhea, biar Ibu aja. Kalau kamu gak mau tidur lagi lebih baik kamu belajar supaya kamu lebih pintar."

Dhea mengerucutkan bibirnya yang jadi semakin imut, lalu pergi ke kamar untuk mengambil buku sejarah dan kembali lagi kedapur "Kalau gitu, Dhea mau temenin Ibu aja disini. Nanti, kalau Ibu butuh bantuan Ibu panggil Dhea aja ya, bu." Ucap Dhea yang kemudian duduk.

Ibu menganggukan kepalanya "Iya, nak."

---

Dhea Aninda Putri yang biasa di sapa Dhea memiliki mata yang bagus berwarna coklat, mata yang agak sipit, hidung kecil tetapi mancung, bibir kecil, rambut hitam sepunggung, tinggi badannya kurang lebig 160cm, kulit kuning langsatnya yang membuat Dhea semakin Cantik dilihatnya, Dhea berasal dari keluarga sederhana yang sangat menyayanginya, Ayu dan Pandu-Ayahnya. Walaupun berada dikeluarga yang sederhana Dhea tetap merasa sangat bahagia karena kasih sayang Ibu-Ayahnya tidak akan pernah habis untuknya.

Tak terasa waktu sudah menunjukan waktu pukul empat pagi, suara adzan pun berkumandang dengan lantang. Dhea menutup bukunya meminta izin untuk mengambil wudhu dan salat "Ibu.. Sudah subuh Dhea mau salat sekalian mau siap siap berangkat sekolah, Ibu jangan lupa sholat juga ya." Sambil mengambil tangan Ibu dan menciumnya "Iya nak, Ibu juga mau salat sekarang".

Lalu Dhea pun bergegas untuk Salat. Setelah semuanya selesai, Dhea yang sekarang sudah menggunakan seragam sekolah kebanggaannya itu menuju ke meja makan yang sudah ada Ayah dan Ibunya.

"Selamat pagi Ayah.. Selamat pagi Ibu.." sapa Dhea.

"Selamat pagi juga anak Ayah yang cantik." Balas Pandu sambil meminum kopinya.

"Selamat pagi juga anak Ibu tersayang." Balas Ayu sambil mengambil sarapan untuk Pandu dan Dhea.

Dhea mengambil piring dari Ibunya lalu memakan sarapan tersebut "Ibu nasi gorengnya masih ada? Dhea mau bawa bekal buat disekolah nanti."

"Ada kok nak, nanti Ibu siapkan ya. Kamu habisin aja dulu sarapannya"

"Oke, bu."

---

Sarapan Dhea sudah selesai, Dhea berjalan keluar untuk memakai sepatunya, saat sedang memakai sepatunya Ibu menyerahkan kotak nasi merk tupperware berwarna biru itu ke Dhea "Ini nak bekalnya, jangan lupa dimakan ya."

Dhea mengambil bekal tersebut kemudian dimasukan kedalam tas nya "Kalau gitu Dhea berangkat ya bu, Assalamualaikum" pamit Dhea sembari mencium tangan Ibunya, "Ayah.. Dhea berangkat ya, Assalamualaikum" teriak Dhea dari luar pintu.

"Iya nak kamu hati-hati." Balas Ayah yang sedang ada di dalam.

"Hati-hati ya nak, belajar yang rajin. Ibu sayang sama kamu." sambil mencium kening Dhea.

☆☆☆

Dhea sudah berada di sekolah kebanggaannya ini, pada pukul enam lewat lima belas, sekolah yang sudah satu tahun diduduki, Dhea sakarang sudah masuk tahun ajaran baru dan itu berarti Dhea sudah naik kelas menjadi kelas XI.

"Masih jam segini, aku mau liat mading aja deh cari kelas." gumam Dhea.

Dhea terus berjalan kearah mading sambil bersenadung kecil
Ooh cinta bisa membuatmu menangis
Bisa membuatmu terawa, juga membuatmu belajar dewasa, alunan lagu dari The Overtunes menemaninya menuju ke Mading.

Dhea sudah sampai di mading, dan mencari namanya tersebut.

13. Dhea Aninda Putri | XI IPS II

💚💚

Bekasi, indonesia. Minggu, 24 September 2017.

LovenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang