Bagian 5

86 34 8
                                    

Rendy berlajan menuju kelasnya yang ada di lantai dua, dia sedikit tergesa-gesa karena tidak sabar ingin berkenalan dengan Dhea yang membuatnya penasaran.

Ketika sudah sampai didepan pintu, Rendy langsung dihadiahi pandangan yang menarik, melihat seorang perempuan duduk dibarisan pertama, tidak ada orang dikelas ini, hanya ada Dhea yang sedang menunduk dan membaca buku yang Rendy pun tidak tahu judulnya itu apa, ada sedikit anak rambut yang menghalangi Rendy untuk melihat wajah manisnya itu, kadang-kadang ekspresi wajahnya tersenyum, kadang-kadang keningnya mengerut. Dan itu yang membuat Dhea semakin cantik dipandangan Rendy.

Rendy pun tersenyum berjalan kearah Dhea dan duduk disebelah Dhea dan merentangkan kedua tangan dibelakang kursi Dhea, "Hai." Sapa Rendy.

Dhea bergeming.

"Hallo."

Dhea masih saja sibuk membaca seolah-olah tidak mendengar apapun.

"Lagi baca apa sih? Serius banget?"

Hening.

I'm the one yeah (that's right)
I'm the one yeah
I'm so sick of all those other imitators
Don't let the only real one intimidate you
See you watching runnin' outta time now

Dhea menengok mendengar ada orang yang bernyanyi disampingnya. "Berisik, kalau mau nyanyi dipanggung, jangan disini ganggu konsentrasi orang lagi belajar."

Rendy mengulurkan tangannya dan memasang muka semanis mungkin "Gue mau kenalan sama lo."

"Kamu gak liat aku lagi belajar?" Tanya Dhea.

"Kan gue cum-"

Teeeeett!! Teeettt!! Teeett!

Omongan Rendy terpotong karena mendengan bel berbunyi, Rendy bangun dari kursi "Nanti pulang sekolah jangan kemana mana dulu gue mau kenalan sama lo."

☆☆☆

Dhea dan Indah sudah ada di koridor kelasnya, sudah saatnya pulang sekolah.

"Hari ini ke mall yuk, ada banyak film baru, sayang lho kalau gak nonton." Seru Indah.

"Gak bisa, hari ini aku ada eskul drama, soalnya mau lomba. Jadi harus banyak latihan." Tolak Dhea.

Indah cemberut "Yaudah deh gapapa, tapi lain kali lo harus ikut ya! Gue pulang duluan kalau gitu, see you Dhea." Sembari melambaikan tangan dan meninggalkan Dhea sendirian.

Dhea berjalan kearah ruang drama, setelah sampai sudah banyak orang disana termasuk Johan.

Acara latihan pun dimulai, Dhea mengajarkan adik-adik kelas mereka bagaimana cara berakting sedih, senang, marah, dan sebagainya.

Tidak jarang juga Dhea mengeluh karena orang yang di ajarkan Dhea tidak cepat tanggap, oleh karena itu Dhea harus extra sabar mengajar adik-adik kelasnya itu.

Setelah Dhea mengajarkan beberapa anak murid baru, Dhea duduk sambil memperhatikan anak - anak yang sedang latihan drama, "Hai." Sapa Fikri-ketua eskul Drama, "Ehh, hai juga kak, ada apa?" Tanya Dhea.

"Gak apa-apa kok, nanti pulang sama siapa?"

"Aku pulang sendiri kak, naik angkot atau enggak bus."

"Pulang sama gue aja mau gak?" Tawar Fikri.

"Gak usah kak, aku udah biasa pulang sendiri. Gak mau ngerepotin juga, lagian arah rumah kita kan beda."

Dhea memang sudah pernah ke rumah Fikri, tapi jangan salah sangka dulu lho ya, Dhea ke rumah Fikri karena ada proposal yang harus dibuat, lagipula gak cuma Dhea aja kok. Ada banyak teman teman eskulnya yang lain.

LovenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang