Bagian 11

22 8 1
                                    

Happy Reading Guys!!

Bel istirahat telah tiba, semua murid berjalan keluar kelas menuju untuk mengisi perut yang meronta-ronta minta diisi, dan ada yang berkumpul bersama teman-teman lamanya, ataupun hanya tebar-tebar pesona saja.

Begitu juga dengan kelas XI IPS 2, "ayok, Dhe, gue laper nih," ajak Indah. Dhea menggelengkan kepalanya, "nggak Ndah, aku disini aja." Tolak Dhea halus.

Indah berdecak lagi-lagi seperti itu jika ingin mengajak Dhea ke kantin, dan Indah pun selalu pergi ke kantin sendiri, walaupun kadang-kadang perginya bersama teman Indah yang lainnya. Tapi Indah merasa lebih enak dengan Dhea, lebih bisa mengeskpresikan dirinya dengan Dhea, dan sekarang itu tidak akan pernah terjadi! Indah mempunyai cara agar Dhea bisa ikut makan di kantin bersamanya.

"Yakin nggak mau?" Tanya indah, Dhea menggangguk mantap, "yakin, Ndah."

"Lo juga yakin nggak penasaran sama yang kasih cokelat itu?" Ucap Indah.

Dhea mengerutkan dahi, "maksud kamu?" Tanya Dhea. "Ck! Kalau lo mau ikut gue ke kantin, nanti lo bisa tanya sama Davin tentang cokelat itu, tadi kan dia belum sempet ngomong apa-apa gara-gara si Bayu,"

"Tapi Ndah aku takut,"

"Udah tenang aja, nanti gue yang tanya ke dia. Makanan juga nanti gue yang pesenin, udah selow aja." Ucap Indah.

"Ya udah deh, yuk." Ajak Dhea.

"Nah gitu dong, ini baru sahabat gue, hehe." Ucap Indah senang.

Mereka berdua pun pergi ke kantin, sesampainya di kantin, Indah mencari tempat duduk yang kosong, tapi sayangnya semua bangku terisi penuh. Indah mencari orang yang dia kenal, ada satu meja tersisa dua kursi, sepertinya cocok untuk mereka berdua, walaupun Indah harus memberanikan diri meminta izin sama empunya tempat duduk itu.

"Halo gengs!" Sapa Indah sedikit kaku, "eh Neng Indah, ngapain kesini? Kangen sama Abang ya?" Goda Bayu, yak betul sekali. Indah menghampiri meja Rendy dan kawan-kawannya tersebut.

Indah mengabaikan ucapan Bayu, "gue boleh gabung disini nggak? Mejanya udah pada penuh semua nih," tanya Indah yang mukanya sedikit di melas-melaskan.

Rendy sedari tadi hanya memperhatikan Dhea yang terus-menerus menunduk.

Nunduk mulu, emang ada duit jatuh apa ya, heran. Batin Rendy.

Rendy melirik Indah, "yaudah duduk aja," kata Rendy.

"Beneran nih Ren?" Tanya Indah antusias.

"Iya duduk aja," lanjut Davin.

Indah menengok kearah Dhea, "nah karena udah dibolehin duduk sama orang-orang ini," Indah menarik Dhea agar duduk dibangku yang kosong tersebut. "Lo tunggu sini ya, gue yang pesen makanannya," ucap Indah sambil berjalan ke penjual Bakso.

"E-eh, Indah aku ikut aja," Indah menengok, "emangnya lo bisa?" Cibir Indah. "Udah gue aja, lo Bakso sama Es Teh Manis aja, ya." Kata Indah.

Dhea hanya mengangguk.

Dhea bingung harus bagaimana sekarang, Dhea sudah mengetahui semua nama cowok-cowok tersebut, tetapi hanya tahu muka dan namanya saja. Dan diantara keempat cowok tersebut yang paling Dhea kenal hanyalah Johan, tapi Johan kelihatannya juga cuek-cuek bebek saja. Seperti tak mengenal Dhea, Dhea memaklumi itu, pasalnya Johan memang yang lebih pendiam dan dingin diatara keempat cowok tersebut.

"Dhe? Dhea? Lo denger gue ngomong gak?" Tanya Indah yang sudah selesai memesan makanan tersebut.

"Ah iya kenapa?" Tanya Dhea.

LovenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang