Bagian 2

97 46 21
                                    

"ABANG BANGUN!!! UDAH JAM TUJUH!!!" Refani atau yang sering dipanggil Fani-Adik Rendy terus teriak dan menggoyang goyangkan tubuh sang kakak yang masih saja terbalut selimut tebal.

"ABANG BANGUN ABANG MAU SEKOLAH GAK SIH!!! MAMAH!!! ABANG GAK MAU BANGUN TUH!!"

Dengan mata yang belum terbuka semua, Rendy bangun dan mendudukan badannya dikasur kemudian bersandar pada dinding kasur "Ck! Bawel banget sih dek, iya ini Abang bangun."

Fani yang tidak suka ketika ada yang memanggilnya bawel langsung teriak "MAMAH ABANG KATAIN ADEK BAW-" Reyhan melototkan matanya sambil menutup mulut sang adik.

"Kamu berisik bang-"

Mamahnya-Revita-datang kekamar Rendy kemudian membuka pintu, Rendy pun langsung melepaskan tangan yang sedang menutup mulut Fani "Ada apa sih sayang, kok teriak-teriak?" Tanya mamah ke Fani.

"Ini mah masa Aba-"

"Lah ko Abang sih?" Rendy yang tidak terima jika disalahkan langsung mengelak "Udah sana.. Mamah sama Adek keluar, Abang mau mandi." sembari mendorong pelan adik dan mamahnya keluar dari kamarnya tersebut.

"Jangan lama-lama nanti kamu telat."

"Iya, mah."

Rendy pun berjalan kekamar mandi dan bersiap siap.

---

Rendy Arya Saputra yang biasa dipanggil Rendy, mempunyai wajah yang bisa dikatakan tampan, alis hitam nan tebal, warna mata hitam pekat, matanya belo, hidung mancung bak perosotan tk, tinggi sekitar 176cm, kulitnya putih, bibir tebal tapi berwarna pink, Rendy hidup dikeluarga kaya, keluarga yang sangat menyayanginya walaupun Rendy sedikit agak bader tapi kedua orang tuanya memaklumi Rendy, kalau kata Papahnya 'gak apa apalah, Rendy bader, papa juga dulu kaya gitu.'

Rendy turun dari kamar menuju ke meja makan lalu mengambil susu coklat dan langsung meminumnya.

"Sarapan dulu, Ren." Titah Revi.

"Gak usah mah, Rendy sarapan dikantin aja udah jam tujuh." Mengambil tangan Mamah lalu menciumnya "Loh kata siapa sekarang jam tujuh? Sekarang itu masih jam enam, Rendy lebih baik kamu sarapan dulu."

"Jam enam mah?" Tanya Rendy.

"Iya, emang kamu gak liat jam dikamar?" Tanya balik Revi.

"Kata Adek sekarang jam-- wahh kamu nipu Abang ya?" Tanya Rendy sambil menyipitkan matanya ke sang Adik.

Fani yang pura-pura tidak tahu langsung membantah "Dih enggak!"

"Hayo ngaku."

"Enggak! Abang kali tidurnya ngigo, aku bilang kan udah jam enam, Bang. Bukan jam tujuh." jawab Fani sambil memakan rotinya.

"Tap-"

"Udah-udah sekarang mending kamu sarapan dulu." sela Revi.

Rendy berdecak, "Abang berangkat sekarang aja deh, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, hati hati bang."

☆☆☆

Rendy memarkirkan motor kesayangannya tepat diparkiran sekolah, Rendy mengaca di kaca spion sambil membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan akibat terkena angin "Gila gue ganteng banget," batin Rendy. Rendy terkikik geli menuturkan kata-kata tersebut.

Rendy melihat arloji berwana hitam, selaras dengan kulit putihnya yang berada di tangan kiri tersebut "Masih jam setengah tujuh, gila pagi banget gue datengnya," gumam Rendy.

Rendy berjalan kearah gedung sekolah sesekali melihat kiri dan kanan yang sudah banyak siswa-siswi berkeliaran diarea sekolah, bel masuk masih 45 menit lagi, Rendy pun membelokan badannya ke arah kantin.

"WOY RENDY!" Merasa namanya dipanggil Rendy menengok ke arah belakang dan menemukan sosok sahabat kecilnya tersebut.

"Yoi wassup bro! Apa kabar lo? Enak ya liburan di Bali."

Davin-sahabat kecilnya itu hanya mengeluarkan cengiran yang amat lucu-menurut para cewek disekolahnya- "Gila coy, enak banget dibali, gue liatnya yang bening-bening terus disono, udah gitu ya gue liat para turis pakek bikini doang bikin gua lupa pulang coy!" Cerocos Davin.

"Emang kebiasaan lo itu mah."

"Hehehe."

"Mana oleh oleh buat gue?" Tangannya meminta ke arah Davin.

Davin membuka seleting tas dan mengeluarkan plastik berwarna hitam, menutup kembali seleting tas tersebut dan menyampirkannya kebahu kanan.

Davin memberikan plastik tersebut kepada Rendy "Nih buat lo, gue beli ini limited edition, lo pasti suka sama barang yang gue kasih." Ucap Davin bangga.

"Wihh thank you bro! Emang lo sahabat paling the best!" Puji Rendy.

"Yeh giliran dikasih apa-apa langsung deh puji-puji"

Rendy terkekeh kemudian membuka plastik tersebut, Rendy terperangah saat melihat isi plastik tersebut, Rendy menengok ke Davin "Lo serius kasih gue ini?" Tanya Rendy yang tidak percaya.

Davin mengangguk mantap.

Rendy mengeluarkan barang tersebut "Lo kasih ke gua yang kayak gini?"

Davin sekali lagi mengangguk mantap.

Rendy melotot "Lo gila? Lo kasih gue tas selempang warna pink gini? Ini mah mending gue kasih ke emak gue aja."

Davin terbahak melihat ekspresi yang ditunjukan oleh Rendy "Gue bercanda Ren, punya lo ada dirumah gue, ini buat gebetan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Davin terbahak melihat ekspresi yang ditunjukan oleh Rendy "Gue bercanda Ren, punya lo ada dirumah gue, ini buat gebetan gue."

Rendy melemparkan tas tersebut dan berhasil ditangkap oleh Davin, Rendy buru meninggalkan Davin yang masih tertawa ngakak oleh ulahnya tersebut.

Serasa sudah selesai tertawanya Davin mengelap sudut matanya yang sedikit berair, dan memasukan kembali tas selempang ke tas sekolahnya. Kemudian menyusul Rendy yang berlajan ke arah kantin.

"Woy tungguin gue!" Teriak Davin sambil berlari mengejar Rendy.

💚💚💚

Bekasi, Indonesia. Minggu, 24 September 2017

LovenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang