Bagian 3

73 44 15
                                    

Rendy sudah sampai di kantin dengan makanan yang sudah ada di mejanya tersebut, sedang lagi asik mengunyah makanannya, teman teman Rendy, Bayu-Johan datang menghampirinya.

"Woy Ren, masih pagi udah ngantin aja lo, lo pasti gak sarapan dirumah ya?" Sapa Bayu.

Rendy hanya mengangguk samar.

"Liburan kemana lo?" Tanya Bayu

"Kerumah oma gue di Semarang."

"Lo gak bawa oleh oleh buat gue sama Johan?"

"Ambil aja dirumah nanti."

"Oke kalo gitu."

Selang beberapa menit Davin datang kearah mereka bertiga kemudian duduk dan langsung meminum minuman Rendy sampai habisa tak tersisa.

"Minuman gue, tuyul."

"Lo kan kaya nanti beli lagi lah, hehe."

Rendy hanya memutar bola mata dan kemudian melanjutkan makan yang tertunda itu.

"Lo pesen es teh gih, ke bu Hani, lo berdua mau gak? Kalo mau sekalian aja." Mengeluarkan selebar kertas berwarna hijau dan menyerahkan kearah Davin.

"Gue kopi aja." Sahut Bayu.

"Lo?" Tanya ke Johan

"Samain aja."

"Oke." Davin pun langsung bergegas kearah warung bu Hani.

---

Bel masuk berbunyi Rendy dan ketiga temannya bangkit dari kursi langsung berjalan keluar kantin. Mereka membentuk formasi berjajar menyamping membentuk satu shaf jikalau ada orang yang lewat bukan mereka yang harus minggir, tetapi orang tersebut yang harus menyingkir.

Oleh karena itu, mari kita deskripsikan ketiga temannya tersebut.

• Davino Fabian Prasetya ( Davin )
Ganteng ✔
Baik ✔
Setia kawan ✔
Ramah ✔

• Bayu Kahfi Wijaya
Ganteng✔
Manis ✔
Paling rame ✔
Setia kawan ✔

• Johan Qatar Putra
Ganteng✔
Dingin✔
Setia kawan ✔
Pekaan✔

Mereka berempat selalu digilai para cewek, apalagi Rendy jangan ditanya cowok yang satu itu deh, udah jadi most wanted Di sekolah.

Tapi minusnya Rendy itu ya gitu, tukang gombal sana-sini. Tapi tenang aja kok, dia setia sama satu cewek.

"Kita kira-kira sekelas lagi gak ya?" Tanya Bayu.

"Ya mudah mudahan aja sekelas." Balas Davin cepat.

Mereka berjalan kearah mading dan melihat nama mereka yang tertera dimading tersebut, "Untung mading sepi, kalau kagak gue males banget harus desek-desekan cuma buat liat nama." Kata Bayu.

Yang lain mengangguk setuju.

Mata Bayu yang sibuk mencari namanya kemudia berhenti di salah satu lembar kertas

10. Bayu Kahfi Wijaya | XI IPS II

"Woy gue masuk kelas IPS II nih, ada nama lo, lo juga."

Mendengar itu mereka langsung meyerbu dan melihat nama mereka dikertas itu.

12. Davino Fabian Prasetya | XI IPS II

17. Johan Qatar Putra | XI IPS II

30. Rendy Arya Saputra | XI IPS II

"Akhirnya kita sekelas lagi!!" Seru Davin dan Bayu bahagia.

"Jangan bangak omong bel dari tadi bunyi ayo cepet kekelas nanti kena hukum guru, kan gak lucu baru masuk udah kena hukum." Johan bernasihat.

"Yaudah ayo jalan." Ajak Rendy.

☆☆☆

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum." Salam Rendy mewakili ke tiga temannya.

"Waalaikumsalam." Balas teman dan guru yang ada di kelas tersebut.

"Dari mana kalian?" Tanya bu Tuti.

"Kita abis cari nama kita bu gak ketemu-temu." Balas Rendy.

"Emang kamu carinya dimana?"

"Dikelas IPA bu hehe." Sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

Bu Tuti hanya menggelengkan kepala melihat anak muridnya yang seperti ini "Yaudah hari ini saya maafkan, tapi besok-besok jangan harap kamu bisa masuk kelas."

Rendy memberika hormat kepada bu Tuti "Siap, Bu!"

"Kalian masuk sekarang cari tempat yang kosong."

"Oke bu."

Saat mereka masuk kelas hampir semua cewek gaduh melihat empat cowok yang datang kekelas mereka, bangga karena ada empat cowok ganteng akan menjadi kawan mereka. Dan ada juga cowok yang ikutan nyinyir karena merasa ketampanannya dikalahkan oleh mereka berempat.

"Aaa Rendy ganteng banget."

"Gue harus jadian sama Davin!"

"Bayu senyumnya manis banget gilaa."

"Johan dingin dingin cool aw."

"Alay lo pada! Masih gantengan gue juga."

Semua cewek langsung menyurakinya dan ada juga yang bergidik ngeri ingin muntah karena mendengan celotehan salah satu cowok-Abel.

Dan masih banyak lagi percakapan tersebut.

Mereka berjalan mencari tempat yang kosong, tidak sengaja Rendy melihat cewek menunduk sembari menulis catatan yang kasih oleh bu Tuti dan tidak terpengaruh oleh mereka berempat "Aneh, biasanya cewek-cewek kalau liat gue sama temen-temen gue langsung teriak ko ini malah cuek aja ya. Eh apaan sih kenapa juga gua mikirin tuh cewek." batin Rendy sembari menggelengkan kepalanya.

Melihat Rendy yang masih berdiri sambil geleng geleng, bu Tuti langsung menghampiri Rendy "Kamu kenapa masih berdiri disitu? Sambil geleng-geleng lagi." Tanya bu Tuti.

"Ah enggak bu, cuma agak pusing aja."

"Kamu sakit? Ke UKS aja kalau gitu."

"Gak usah bu, saya mau belajar aja." Elak Rendy pencitraan.

"Yaudah kalau gitu duduk."

Rendy mengganguk sekali lagi melihat kearah cewek itu, cewek itu mendongakan wajahnya ke depan, tidak sengajak mata mereka bertemu, 3 detik kemudian cewek itu mengalihkan tatapan kearah lain.

"Itu siapa?" Batin Dhea.

"Gila, cantik banget." Batin Rendy.

Rendy pun berlalu dan berjalan kearah bangku kolom pertama dan baris kelima, duduk dibangku, Rendy sebangku dengan Davin, sedangkan Bayu sebangku dengan Johan.

"Baik anak anak kita lanjutkan pelajaran sejarah ini, bukan bab pertama tentang masa kolonialisme-imperalisme diindonesia."

Semua fokus mengikuti pelajaran sejarah tersebut.

💚💚💚

Bekasi, Indonesia. Minggu, 24 September 2017

LovenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang