14-Mukanya Ilang

1.1K 85 3
                                    

=====
22.30

Malam mulai menyapa, namun kantuk tak kunjung datang juga. Saghara terus bergulang-guling tak karuan di atas kasurnya, sedari tadi matanya enggan terpejam pula, padahal tubuhnya sudah sangat lelah meminta di istirahatkan.

Malam tadi team-nya baru saja memenangkan laga melawan Bration FC dengan skor telak 3-0, cukup memuaskan meskipun dia hanya bisa menyumbang satu goal saja, dan 2 goal lagi di sumbangkan oleh Egy, partner satu kamarnya itu benar-benar menunjukan taringnya pada laga malam tadi.

Ah iya tentang seminggu yang lalu saat tangan lemes Egy dengan mudahnya memberikan nomor Whatsapp kepada Sarah, benar apa yang selama ini dia duga ponselnya menjadi lebih ramai dan berisik, karena banyak Direct Message dan pesan Whatsapp yang gadis itu kirim, tapi entah ada dorongan darimana juga dia mau membalas pesan dari Sarah yang melalui Whatsapp.

Ngomong-ngomong soal Sarah, gadis itu sudah berangkat 3 hari yang lalu ke Singapure untuk kompetisi Karatenya, Saghara sempat terkejut saat Sarah memberitahukannya secara mendadak, ia merasakan sebagian hatinya tidak terima, kenapa Sarah tidak bercerita dari awal tentang kompetisinya itu.

Bukannya selama ini gadis itu selalu mengirim pesan yang tidak jelas setiap hari, tapi kenapa gadis itu tidak memberitahunya, namun lagi-lagi dia harus sadar dia tidak ada hubungan apapun dengan Sarah, hanya sebatas penggemar dengan idola.

Terdengar aneh memang, jika kita sering melihat, penggemar yang begitu suka pada idolanya dan berharap lebih, tapi beda halnya dengan Saghara, dia malah merasakan kebalikannya.

Sarah juga sekarang sudah mulai berani mengajaknya untuk ber-video call, dan Saghara pun mau-mau saja, benar-benar sebagian hatinya sudah diambil oleh gadis itu.

Saghara kembali merubah posisi tidurnya, lalu mengambil ponsel kekiniannya, jam dilayar ponselnya sudah menunjukan pukul 22.45, kemudian dia mendesah pelan.

"Sarah pasti udah tidur." Gumamnya pelan.

Tring!!!

Layar ponselnya menyala menampilkan sebuah pesan yang berasal dari Whatsapp.

Sarah Amila

Hanis udah tidur kah?.-.

Tutup                 Baca

Saghara mengernyitkan dahinya, gadis ini belum tidur?

Sarah Amila

Hanis belum tidur?.-.     22.47

Belum tidur sih?     22.48 ✔✔ 

Hehe iya gak bisa tidur hanis😢     22.48

Tidur Rah, besok masih ada jadwal kompetisi kan?      22.49✔✔

Iya sih, tapi nggak bisa tidur:((     22.49

Hanis vidcall kuyy😊😊😊     22.50

Panggilan Video Whatsapp
Sarah Amila
Memanggil

Panggilan Video WhatsappSarah AmilaMemanggil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📞                                  📞

Belum sempat dia membalas pesan, gadis itu sudah mengajaknya untuk ber-video call. Saghara meraih headseat yang berada tak jauh darinya, lalu dia pasangnya.

Dia menekan tombol hijau dengan gambar gagang telfon itu. Dia mendengar suara kasrak-kusruk dari sana.

"Hai hanis!" Sapa Sarah dengan senyum sumringah begitu jelas di layar ponselnya, Saghara hanya tersenyum tipis.

"Hanis kok gelap sih? Muka kamu mana?" Sarah terlihat mengeryitkan dahinya, membuat Saghara tersenyum geli.

Jelas gelap karena lampu kamarnya ini tiap kali semua penghuni akan tidur lampu selalu di matikan.

"Hanis mukanya mana ih!" Sarah terlihat kesal karena di layar ponselnya menampilkan warna hitam, tidak menampilkan wajah manis pujaannya ini.

"Ada di sini Rah," sahut Saghara sambil terus mengamati wajah gadis bermata belo itu di layar ponselnya.

"Mana? Gelap ini!" Sarah mengerucutkan bibirnya.

Saghara tersenyum geli, "Lampu kamar di matiin."

"Ih kok di matiin sih? Nyalain dong! Aku kan nggak bisa liat muka cakep kamu hehe," goda Sarah kemudian cengegesan, Saghara menggelengkan kepalanya sambil terus tersenyum geli, dalam sikon apapun seorang Sarah pasti saja selalu menggodanya.

"Nggak bisa, nanti anak-anak pada bangun."

"Ih taunya gini, mending aku tidur aja!" Sarah menampilkan muka sebalnya.

"Yaudah sih tinggal tidur aja," sahut Saghara dengan enteng.

"Dih gitu!"

"Ya terus?"

"Yaudah tapi nyanyiin lagu ya?"

"Lagu?"

"Lagunya Payung Teduh yang Akad itu, tau kan?"

"Tau,"

"Yaudah nyanyi," Sarah tersenyum girang disana

"Nggak, udah sana tidur."

"Nyanyi dulu,"

"Nggak."

"Nyanyi nggak?!" Ujar Sarah dengan wajah sebalnya.

"Nggak!"

"Hanis!"

"Tetep nggak!"

"Hanis, kamu tuh pelit bang…,"

"Bila nanti saatnya t'lah tiba
Kuingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana-kemari dan tertawa🎶"  Saghara mulai menyanyikan beberapa bait lirik dari lagu Akad yang dia hafal, membuat Sarah langsung kicep dan menganga di sana.

"Ghar suara lo nggak enak, nggak usah nyanyi lah!" Suara dengan aksen Medan itu dari atas ranjangnya.

Dan secara reflek dia menendang kasur yang berada diatasnya, yang ditempati oleh Egy.

"Sialan!" Langsung disambut oleh tawa kecil dari Egy.

=====

Unexpected Meeting [Hanis Saghara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang