23-Where Are You Hanis?

1K 84 3
                                    

Yuhuuu gua kambek hehew😄 masih ada yang melek?

Btw seneng banget gua hari ini, tadi siang Hanis bisa jebol gawang lawan hahay, jebol gawang lawan aja bisa masa jebol hatiku enggak eaaak😂😂

Budayakan vote comment ya gaess😊

Happy reading~

===
12.05

Genap 3 hari sudah Saghara benar-benar tidak memberinya kabar satu pun, setengah pun tidak, oke ini ngawur. Sarah bahkan sampai uring-uringan sendiri, apa maunya lelaki manis itu? Kalau mau sudahan, ya sudah tinggal bilang saja, tidak perlu menghilang segala, meskipun sebenarnya ia tidak mau dan jangan sampai terjadi.

Mau dapetin cemewew macem Saghara di mana lagi coba?

Benar-benar semua pesan, semua chatting, semua telepon yang di tujukan kepada lelaki itu tidak ada satu pun yang di jawab.

Apa Hanis punya yang lain? Pikirnya.

Jangan! Jangan sampe! I'm the only one in him heart! You pepet? I'll kill you. Batinnya sambil menggeleng-gelengankan kepalanya, berusaha menghalau pemikiran yang membuat suasana hatinya semakin galau.

Kalau di suruh mendengarkan lagunya EXO-Miracle In December, mungkin Sarah sudah bermewek-mewek ria.

"Heh!" Sarah tersentak saat merasakan pundaknya di tepuk, ia mengangkat wajahnya yang tidak ia sadari kalau ternyata sedari tadi dirinya terus menunduk, astaga bisa-bisanya ia melamun di tengah ramainya kantin sekolah.

"Sarah kau sehat kan?" Sarah langsung mengalihkan pandangannya kearah sumber suara yang tak lain, itu Ria yang duduk tepat di hadapannya bersama Rumi.

"Sehat lah, emangnya kau! Nggak waras wahahaha." Sahut Sarah kemudian tertawa dengan mulut menganga lebar, membuat Rumi maupun Ria mengerutkan dahinya sambil menatap malas kearah gadis itu.

Nggak bisa cantik dikit apa? Udah koslet kayanya nih cewek.

"Lo kenapa sih? Tadi ngelamun nggak jelas, nunduk-nunduk kaya ayam abis nelen karet, abis itu ketawa-ketawa, nggak jelas di mana yang lucunya." Ujar Ria kemudian menyantap gorengan sosis, otak-otak, bintang dan kawan-kawannya yang dia pesan.

Sarah mengarahkan telunjuk kearah hidungnya sendiri, "gua? Kenapa?" Rumi dan Ria mengangguk, "gua juga nggak tau." Lanjut Sarah sekenanya.

Secara kompak Rumi dan Ria memutar bola matanya.

"Oh tau-tau," Rumi mengangguk-ngangguk. "Lo pasti abis di putusin Saghara, gara-gara pas malem itu lo selingkuh, jalan sama Rengga ya kan?" Lanjut Rumi dengan kejam membuat Sarah langsung terbelalak. Yang benar saja!

Rumi ini sudah berkali-kali ia bilang kalau dirinya dengan Rengga malam itu pure hanya sebatas jalan bukan ada hubungan terselubung. Ya memang di saat malam itu mereka tidak sengaja berpapasan dengan Rumi yang kebetulan ingin masuk sementara dirinya keluar, dan di situlah Rumi langsung mencecarnya dengan banyak pertanyaan, bahkan ia belum sampai rumah pun notif ponselnya sudah penuh oleh cuapan Rumi untuknya.

Sudah sempat ia luruskan, tapi yang namanya Rumi ya tetap Rumi, selalu saja di bahas sebelum bosan. Sarah tahu pasti kalau itu hanya sebuah banyolan semata.

"Heh! Harus gua jelasin berapa kali! Gua nggak selingkuh astagaah." Sarah menatap jengah kearah Rumi.

"Cewek sama cowok jalan bareng, sementara si cewek udah punya cowok sendiri itu namanya apa kalo bukan selingkuh, iya nggak Ri?" Ucap Rumi mengajak Ria berkonspirasi.

Ria mengangguk-nganguk, "betul! Kalo gua jadi cowoknya sih udah gua putusin deh, secara kan kita di sini udah mati-matian menjaga kesucian cinta berdua, sementara yang si pacar asik haha hihi sama yang lain."

Sarah mengerang menutup wajah dengan kedua tangannya, bisa-bisa mereka berdua kembali bersekongkol untuk membuatnya kesal.

"Ih! Gua bilang gua nggak selingkuh! Juga gua nggak di putusin sama Hanis, dia itu lagi marah sama gua, makannya gua uring-uringan kaya gini." Sarah nenumpuhkan dahi pada kedua tangannya yang terlipat di atas meja.

"Keputusan Saghara emang the best, ntar abis ini lo siap-siap deh buat di putusin sama dia ."

"Kalo nanti lo putus sama Saghara, gua siap gantiin."

Sarah langsung mengangkat wajahnya lalu menatap sengit kearah Rumi dan Ria yang kini sedang cekikikan ria.

"Mau gua corotin pake saos lo berdua?"

===
16.03

Selepas pulang sekolah Sarah langsung menuju asrama di maja Saghara berada, meskipun ingatnya samar-samar dengan jalan yang harus ia lewati menggunakan angkutan umum, dan kebetulan lagi ia bertemu dengan supir angkot yang membuatnya tersesat dan berakhir mempertemukan dirinya dengan Saghara, apakah ini jodoh?

Amit-amit!

Dan sampailah ia di sini, di depan asrama milik Rixton United, meskipun tadi ia sempat salah alamat beberapa kali, namun membuahkan hasil juga, yeaay!

Sarah melongok ke dalam melalu cela-cela pagar besi berwarna hitam dengan setengah bagian tertutup sebuah plastik tebal berwarna hijau kebiruan itu, terlihat sepi.

Sarah mengeluarkan ponsel dari sakunya, kemudian mengetik pesan untuk Saghara.

To : Hanis❤
Hanis, aku ada di depan, keluar dong tingtingting😉😉😉

Sarah kembali melihat kearah dalam sana, saat sudah 2 menit lebih, pesannya belum di balas juga oleh lelaki itu. Apa Saghara benar sudah tidak mau dengannya?

Sarah menunduk, menatap sepatu miliknya, di gesek-gesekan sepatunya itu di tanah menandakan kalau ia dalam keadaan gusar. Ia mengigit pipi bagian dalamnya, matanya yang sudah berkaca-kaca itu menatap layar ponselnya yang kini sedang berwarna hitam, berharap layar itu akan menyala, dan mendapatkan balasan dari lelaki berwajah manis itu.

"Hanis di mana sih?" Ujarnya lirih.

===

Unexpected Meeting [Hanis Saghara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang