15-Be My Girl?

1.4K 87 6
                                    

=====
19.45

Malam minggu, malam dimana para pasangan berbondong-bondong keluar untuk menebar kemesraan di depan umum, sementara jomblo hanya mampu meratapi nasib berdiam diri di kamar.

Tapi beda halnya dengan Sarah, meskipun dirinya menyandang status jomblo, tapi malam ini dia akan bermalam mingguan.

Malam ini dia di ajak keluar oleh Saghara, entah kemana. Dan entah setan apa yang membuat laki-laki jangkung itu mengajaknya keluar.

tiga hari yang lalu Sarah baru saja pulang dari Singapure untuk berkompetisi karate waktu lalu itu, namun sayang, dia pulang hanya membawa medali perak, meski belum bisa membawa medali emas. Tapi itu cukup memuaskan, meskipun dia hanya mendapat juara kedua setidaknya dia sudah berusaha semaksimal mungkin, dan bisa menjadi pacuan dia untuk kedepannya nanti agar lebih giat lagi.

Pandangannya tergerak pada jam tangan berwarna coklat yang melingkar manis di pergelangan kirinya, sudah menunjukan pukul 19.45, berarti 15 menit lagi Saghara akan sampai di sini, karena laki-laki menjanjikan akan datang pukul delapan malam.

Malam ini Sarah terlihat sederhana namun menawan, dia memakai skinny jeans dan blouse berwarna navy, dan tak lupa sepatu slip on berwarna senada dengan warna blouse yang dia pakai, tidak perlu menor hanya polesan bedak baby, lipbalm dan sedikit maskara, gadis bermata belo ini terlihat cantik.

Sarah beranjak bangun lalu menyambar sling bag favoritnya, kemudian melangkah keluar untuk turun kebawah, menunggu pujaannya datang.

Tapi sampai sekarang Sarah masih tidak menyangka dia diajak nge-date, ya nge-date, Sarah boleh bilang begitu kan? Selama ini Sarah cuma berharap bisa dekat dengan idolanya itu tapi sepertinya Tuhan bertindak lagi. Sang Maha membolak-balikan itu seolah membiarkan Sarah untuk bisa lebih dekat lagi dengan laki-laki itu.

Tapi dia tidak mau terlalu berharap banyak.

=====
20.16

Sebuah motor matic melaju dengan kecepatan sedang yang di naiki oleh dua sejoli ini terlihat begitu tenang dan sepi, seolah keduannya engga untuk memecahkan keheningan yang menenangkan ini.

Sarah maupun Saghara sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sarah dengan pikirannya yang terus menerus bertanya apakah ini nyata? Dia sedang tidak mimpi kan? Dan yang sedang menyetir ini beneran Saghara? Atau cuma orang yang mirip Saghara atau orang yang pakai topeng menyerupai Saghara? Entahlah Sarah sendiri bingung sekaligus senang diwaktu yang bersamaan.

Sementara Saghara terus fokus menyetir sambil terus menetralkan detak jantungnya yang terus berdebar kencang, satu minggu lebih tidak bertemu dengan Sarah memberikan efek sampai segininya saat mereka kembali bertemu. Padahal dulu, Sarah salah satu list hal-hal yang harus dia hindari, tapi berbeda dengan sekarang.

"Hanis nggak mau ngucapin selamat buat aku gitu?" Suara Sarah memecahkan keheningan diantara mereka berdua.

"Selamat buat apa?"

Sarah mengerucutkan bibirnya, apa Saghara lupa kalau dia baru saja pulang dari Singapure 3 hari yang lalu membawa medali, meskipun perak, dan Sarah pun sudah memberitahu laki-laki itu.

"Aku kan abis kompetisi, ya meskipun dapet medali perak sih hehe." Kata Sarah di iringi kekehan tidak jelas diakhir kalimat khas seorang Sarah.

"Oh kalau gitu selamat deh," ucap Saghara seadanya, langsung mendapat pukulan dari Sarah dibahunya, membuat motornya sedikit oleng namun dapat dikendalikan dan laki-laki itu meringis.

"Kenapa sih Rah? Untung nggak jatuh!" ujarnya sedikit kesal.

"Masa ngucapinnya gitu, nggak ikhlas banget!"

Unexpected Meeting [Hanis Saghara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang